Bab 3

"Wah...wah suamiku sedang apa ini?"

Suara seorang perempuan tiba-tiba mengejutkan Fitri dan lelaki hidung belang yang sedang bersamanya. Wajah lelaki yang semula jumawa di kuasai gairah, seketika berubah pucat pasi sekaligus panik saat mendapati istrinya tiba-tiba berada di depan mata.

"Untuk apa kamu kemari?"

Tanyanya sambil sibuk memunguti pakaiannya yang tercecer.

Istrinya tersenyum menyeringai dengan pandangan sinis menusuk.

"Lalu menurutmu? Apa kamu pikir aku akan diam saja mengetahui kelakuan busukmu ini?"

Sementara itu di sampingnya, Fitri sibuk menarik selimut untuk menutupi tubuh dan wajahnya, sambil mencari-cari keberadaan pakaiannya yang tercecer entah dimana.

Namun kemudian, sebuah tangan menarik selimut yang dikenakannya dan tangan seorang wanita mencengkram dagunya.

"Hey ******, perlihatkan wajahmu ke arah kamera..."

Sesaat Fitri tak bisa menghindar, tapi kemudian Fitri menepis tangan wanita itu hingga ponsel yang diacungkannya terjatuh ke lantai.

"Sialan! Dasar ****** murahan!"

Wanita itu memaki dengan putus asa. Lalu memungut kembali ponselnya yang terjatuh di lantai.

Setelah mendapatkan kembali ponselnya, wanita itu kembali menyalakan kamera dan mengarahkannya bergantian ke arah suaminya dan Fitri yang sedang sama-sama sibuk mengenakan kembali pakaiannya.

Setelah si pria selesai, dia langsung merampas ponsel yang digunakan istrinya untuk merekam.

"Apa yang kamu lakukan? Dasar bodoh!"

Lelaki itu tampak tidak terima dengan apa yang dilakukan istrinya.

"Ayo pulang! Apa yang kamu lakukan disini?"

"Harusnya aku yang bertanya, apa yang kamu lakukan disini bersama ****** murahan itu? Dasar laki-laki brengs*k!"

Fitri sudah selesai mengenakan pakaiannya dan berdiri mematung sambil menyaksikan pertengkaran suami istri itu. Dan kemudian sesuatu melayang dan mengenai kepalanya.

"Itu bayaranmu, terimakasih untuk malam ini sayang..."

Ternyata itu adalah segepok uang yang dilemparkan oleh si pria hidung belang.

Adegan masih berlanjut dengan sang isteri yang menjewer telinga suaminya sambil menyeretnya pergi dari sana.

Samar-samar Fitri masih bisa mendengar sang istri terus mengomeli suaminya.

"Dasar suami tak tahu diri, berani-beraninya kamu berbuat begitu di depan mataku!"

"Ah salahmu sendiri selalu menolakku dan menantang suruh mencari wanita di luar saja!"

Begitulah sepenggal percakapan yang Fitri dengar. Tapi Fitri tak mau ambil pusing. Hal semacam itu tentu bukanlah yang pertama kali di dengarnya. Fitri memilih untuk berkemas, menyimpan uang haramnya dan segera bergegas meninggalkan tkp.

Sesampainya di kamar kontrakannya, Fitri langsung mandi dan setelahnya Fitri langsung tertidur pulas.

Keesokan harinya, Fitri terbangun dan melakukan aktivitasnya seperti biasa. Namun saat Fitri mulai membuka ponselnya di siang hari, Fitri baru sadar bahwa sebuah kehebohan tengah terjadi di dunia maya. Rekaman videonya semalam tersebar di sosial media dan menjadi viral. Tentu saja kolom komentar juga dipenuhi dengan hujatan yang mengarah padanya.

Entah bagaimana di zaman sekarang banyak sekali orang-orang yang rela menukar waktunya yang berharga dengan mengetik ujaran kebencian pada orang tak di kenal untuk perkara yang mereka tak tahu persis kebenarannya. Tapi apapun itu, Fitri tak mau ambil pusing dengan segala pemberitaan miring tentang dirinya. Baginya di pandang miring, di hujat dan direndahkan sudah menjadi makanan sehari-hari dan dirinya sudah kebal. Dan lagi pula dirinya tak lagi punya keluarga, jadi tak ada lagi nama baik yang perlu dijaga. Apapun pandangan orang tak akan mempengaruhi diri dan hidupnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!