Bab 4 pov kenza

Pagi kembali menyapa matahari tampak malu malu menampakkan diri.

Aku bergegas menyiapkan diri untuk memulai hari.

Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin itu harapan ku.

Aku berharap si bukit salju mulai mencair!....semoga saja.

Harapan yang setipis kulit ari... karena pada kenyataannya aku masih belum mampu mengencerkan salju yang membeku itu.

Usai sarapan aku pamit dan menyalami tangan kedua orang tua ku,aku bergegas berangkat menuju sekolah.

Setibanya di sekolah aku melihat Dinda sudah berdiri di ambang pagar dia menunggu ku di sana.

"Hai Din udah lama sampai???...tanya ku

"Enggak kok Ken aku baru aja nyampe" Jawab Dinda

Kami bergegas menuju Kelas dan duduk,

mata ku mulai memandang ke arah pintu dan sepertinya Dinda paham dengan apa yang aku pikirkan.

"Belum dateng Ken ga usah di tunggu nanti juga dia masuk." Ucap Dinda

"Hah ...apa sih Din." Aku mencoba menyangkal dan Dinda melihat ke arah ku dan tersenyum.

"Ken kamu tuh ga usah bohong aku tuh tau kamu lagi nunggu Azka kan?." Tebaknya.

"Deg" Kenapa Dinda bisa tahu...apa semenonjol itu perasaan ku hah...malunya.

"Ken...ga apa apa cerita sama aku siapa tau aku bisa bantu." Sambungnya.

"Kamu tuh ga bisa nutupin perasaan mu terus menerus, kamu harus mengungkapkannya keburu diambil orang lho!! nanti kamu nyesel kalau hatinya sudah di gaet orang."

Dinda sepertinya paham dengan perasaan ku aku pikir tak ada salahnya menceritakan nya pada Dinda toh kami sudah akrab dan ku nilai dia bisa menjaga rahasia.

Baiklah aku akan mengaku pada Dinda agar beban di hati ku ini sedikit berkurang.

"Baik lah Din aku akan cerita ke kamu tapi nanti setelah jam istirahat,kalau aku cerita sekarang waktunya nanggung bentar lagi jam masuk,ucapku dan Dinda mengangguk tanda setuju.

Tak lama terlihat para Siswa dan Siswi lain mulai datang,tak terkecuali dua sosok yang ku nanti mereka sudah berjalan ke arah ku untuk mengambil tempat duduk di Bangku mereka.

"Halo Ken.perasaan akhir akhir ini kamu semangat bener sekolahnya? tumben sepagi ini kmu sudah berada di kelas biasanya paling lambat datangnya syukur lah berarti sudah ada kemajuan.'' Cicit Exel panjang lebar.

Dan aku menanggapinya dengan senyuman karena Guru sudah masuk kelas itu tandanya jam pelajaran sudah akan dimulai.

...****************...

Bel istirahat berbunyi....dengan cepat aku membereskan buku dan memasukan nya kedalam tas

"Yuk Ken"!!!...ajak Dinda dan cepat aku berdiri dan hendak melangkah namun dengan sigap Exel mencekal tangan ku seperti nya dia bingung karena tidak biasanya aku pergi tampa mengajak nya.

"Mau kemana? kenapa buru buru emang nya gak mau ke kantin bareng aku?'' protesnya.

"Maaf ya Kak aku lagi ada janji sama Dinda,aku mau nemenin dia ke perpustakaan Dinda mau nyari buku di sana...Kakak duluan aja ke Kantin ...kalau udah selesai aku akan nyusul..ok Kak sampai nanti ya" Ucap ku dan bergegas pergi.

Aku dan Dinda menuju ke Perpustakaan dan kami mencari kursi paling pojok agar tidak ada yang mendengar cerita kami.

"Din aku sebenarnya bingung?" Ucapku memulai cerita..."Bingung? kenapa harus bingung sih Ken kan tinggal kamu samperin aja tuh si bukit salju dan bilang kalau kamu suka sama dia kan beres."

"Ga semudah itu Din."

"Ga mudah maksudnya."

Aku menarik napas dan mulai menceritakan keresahan ku.

"Gini Dinda...ada hal yang kamu ga tau tentang hubungan ku dan Exel...bahkan semua orang di sekolah ini pun tak ada yang mengetahuinya."

"Maksudnya apa sih Ken? hubungan apa??" Selidik Dinda.

"Sebenarnya aku dan Exel sudah di jodohkan sejak kecil."

"Apaa?."

Terlihat raut syok sekaligus kecewa di wajah Dinda....aku tau dia juga memendam perasaan suka pada Exel karena sudah beberapa kali dia mengungkapkannya padaku.

"Kaget ya?" Ucap ku dibalas anggukan olehnya.

"Kami memang sudah di jodohkan, dan setelah lulus SMA ini rencananya kami akan bertunangan tapi sekarang aku jadi ragu untuk meneruskan perjodohan ini Din.

"Kenapa,apa sejak kehadiran si bukit salju itu?."

"Salah satu nya ia, tapi sikap Exel lebih mendominasi perasaan ku."

"Selama ini dia tak pernah mengungkap kan perasaan nya terhadap ku, hubungan kami berjalan seperti air mengalir tak pernah ada kata cinta,sayang atau semacam nya."

"Dan yang lebih membuat ku ragu saat ini adalah perasaan ku terhadap Exel, ternyata aku tak pernah memiliki cinta untuknya, aku dekat dengan nya hanya karena aku merasa aman saat disampingnya, aku merasa dia bisa melindungi ku dan menjaga ku dari hal hal yang buruk.

"Dari lingkungan yang tidak baik dan perasaan ketergantungan itu tertanam sampai sekarang."

"Dan yang lebih parah nya lagi Din aku tak pernah merasakan dadaku berdebar hati ku berbunga bunga saat di dekat Exel."

"Berbeda perasaan ku terhadap Azka, dadaku berdebar kencang, bahkan bila saja jantung ini buatan manusia mungkin sudah lama dia loncat dari dalam sini."

"Hati ku bergetar dan berbunga bunga hanya dengan melihat wajahnya."

"Menurut mu apa aku sudah gila Din? menyukai pria lain sementara ada seseorang yang sedari

kecil sudah menemani ku? aku bingung Din."

Dinda menghirup napas panjang sepertinya dia juga ikut bingung dengan masalah ku.

"Kalau menurut aku ya Ken, mending kamu ngomong sama Exel kamu tanya mau di bawa kemana hubungan kalian ini (udah kayak lagu aja 🤣🤣) dan kamu jujur tentang perasaan mu."

"Takutnya perasaan Exel ke kamu itu sama seperti perasaan mu, hanya menganggap nya Kakak dan dia hanya menganggap mu Adik.''

"Kalau kamu udah tau perasaannya, baru deh kamu ambil keputusan,meneruskan perjodohan ini atau membatalkan kan nya."

Ucapan Dinda membuat ku sedikit lega setidaknya dia bisa memberikan ku ide untuk memikirkan kan lagi kelanjutan hubungan ini.

"Gimana Ken?apa masih bingung atau kamu sudah menemukan solusinya?."

"Untuk sementara hati ku sudah sedikit lega Din setidak nya aku sudah menceritakannya sama kamu."

"Untuk selanjut nya biar waktu yang akan menjawabnya untuk membatalkan perjodohan ini aku tidak sanggup Din karena aku ga mau mengecewakan hati Orang Tua ku dan juga Orang Tua Exel."

"Dan untuk mengungkap kan perasaanku terhadap Azka pun aku belum berani karena kamu tau sendiri sikapnya yang dingin dan begitu tertutup aku takut dia akan menolak ku."

...****************...

Dan bel masuk sudah berbunyi aku mengajak Dinda kembali ke Kelas dan kami melewat kan jam istirahat tampa pergi ke Kantin.

Saat kami akan keluar aku melihat Exel berdiri di dekat sekat yang membatasi Ruang baca, Dia tersenyum dengan canggung dan dia mengajak ku untuk masuk ke Kelas.

"Apa dia mendengar obrolan ku dengar Dinda kalau iya mampus aku"....batin ku

"Sejak kapan Kakak disini kenapa Kakak ga ke Kantin?."tanyaku dengan gugup

"Aku baru aja sampai,dan tadi aku ke Kantin karena kalian lama jadi aku nyusul kesini tapi bel masuk sudah berbunyi, ayo kita kembali ke Kelas."

Kami berjalan beriringan tidak ku lihat adanya sosok Bukit salju kemana dia tumben dia ga mengekor?,dan saat kami masuk ke dalam kelas aku melihat sosok itu sudah duduk di dalam Kelas dan "Degg" Mata kami bertemu buru buru Azka memutusnya dan mengalihkan kan pandanganya.

"Huh cuma mau mandang wajah nya aja sulit banget.''

Bersambung

hai hai hai....udah seribu kata lebih ya guys dan terima kasih buat kalian yang udah mampir di lapak "umie thay@" dan terima kasih juga buat like dan komen nya semoga terhibur

di tunggu kembali ya guys like komen dan saran serta kritiknya,semoga aku bisa terus berkarya 🤲🤲love sekebun buat kalian 🥰🥰😘

Terpopuler

Comments

YueYue

YueYue

Wah, seru banget nih ceritanya, THOR! Lanjutkan semangatmu!

2023-07-23

0

Matilda

Matilda

Ayo thor update secepatnya, kita semua sudah tidak sabar untuk baca terus nih!

2023-07-23

0

Thảo thân thiện thông thái

Thảo thân thiện thông thái

👍👍👍 untukmu, thor!

2023-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!