BAB 5 : A l k o h o l

Setelah apa yang Rani alami ia tak bisa berhenti menangis, sayup-sayup lantunan ayat suci Al-Qur’an  dari masjid terdengar tanda memasuki waktu subuh.

Rani tak bisa menahan tangisannya yang semakin pecah, ia merasa tubuhnya telah kotor bahkan Rani sangat jijik menatap pria yang saat ini masih berada di ranjang

menelungkup tanpa mengenakan pakaian.

Takut pria tersebut bangun Rani dengan segera mencari pakaiannya yang telah

berserakan, ia memakainya dengan cepat untuk menutupi tubuhnya.

Namun blazer Rani terletak di tempat tidur tepat di bawah tubuh Tama, sehingga Rani

harus menariknya untuk dapat mengambil blazer tersebut.

Rani menarik-narik blazernya namun sayang

ternyata tak semudah itu, terlebih tubuh Tama yang besar tak sebanding dengan

tenaga yang Rani miliki saat ini.

Kegiatannya itu ternyata membangunkan Tama karena merasa terganggu dalam tidurnya, saat

pria itu mengerjap-ngerjapkan mata Rani menghentikan kegiatannya.

Saat tersadar sepenuhnya Tama terperanjat, dirinya sangat terkejut menyadari ini

bukan kamar yang seharusnya ia tempati. Tama menatap sekelilingnya, yang

semakin membuat jantungnya semakin berdegup kencang saat dirinya melihat ada

Rani di kamar itu juga dengan keadaan yang sangat berantakan.

“Rani, kamu ngapain di sini?” tanyanya terbata, ia menelan ludahnya beberapa kali.

Rani nyalang, ia tak habis pikir dengan apa yang telah Tama lontarkan setelah apa

yang telah pria itu lakukan padanya.

“Brengsek!” umpat Rani ia lantas langsung menarik blazernya yang tak tertindih lagi.

Tama semakin terkejut menyadari tubuhnya yang tak mengenakan sehelaipun pakaian, “Rani, apa aku?”

Rani tak menghiraukan perkataan Tama, ia merapikan semua pakaiannya ia hanya berharap

segera pergi dari villa ini.

Tama kemudian dengan segara mengenakan baju, “Rani, aku benar-benar nggak ingat

apa-apa, semalem aku minum sama yang lain, makanya aku kaget banget kenapa bisa

di sini.”

Rani menatapnya tajam, “Laki-laki brengsek memang nggak pernah sadar apa yang sudah

mereka lakukan,” tandasnya.

Tama terkejut menatap Rani yang saat ini terlihat begitu marah, bahkan sorot mata

perempuan itu, ia dapat merasakan betapa Rani membencinya.

Perlahan Tama mendekati Rani, namun perempuan itu terlanjur jijik untuk sekedar

menatapnya, “Jangan mendekat! Tolong jangan!” Rani berteriak dengan histeris.

“Rani, maafin aku. Rani tolong tenang, aku memang brengsek, aku tolol, aku benar-benar

manusia bejat,” kata Tama dengan memukul-mukul dirinya sendiri.

Rani merapatkan tubuhnya ke tembok, “Keluar dari sini!” teriaknya lagi.

Tama sadar saat ini bukan waktu yang tepat, bagaimanapun ini salahnya akhirnya ia

memutuskan untuk memberikan waktu bagi Rani, ia hendak meninggalkan perempuan

itu seorang diri.

Saat dirinya hendak membuka pintu, ia baru menyadari bahwa pintu itu terkunci, lantas

tama harus mencari kunci terlebih dahulu. Meraba-raba saku celananya ternyata

terdapat benda kecil itu, Tama semakin mengutuk dirinya sendiri, bener-bener anjing lo Tama.

Tama kembali menatap punggung Rani yang bergetar, tanda perempuan itu tengah

menangis. Tama telah melakukan kejahatan yang sangat keji, ia telah sangat

melukai perempuan itu, kekasih sahabatnya sendiri, bagaimana ia akan menghadapi

Rafi nanti.

Tama kemudian meninggalkan Rani yang masih menangis memeluk lututnya, hatinya terasa

sakit melihat perempuan itu, terlebih dirinyalah sendiri yang telah melukai

Rani.

Setelah Tama pergi Rani segera mengusap air matanya berharap tak ada lagi yang tersisa,

Rani menuju kamar mandi untuk mencuci mukanya saat berjalan bagian bawah

tubuhnya terasa nyeri.

Rani meggosok-gosok mukanya dengan kasar, berharap tak ada lagi bekas tangisan disana,

ia tak ingin Rafi atau siapapun tahu hal tersebut.

Rani menatap pantulan dirinya yang terlihat sangat memprihatinkan, aku sudah tak suci lagi, mana pantas aku

bersanding dengan Rafi, bahkan dengan pria manapun, batinnya.

Tak terasa air mata Rani kembali menetes, saat itu pula pintu kamar mandi diketuk

seseorang dari luar, “Rani, kamu di dalam?” ternyata itu suara Rafi.

Rani dengan segera membuka pintu tanpa pikir panjang ia memeluk Rafi dengan erat

berharap hatinya yang tak karuan lebih baik.

Rafi terkejut mulanya terkejut karena Rani tak pernah melakukan hal ini sebelumnya,

Rafi balas memeluk Rani dengan lembut, ia menepuk-nepuk punggung Rani berharap

kekasihnya itu merasa lebih baik.

“Rani, perut kamu masih sakit?” tanya Rafi kemudian.

Rani hanya menggeleng pelan, “Aku mau pulang?”

Rafi melepas pelukan Rani agar dapat memandang wajah kekasihnya itu, “Mau pulang

sekarang?” tanyanya memastikan.

Rani mengangguk, “Aku mau pulang.”

Rafi menatap jam di pergelangan tangannya yang menunjukkan pukul 05.11 ia kemudian

menatap Rani kembali, memang kondisi Rani saat ini sepertinya sedang tak baik-baik

saja.

“Oke, kita pulang sekarang ya,” tuturnya kemudian.

Rafi dengan menggenggam tangan Rani dengan erat, mereka akhirnya menuruni anak

tangga dengan perlahan, suasana masih tampak sepi pertanda semua orang masih

belum ada yang bangun.

Rani kemudian menyadari di atas meja ruang tengah penuh dengan botol alkohol,

beberapa gelas tergeletak di lantai serta kulit kacang yang berserakan.

Rani spontan menahan tangan Rafi agar pria itu menghentikan langkahnya, “Nggak

apa-apa kan kita pergi duluan?”

Rafi menatap Rani yang tepat dibelakangnya, “Nggak masalah, nanti aku tinggal kirim

pesan ke Elgin, kalau kita balik duluan.”

Rani mengangguk mereka akhirnya melanjutkan langkahnya, Rafi membuka pintu dengan

hati-hati dan menutupnya kembali.

Rafi memastikan Rani telah berada dalam mobil sebelum ia membuka pagar untuk

mengeluarkan kendaraannya, ketika hendak menutup pagar kembali ia menyadari

motor salah satu temannya yaitu Tama tak ada di sana, mungkin

ada urusan penting, pikirnya.

Selama diperjalanan Rani hanya diam saja, Rafi pun tak ingin mengganggu kekasihnya

itu, sesekali Rafi hana mengusap lembut tangan Rani.

Rani masih sibuk dengan pikirannya sendiri, ia menatap Rafi dari samping akankah

pernikahannya dengan Rafi nanti terjadi? Rani merasa tak pantas bersanding

dengan Rafi, terlebih ia tak ingin melukai pria disampingnya itu.

“Kamu kenapa Rani?” tanya Rafi yang menyadari kegelisahan kekasihnya.

Rani menggeleng lemah, bahkan air matanya akan jatuh kembali, “Aku bersyukur bisa

ketemu sama kamu,” jawabnya kemudian.

“Yaampun Raniku, aku juga sama bersyukurnya bisa ketemu kamu,” ucap Rafi dengan lembut.

“Semalam kamu ikut minum?” tanya Rani untuk memastikan, meskipun ia yakin Rafi tak akan

melakukan hal tersebut.

Rafi  menatapnya sekilas sebelum menjawab, “Jadi kamu dari tadi diam aja, mikirin hal

ini ya? kamu takut kalau aku ternyata mabuk-mabukan?”

“Enggak Rafi, aku cuman penasaran aja kamu minum apa enggak,” jawabnya berharap Rafi

tak salah paham.

“Iya, iya. Kamu jangan pani gitu dong, aku nggak ikut minum sayang. Itupun mereka

minum katanya biar nggak pada berantem lagi,” jelas Rafi.

“Ada yang berantem?” tanya Rani.

Rafi mengedikkan bahunya, “Katanya sih, Waren sama Tama ribut, makanya diajak minum aja biar pada akur lagi.”

“Sejak kapan minum jadi jalan keluar?” tanya Rani yang terdengar kesal, ia mengingat

kembali bagaimana Tama yang mabuk melakukan hal bejat padanya.

“Temen aku memang pada begitu Rani,” tutur Rafi tak ambil pusing.

“Bukan jadi jalan keluar, minuman selalu bikin masalah. Bukan untuk kalian, tapi

mungkin aja gara-gara alkohol kalian bikin masalah sama orang lain,” kesal Rani

semakin menjadi-jadi.

Rafi heran baru kali ini ia melihat Rani kesal seperti ini, “Rani kamu kenapa? Aku memang  nggak membenarkan apa yang mereka lakukan, tapi itu pilihan mereka Rani, aku nggak bisa berbuat apa-apa. Tapi kenapa kamu jadi marah-marah gini?”

Rani membuang napas kasar, “Aku benci aja sama orang yang mabuk,” tandasnya.

Tak seharusnya Rani meluapkan emosinya pada Rafi, terlebih ini bukan salah pria ini

yang terjadi selanjutnya adalah Rani kembali menangis, ia tak kuat lagi menahan

air matanya yang sedari tadi mendesak keluar dan hal itu membuat Rafi semakin

bingung apa yang telah terjadi pada Rani.

[]

Terpopuler

Comments

Qaisaa Nazarudin

Qaisaa Nazarudin

Sekarang aku malah membenci dan marah sama Rafi,Kenapa baru datang sekarang,Seandai nya Rafi tdk meninggalkan Rani sendiri,Pasti semua ini tdk akan terjadi,Dia yg membawa Rani kesini,Rani sakit tapi malah di tinggalkan,Bisa kan Rafi tidur di sofa atau di lantai,yg penting dia menjaga Rani,Gak ada rasa tanggungjawab deh Rafi,Oh atau dia malah bersenang2 dengan adanya Mantan di bawah??

2024-09-22

0

CantStopWontstop

CantStopWontstop

Sempurna! Semua elemen yang aku suka ada di sini.

2023-07-21

1

Maximilian Jenius

Maximilian Jenius

Amat menghibur, tarik napas setelah baca 😍

2023-07-21

1

lihat semua
Episodes
1 BAB 3 : T a m a
2 BAB 4 : H a n c u r
3 BAB 5 : A l k o h o l
4 BAB 6 : P u l a n g
5 BAB 7 : S e n i n
6 BAB 8 : S e l a s a
7 BAB 9 : R a b u .1
8 BAB 10 : R a b u .2
9 BAB 11 : K a m i s
10 BAB 12 : J u m a t
11 BAB 13 : T e s t P a c k
12 BAB 14 : M u r k a
13 BAB 15 : B e r a k h i r
14 BAB 16 : P e n e r i m a a n
15 BAB 17 : U s a h a
16 BAB 18 : E m o s i
17 BAB 19 : S y a r a t
18 BAB 20 : H a m i l
19 BAB 21 : B a k s o
20 BAB 22 : M e l e p a s k a n
21 BAB 23 : P i l i h a n I b u
22 BAB 24 : T e m a n
23 BAB 25 : P e r n i k a h a n
24 BAB 26 : K e b e n c i a n
25 BAB 27 : D a p u r
26 BAB 28 : P e r d e b a t a n
27 BAB 29 : H o r m o n
28 BAB 30 : P a c k i n g
29 BAB 31 : P e r j a l a n a n P e r t a m a
30 BAB 32 : P e r i s t i r a h a t a n
31 BAB 33 : B e r h a r a p
32 BAB 34 : J a k a r t a
33 BAB 35 : C e m b u r u
34 BAB 36 : C e m b u r u .2
35 BAB 37 : R u m i t
36 BAB 38 : K e r a g u a n
37 BAB 39 : L e l u c o n
38 BAB 40 : B a w a n g
39 BAB 41 : D i k e l u a r k a n
40 BAB 42 : T a k S a m a
41 BAB 43 : P a g i
42 BAB 44 : N i a t L a i n
43 BAB 45 : P e n y e r a n g a n
44 BAB 46 : R e m u k
45 BAB 47 : K h a w a t i r
46 BAB 48 : M a n i s
47 BAB 49 : R o d a B e r p u t a r
48 BAB 50 : P e j a b a t
49 BAB 51 : P o l i s i
50 BAB 52 : S a t e
51 BAB 53 : S t r a t e g i
52 BAB 54: F o t o
53 BAB 55 : T e r h a r u
54 BAB 56 : B a b e J e r r i s
55 BAB 57 : P a g i
56 BAB 58 : M a k h l u k H a l u s
57 BAB 59 : K e b e n a r a n
58 BAB 60 : K e j u t a n
59 BAB 61 : R i s a l a h H a t i
60 BAB 62 : P e n c u l i k a n
61 BAB 63 : K e h i l a n g a n
62 BAB 64 : S i k s a
63 BAB 65 : P e t a s a n
64 BAB 66 : P e n y e l i d i k a n
65 BAB 67 : P e n a n g k a p a n
66 BAB 68 : K e s e d i h a n K e s e k i a n
67 BAB 69 : S a b a r
68 BAB 70 : K e c u p
69 BAB 71 : K a g e t
70 BAB 72 : S a t e
71 BAB 73 : D i t e r i m a
72 BAB 74 : W a w a n
73 BAB 75 : M i m p i
74 BAB 76 : H a d i a h
75 BAB 77 : K h a w a t i r
76 BAB 78 : P e r m i n t a a n M a a f
77 BAB 79 : S a l t i n g
78 BAB 80 : I Love U
79 Extra Part
80 Extra Part 2 / Keteledoran Bapak-Bapak
Episodes

Updated 80 Episodes

1
BAB 3 : T a m a
2
BAB 4 : H a n c u r
3
BAB 5 : A l k o h o l
4
BAB 6 : P u l a n g
5
BAB 7 : S e n i n
6
BAB 8 : S e l a s a
7
BAB 9 : R a b u .1
8
BAB 10 : R a b u .2
9
BAB 11 : K a m i s
10
BAB 12 : J u m a t
11
BAB 13 : T e s t P a c k
12
BAB 14 : M u r k a
13
BAB 15 : B e r a k h i r
14
BAB 16 : P e n e r i m a a n
15
BAB 17 : U s a h a
16
BAB 18 : E m o s i
17
BAB 19 : S y a r a t
18
BAB 20 : H a m i l
19
BAB 21 : B a k s o
20
BAB 22 : M e l e p a s k a n
21
BAB 23 : P i l i h a n I b u
22
BAB 24 : T e m a n
23
BAB 25 : P e r n i k a h a n
24
BAB 26 : K e b e n c i a n
25
BAB 27 : D a p u r
26
BAB 28 : P e r d e b a t a n
27
BAB 29 : H o r m o n
28
BAB 30 : P a c k i n g
29
BAB 31 : P e r j a l a n a n P e r t a m a
30
BAB 32 : P e r i s t i r a h a t a n
31
BAB 33 : B e r h a r a p
32
BAB 34 : J a k a r t a
33
BAB 35 : C e m b u r u
34
BAB 36 : C e m b u r u .2
35
BAB 37 : R u m i t
36
BAB 38 : K e r a g u a n
37
BAB 39 : L e l u c o n
38
BAB 40 : B a w a n g
39
BAB 41 : D i k e l u a r k a n
40
BAB 42 : T a k S a m a
41
BAB 43 : P a g i
42
BAB 44 : N i a t L a i n
43
BAB 45 : P e n y e r a n g a n
44
BAB 46 : R e m u k
45
BAB 47 : K h a w a t i r
46
BAB 48 : M a n i s
47
BAB 49 : R o d a B e r p u t a r
48
BAB 50 : P e j a b a t
49
BAB 51 : P o l i s i
50
BAB 52 : S a t e
51
BAB 53 : S t r a t e g i
52
BAB 54: F o t o
53
BAB 55 : T e r h a r u
54
BAB 56 : B a b e J e r r i s
55
BAB 57 : P a g i
56
BAB 58 : M a k h l u k H a l u s
57
BAB 59 : K e b e n a r a n
58
BAB 60 : K e j u t a n
59
BAB 61 : R i s a l a h H a t i
60
BAB 62 : P e n c u l i k a n
61
BAB 63 : K e h i l a n g a n
62
BAB 64 : S i k s a
63
BAB 65 : P e t a s a n
64
BAB 66 : P e n y e l i d i k a n
65
BAB 67 : P e n a n g k a p a n
66
BAB 68 : K e s e d i h a n K e s e k i a n
67
BAB 69 : S a b a r
68
BAB 70 : K e c u p
69
BAB 71 : K a g e t
70
BAB 72 : S a t e
71
BAB 73 : D i t e r i m a
72
BAB 74 : W a w a n
73
BAB 75 : M i m p i
74
BAB 76 : H a d i a h
75
BAB 77 : K h a w a t i r
76
BAB 78 : P e r m i n t a a n M a a f
77
BAB 79 : S a l t i n g
78
BAB 80 : I Love U
79
Extra Part
80
Extra Part 2 / Keteledoran Bapak-Bapak

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!