👑👑👑
Pangeran Theodoric masuk ke dalam sebuah auditorium dimana sebagian kursi sudah terisi oleh siswa dan siswi baru. Semua kursi dihadapkan ke panggung yang tidak terlalu tinggi.
Pangeran Theodoric duduk di kursi paling depan yang di khususkan untuk murid yang mendapat nilai tinggi saat ujian masuk penerimaan murid baru. Dia duduk sejajar dengan murid lainnya dari berbagai status.
Setelah semua kursi terisi, acara pun di mulai dengan berbagai demo setiap batra (eskul) dilanjut sambutan kepala akademi.
“Acara selanjutnya sambutan dari perwakilan siswa baru yang akan dibawakan oleh Ananda Theodoric Lincoln Abelard. Kepadanya kami persilahkan.”
Semua murid baru bertepuk tangan saat nama Pangeran Theodoric dipanggil. Bukan menjadi rahasia jika yang mendapat kesempatan membawa sambutan hanya murid yang berhasil mendapat nilai tinggi saat penerimaan murid baru.
Pangeran Theodoric berdiri di atas podium lalu memberi hormat pada Mister yang berdiri berjajar di belakang podium.
Beberapa saat setelah berbicara beberapa patah kata, Theodoric turun dan kembali duduk di tempat nya.
Acara di tutup dengan tertutup nya tirai podium.
Semua murid beranjak lalu bergegas ke kelas masing-masing.
***
Theodoric masuk ke dalam kelasnya dan dia melihat Rafael sudah memilih kursi di barisan paling depan. Ternyata ia satu kelas dengan pemuda pirang itu.
Tempat duduk kelas sama seperti tempat duduk di auditorium yang terdiri dari undakan tangga agar semua orang dapat melihat ke depan.
"Yo ... Theodoric! Ayo duduk di sebelah ku," Ajak Rafael saat melihat Theodoric masuk ke dalam kelas.
“Tidak, terimakasih. Aku tidak terbiasa duduk di barisan paling depan.” Theodoric memasang wajah tak acuh dan memilih kursi paling belakang dekat jendela. Setelah itu dia menyangga dagunya dengan satu tangan sambil melihat keluar jendela mengabaikan para gadis teman sekelasnya yang sedang menggosip tentang wajahnya.
Seorang gadis cantik berambut ungu masuk ke dalam kelas yang langsung menjadi pusat perhatian.
Rafael baru saja akan bangkit dan berniat duduk di barisan paling belakang bersama Theodoric, tapi gadis berambut ungu itu berdiri menghalangi Rafael.
"Pangeran Rafael, bolehkah aku duduk di samping mu?" tanya nya sambil tersenyum.
Rafael mendengus dingin, "Ini akademi, jadi jangan mengganggu ku!" jawab Rafael ketus.
Theodoric melirik sekilas gadis berambut ungu itu, 'Luna. Tunangan Rafael'
Seorang pemuda berambut oranye dengan penampilan urakan tanpa permisi duduk di samping Theodoric lalu menangkubkan wajahnya di atas meja dan mendengkur halus.
Theodoric melirik pemuda berambut oranye yang sedang tidur di sampingnya. Ia sama sekali tidak mempermasalahkan siapa yang menjadi teman sebangku nya, lalu pandangannya beralih pada pemuda yang baru saja masuk kelas.
"Hei, kau ... kemari!" kata Rafael sedikit mengeraskan suaranya.
Pemuda yang baru masuk itu gelagapan karena di panggil oleh salah satu pangeran yang satu kelas dengan nya.
"Sa-saya?" tanya nya menunjuk dirinya sendiri.
"Iya, kamu. Cepat sini!" balas Rafael.
Pemuda itu mendekat dengan keringat dingin di sekujur tubuhnya. 'Apa aku akan di bunuh? Tapi aku tidak melakukan kesalahan apapun!'
Pemuda itu berdiri tepat di samping gadis berambut ungu.
Rafael menyambut pemuda tersebut dan sedikit mendorong gadis berambut ungu agar tidak menghalangi jalan pemuda itu.
"Mulai sekarang kita adalah teman sebangku. Perkenalkan namaku Pangeran Rafael dari Kerajaan Aqua. Siapa nama mu?" tanya Rafael mengabaikan gadis berambut ungu yang memasang wajah kesal.
Rafael terpaksa menghentikan niatnya untuk duduk bersama Theodoric setelah melihat seorang pemuda berambut oranye duduk di samping Theodoric.
Luna menghentakkan kakinya lalu duduk tepat belakang Rafael.
'Seperti keterangan dalam game. Rafael mudah bergaul dengan semua orang, kecuali Luna.' kata Theodoric dalam hati.
Tak lama kemudian seorang wanita berkaca mata yang terlihat seperti berumur 20-an masuk ke dalam kelas. Rambutnya di kuncir kuda dan memakai topi lancip khas seorang penyihir.
“Oy, bangun.” ucap Theodoric pelan pada teman sebangku tanpa mengalihkan pandangan dari papan tulis.
Ternyata tidak sulit membangunkan nya. Pemuda berambut oranye itu bangun menatap terkejut pada Theodoric.
“Apa aku ada di surga? Tapi dimana bidadari nya.... kenapa malah pangeran berkuda yang aku temui?” monolognya tak berkedip menatap Theodoric dari samping.
Theodoric mengernyit, ia menoleh menatap aneh pada si oren. Pemuda berambut oranye itu malah mengangguk melihat keseluruhan wajah Theodoric.
“Aku mengerti. Sepertinya kamu dikirim untuk jadi saudara ku.” monolognya seolah mendapat pengertian. Wajah Theodoric masih datar, tapi sebenarnya ia menatap semakin aneh pada si oren.
"Semuanya diam!" Sebuah instruksi mengalihkan pandangan mereka berdua.
“Oh.. Bukan surga ternyata.” gumam si oren setelah memahami situasi.
Wanita bertopi lancip berjalan menuju podium yang terdapat papan tulis di sana.
"Sekarang kita akan melakukan pengenalan akademi. Namaku Selena Reis. Mulai sekarang dan seterusnya, aku akan menjadi wali kelas kalian. Apa kalian mengerti?'
"Mengerti Mrs!" jawab mereka serempak.
Selena Reis mengangguk puas lalu memerintahkan para muridnya mengikuti dirinya menuju setiap ruangan yang berada di akademi dengan maksud mengenalkan mereka dari setiap ruangan tersebut.
Bersambung...
👑👑👑
JANGAN LUPA LIKE!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
udah ku like
2023-12-13
0