BAB 7 : S e n i n

Rani hari ini bangun dengan perasaan yang tak menentu, ia ingin bersemangat kembali

seperti tak ada yang terjadi namun pikirannya selalu saja kembali pada kejadian

malam itu.

Akhirnya dengan memaksakan diri Rani bangkit dari tempat tidur, hari ini ia harus masuk

kerja di tempat Mbak Lula tentunya, karena semua pekerjaan bersih-bersihnya

telah ia lepas.

Selain waktunya yang terkuras habis bekerja di online

shop, Rani pun ingin fokus membantu Lula.

Tak ada pesan dari Rafi sejak kemaren, entahlah mungkin saja pria itu ingin memberikan

waktu untuk Rani menenangkan dirinya. Rani pun teringat bagaimana sikapnya pada

Rafi kemaren, menurutnya ia harus minta maaf karena sudah dengan seenaknya

melampiaskan kemarahannya pada pria itu.

Rani merapikan tempat tidurnya, tiba-tiba terpikirkan olehnya bagaimana kalau

dirinya hamil? Apakah Tama akan bertanggung jawab? Dan lagi-lagi Rani khawatir

pastilah ia akan dianggap perempuan nggak bener oleh semua orang, ia kemudian

menggeleng-gelengkan kepalanya berharap semua pikiran itu terhempas jauh.

Tenang Rani, tenang. Toh ini baru pertama

kali belum tentu akan jadi juga, batinnya

kemudian.

Jam menunjukkan pukul 07.15 ia segera bergegas untuk bersiap agar tidak kesiangan

sampai tempat kerja, terlebih ada banyak pesanan yang telah menanti.

Mengumpulkan seluruh tenaga yang ia miliki Rani bertekad serta meyakinkan dirinya bahwa ia

bukan wanita yang lemah, ada banyak cobaan yang telah Rani lalui hingga saat ini

semua pasti akan berlalu. Ia percaya bahwa Tuhan memberikan cobaan sesuai

dengan kemampuan hambanya, Rani yakin ia dapat melaluinya.

Rani tak napsu makan sejak kemaren sehingga dia melewatkan lagi sarapannya dan akan

langsung berangkat, ia tak lupa mengunci pintunya.

Sebelum benar-benar meninggalkan kostsan Yori

seseorang yang menempati kamar tepat di sampingnya baru tiba dengan membawa

kresek bening yang dapat Rani tebak bubur ayam, “Pagi, Yori,” sapanya ramah

seraya mengambil sepatu yang ia gantung di rak.

Yori berhenti memperhatikan gerakan Rani, “Udah mau berangkat aja jam segini, mau

sarapan nggak?” tanyanya seraya mengangkat kresek bening yang ia bawa.

Rani duduk di kursi panjang tepat depan kamar mereka, kini sibuk dengan tali sepatunya

menoleh ke arah gadis dengan potongan segi itu, “Ye, itu aja kamu beli cuman

satu nawarin segala,” candanya.

Yori yang kini mencari-cari kunci kamarnya tertawa mendnegar jawaban Rani kemudian ia teringat

sesuatu, “Eh, Ran semalem ada cowok yang nyariin kamu,” tak jadi masuk kamarnya

Yori kini memilih duduk di sebelah Rani.

Kali ini Rani mengenakan sepatu kakinya yang sebelah, “Rafi?” Tanyanya karena tetanggan

Rani semuanya telah hapal betul dengan kekasihnya itu.

Yori menggeleng, “Bukan, gue juga nggak tahu siapa baru lihat. Pacar baru lo ya?”

tanyanya sedikit menggoda Rani.

“Enggak. Pacar aku masih Rafi kok,” jelas Rani meyakinkan tetangganya itu.

“Semalem gue denger kali lo nangis, makanya gue kira lagi putus cinta lo,” ucap Yori

enteng sambil memainkan kuncinya.

Rani membelalakkan matanya, “Kamu denger aku nangis?”

Yori kali ini tak menjawab ia hanya mengangkat pundaknya tanda tak acuh.

Rani mengingat bagaimana dirinya menangis sejadi-jadinya tadi malam, tentunya hal

itu yang Yori maksud akhirnya Rani dengan segera bangkit segera meninggalkan

tempat itu karena merasa malu.

“Aku berangkat dulu ya, takut kesiangan,” Rani ngacir begitu saja meninggalkan Yori,

bukan apa-apa ia masih tak siap dengan berbagai pertanyaan yang mungkin akan

Yori lontarkan nantinya.

Rani jadi penasaran siapa lelaki yang mungkin mencarinya semalam, seingatnya hanya Rafi

yang tahu alamat kost Rani.

Ia kemudian teringat Tama, namun detik selanjutnya ia menggelengkan kepalanya, nggak mungkin.

Rani secara tak sadar mencengkramm tali tas selempangnya, Rani tak dapat menahan

ketakutannya lagi-lagi memori malam itu terputar jelas di otaknya.

Hanya butuh waktu sekitar 20 menit untuk tiba di tempat kerjanya naik angkot,

terlebih hari ini jalanan tak begitu macet seperti biasanya.

Ternyata ia bukan orang pertama yang tiba, ada dua orang lainnya yaitu Diandra serta satunya

Rani masih belum mengenalnya.

“Pagi, Mbak!” sapa Diandra bersemangat, usia gadis dengan kulit sawo mateng itu memang

lebih muda 2 tahun dari Rani.

Rani meletakkan tasnya di atas meja kerjanya, “Pagi, juga. Semangat banget kayanya

hari ini?”

Diandra meraih sapu untuk membersihkan ruang kerja sebelum semua orang tiba, “Iya dong,

harus semangat. Oh iya, Mbak Rani, ini kenalin temen aku baru masuk hari ini,”

kata Diandra menunjuk temannya yang sedari tadi sudah duduk dengan manis.

“Halo,” sapa Rani dengan ramah, “Mbak Lulu udah tahu?” Tanyanya kemudian.

“Udah, karena kita masih kurang orang buat packing makanya Mbak Lulu minta tolong aku cari temen, buat bantu-batu,”

Rani mengangguk-ngganguk paham, ia mulai mengambil serbet di belakang untuk

membersihkan debu yang menempel pada perabotan kantor mereka. Hal tersebut

memang telah rutin mereka lakukan, karena tidak ada cleaning service secara bergantian para anggota diminta dengan suka rela membersihkan kantor bersama.

Tak ada yang protes karena memang mereka tak hanya rekan kerja namun sudah seperti

keluarga sendiri, percaya satu sama lain dan saling membantu yang tengah

kesulitan. Alasan ini juga yang membuat Rani betah bekerja dengan Lulu, cara

kepemimpinan Lulu yang membuat semuanya terasa kekeluargaan.

“Mbak tahu nggak?” entah sejak kapan Diandra saat telah berada tepat di samping Rani,

kini menyiapkan perlengkapan yang akan dibutuhkan nantinya saat mulai bekerja.

“Apaan?” jawabnya singkat menyembunyikan keterkejutannya.

“Tetanggaku punya anak SMA, kemaren pulang-pulang bilang kalau dia hamil sama

pacarnya,” cerita Diandra menggebu-gebu.

Entah bagaimana Rani tersedak dengan ludahnya sendiri, ia benar-benar tak menyangka

Diandra akan menceritakan hal itu padanya, terlebih apa yang telah Rani alami

ia terkejut bukan main.

“Terus Mbak, ayahnya malah nyuruh dia gugurin kandungannya karena masih sekolah,”

Diandra bersemangat melanjutkan ceritanya, masih tak menyadari muka Rani yang

kini pucat.

“Em, emangnya kalau berhubungan langsung bisa jadi gitu Di?” tanya Rani yang mulai

gugup, tanpa diketahui Diandra, Rani menyentuh perutnya.

“Enggak juga sih, Mbak. Soalnya Kakak aku udah nikah tiga tahun masih belum punya anak,”

jelasnya, “Tapi ya ada juga yang begituan baru sekali eh, langsung jadi,”

sambungnya lagi.

Kaki Rani dingin mendengar kalimat terakhir  Diandra, jangan sampai hal itu terjadi padanya bagaimana reaksi kedua orang tua Rani nantinya bisa-bisa ia dicoret dari KK (Kartu Keluarga).

“Tapi Mbak, kenapa ya kalau yang kecelakaan gitu malah kebanyakan langsung jadi?”

Diandra benar-benar ingin membuat Rani jantungan, setiap pertanyaannya bagaikan

petir yang menyambar di siang hari.

“Mungkin biar nggak keterusan,” jawab Rani seadanya, ia sangat berharap Diandra

menyudahi pembahasan ini.

“Bener juga ya, Mbak. Kalau nggak jadi pasti anak-anak yang nakal itu bikin lagi-bikin

lagi,” Diandra mengangguk-ngangguk menyetujui, “Tapi Mbak pernah nggak?”

Rasanya pagi ini Rani sudah dihantam berkali-kali ketembok, semua kalimat yang

dikatakan Diandra adalah tentang dirinya dan ketakutannya meskipun Diandra tak

menyadarinya.

Walaupun masih pagi, Rani rasanya sudah berlari maraton 100 kali putaran hari ini.

Sekujur tubuhnya berkeringat dingin, bahkan saat ini di pelipisnya telah mengalir

keringat yang membuat Diandra dengan entengnya berkata,

“Mbak tadi habis lari, ya? kok keringatan gitu?”

Kalau bukan karena Mbak Lulu yang baru tiba menyapa mereka mungkin Diandra akan Rani

jambak saat itu juga.

[]

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Itu pasti TAMA,Tapi dari mana Tama tau kosan nya Rani??

2024-09-22

0

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Kenapa setelah pulang gak langsung ke apotik beli pil KB nya langsung minum,..

2024-09-22

0

Coralfanartkpopoaf

Coralfanartkpopoaf

Mantap banget thor, plotnya bikin gak bisa berhenti baca!

2023-07-24

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 3 : T a m a
2 BAB 4 : H a n c u r
3 BAB 5 : A l k o h o l
4 BAB 6 : P u l a n g
5 BAB 7 : S e n i n
6 BAB 8 : S e l a s a
7 BAB 9 : R a b u .1
8 BAB 10 : R a b u .2
9 BAB 11 : K a m i s
10 BAB 12 : J u m a t
11 BAB 13 : T e s t P a c k
12 BAB 14 : M u r k a
13 BAB 15 : B e r a k h i r
14 BAB 16 : P e n e r i m a a n
15 BAB 17 : U s a h a
16 BAB 18 : E m o s i
17 BAB 19 : S y a r a t
18 BAB 20 : H a m i l
19 BAB 21 : B a k s o
20 BAB 22 : M e l e p a s k a n
21 BAB 23 : P i l i h a n I b u
22 BAB 24 : T e m a n
23 BAB 25 : P e r n i k a h a n
24 BAB 26 : K e b e n c i a n
25 BAB 27 : D a p u r
26 BAB 28 : P e r d e b a t a n
27 BAB 29 : H o r m o n
28 BAB 30 : P a c k i n g
29 BAB 31 : P e r j a l a n a n P e r t a m a
30 BAB 32 : P e r i s t i r a h a t a n
31 BAB 33 : B e r h a r a p
32 BAB 34 : J a k a r t a
33 BAB 35 : C e m b u r u
34 BAB 36 : C e m b u r u .2
35 BAB 37 : R u m i t
36 BAB 38 : K e r a g u a n
37 BAB 39 : L e l u c o n
38 BAB 40 : B a w a n g
39 BAB 41 : D i k e l u a r k a n
40 BAB 42 : T a k S a m a
41 BAB 43 : P a g i
42 BAB 44 : N i a t L a i n
43 BAB 45 : P e n y e r a n g a n
44 BAB 46 : R e m u k
45 BAB 47 : K h a w a t i r
46 BAB 48 : M a n i s
47 BAB 49 : R o d a B e r p u t a r
48 BAB 50 : P e j a b a t
49 BAB 51 : P o l i s i
50 BAB 52 : S a t e
51 BAB 53 : S t r a t e g i
52 BAB 54: F o t o
53 BAB 55 : T e r h a r u
54 BAB 56 : B a b e J e r r i s
55 BAB 57 : P a g i
56 BAB 58 : M a k h l u k H a l u s
57 BAB 59 : K e b e n a r a n
58 BAB 60 : K e j u t a n
59 BAB 61 : R i s a l a h H a t i
60 BAB 62 : P e n c u l i k a n
61 BAB 63 : K e h i l a n g a n
62 BAB 64 : S i k s a
63 BAB 65 : P e t a s a n
64 BAB 66 : P e n y e l i d i k a n
65 BAB 67 : P e n a n g k a p a n
66 BAB 68 : K e s e d i h a n K e s e k i a n
67 BAB 69 : S a b a r
68 BAB 70 : K e c u p
69 BAB 71 : K a g e t
70 BAB 72 : S a t e
71 BAB 73 : D i t e r i m a
72 BAB 74 : W a w a n
73 BAB 75 : M i m p i
74 BAB 76 : H a d i a h
75 BAB 77 : K h a w a t i r
76 BAB 78 : P e r m i n t a a n M a a f
77 BAB 79 : S a l t i n g
78 BAB 80 : I Love U
79 Extra Part
80 Extra Part 2 / Keteledoran Bapak-Bapak
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB 3 : T a m a
2
BAB 4 : H a n c u r
3
BAB 5 : A l k o h o l
4
BAB 6 : P u l a n g
5
BAB 7 : S e n i n
6
BAB 8 : S e l a s a
7
BAB 9 : R a b u .1
8
BAB 10 : R a b u .2
9
BAB 11 : K a m i s
10
BAB 12 : J u m a t
11
BAB 13 : T e s t P a c k
12
BAB 14 : M u r k a
13
BAB 15 : B e r a k h i r
14
BAB 16 : P e n e r i m a a n
15
BAB 17 : U s a h a
16
BAB 18 : E m o s i
17
BAB 19 : S y a r a t
18
BAB 20 : H a m i l
19
BAB 21 : B a k s o
20
BAB 22 : M e l e p a s k a n
21
BAB 23 : P i l i h a n I b u
22
BAB 24 : T e m a n
23
BAB 25 : P e r n i k a h a n
24
BAB 26 : K e b e n c i a n
25
BAB 27 : D a p u r
26
BAB 28 : P e r d e b a t a n
27
BAB 29 : H o r m o n
28
BAB 30 : P a c k i n g
29
BAB 31 : P e r j a l a n a n P e r t a m a
30
BAB 32 : P e r i s t i r a h a t a n
31
BAB 33 : B e r h a r a p
32
BAB 34 : J a k a r t a
33
BAB 35 : C e m b u r u
34
BAB 36 : C e m b u r u .2
35
BAB 37 : R u m i t
36
BAB 38 : K e r a g u a n
37
BAB 39 : L e l u c o n
38
BAB 40 : B a w a n g
39
BAB 41 : D i k e l u a r k a n
40
BAB 42 : T a k S a m a
41
BAB 43 : P a g i
42
BAB 44 : N i a t L a i n
43
BAB 45 : P e n y e r a n g a n
44
BAB 46 : R e m u k
45
BAB 47 : K h a w a t i r
46
BAB 48 : M a n i s
47
BAB 49 : R o d a B e r p u t a r
48
BAB 50 : P e j a b a t
49
BAB 51 : P o l i s i
50
BAB 52 : S a t e
51
BAB 53 : S t r a t e g i
52
BAB 54: F o t o
53
BAB 55 : T e r h a r u
54
BAB 56 : B a b e J e r r i s
55
BAB 57 : P a g i
56
BAB 58 : M a k h l u k H a l u s
57
BAB 59 : K e b e n a r a n
58
BAB 60 : K e j u t a n
59
BAB 61 : R i s a l a h H a t i
60
BAB 62 : P e n c u l i k a n
61
BAB 63 : K e h i l a n g a n
62
BAB 64 : S i k s a
63
BAB 65 : P e t a s a n
64
BAB 66 : P e n y e l i d i k a n
65
BAB 67 : P e n a n g k a p a n
66
BAB 68 : K e s e d i h a n K e s e k i a n
67
BAB 69 : S a b a r
68
BAB 70 : K e c u p
69
BAB 71 : K a g e t
70
BAB 72 : S a t e
71
BAB 73 : D i t e r i m a
72
BAB 74 : W a w a n
73
BAB 75 : M i m p i
74
BAB 76 : H a d i a h
75
BAB 77 : K h a w a t i r
76
BAB 78 : P e r m i n t a a n M a a f
77
BAB 79 : S a l t i n g
78
BAB 80 : I Love U
79
Extra Part
80
Extra Part 2 / Keteledoran Bapak-Bapak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!