BAB 2

Pukul 06:30 ini hari kedua MOS. Sejak kejadian itu Via tidak lagi terlambat

ya walaupun hampir bel.

Di kelas

"Vas..".

Teriakan itu membuat kuping Via sakit.

"Kenapa lu manggil gua kaya gitu?". Tanya Via kepada Sinta.

"Gapapa, gua baru sadar kalo nama panjang lu kalo disingkat VAS".

Jawab Sinta dengan semangat.

"Lu tau dari mana?. Kalo lu tau pas perkenalan pasti lu ngomong dari

kemaren". Tanya Via penasaran.

"Hehehe.. iya Vi. Gua baru liat absen baru". Sinta senyum-senyum

tidak jelas yang membuat Via semakin penasaran.

"Kok lu senyum-senyum sih? Ada apa? Coba gua liat absen kelas yang

baru". Suara dingin Via keluar.

"Ini..". Sinta menyerahkan absen kelas ke tangan Via.

"Ada apa sih dengan absen ini? Sampe-sampe temen gua senyum-senyum

sendiri". Via berbicara sendiri dan melihat absen kelas.

"Gak ada apa-apa. Ada apa sih Sin". Tanya Via penasaran.

"Lu udah liat absen tapi gak sadar? Ya ampun VAS". Ucap Sinta

kesal.

"Emang ada apa?". Via semakin kesal.

"Nih". Sinta menunjuk absen yang bertuliskan SATYA ANGGA VINAR.

"Terus?". Sikap dingin nya keluar

"Lu gak tau itu nama kepanjangan dari Angga". Perjelas Sinta yang

kesal dengan teman nya yang gak ngerti-ngerti.

"Angga?". Tanya Via kaget.

"Iya,, Angga yang dihukum kemaren dan yang kenalan di kelas kita itu.

Inget kan?". Sinta meyakinkan Via.

"Oh yang itu...". Via kembali duduk dan memberikan absen ke Sinta.

Tiba-tiba Via berdiri dan menghampiri Sinta dengan wajah kaget nya.

"Tung-tunggu sin, maksud lu di kelas kita ada murid pindahan dari kelas

lain dan itu Angga yang kata lu brandalan itu?". Tanya Via panik.

"Haduh Vas vas lu kemana aja sih. Gua dari tadi ngasih tau lu tentang

angga pindah kesini tapi lu masih mikir". Sinta mulai bete.

"Gua baru ngecun kalo itu absen kelas kita dan ada nama angga.

Hehehe". Ucap Via malu kalo dia telmi.

"Haduh-haduh sudahlah dasar Vian". Sinta yang kesal langsung duduk

di depan meja Via.

"Yaudah maafin gua. Terus jadi Angga bakal sekelas kita? Kalo dia

berantem kaya mana?". Tanya Via panik.

"Haduh Via, sudahlah gak usah dipikirin. Lagian ini udah bel nanti kalo

kita ketauan ngobrol bisa kena hukuman lagi sama kak Atika". Sinta semakin

kesal dengan Via yang telmi.

"Oke, baiklah". Jawab Via datar.

***

Pelajaran bahasa inggris akan dimulai dan bu Luki yang sering dipanggil Buluk

masuk kedalam kelas bersama Angga di belakang nya. Semua siswi mulai berteriak

histeri dan yang lainnya kaget.

"Selamat pagi anak-anak". Ucap Bu Luki.

"Pagi BuLuk". Jawab murid serempak.

"Ibu akan membawa seorang cowok yang tampan buat kalian terutama

cewek-cewek nya". Ibu Luki menunjuk semua cewek dikelas yang membuat kelas

heboh.

Ibu Luki menyuruh Angga masuk kelas dan menyuruh duduk dibangku yang kosong.

Angga memilih bangku paling belakang pojok kanan.

***

Angga's POV

"Kamu boleh masuk kelas kamu, hukuman kamu selesai. Jangan pernah

ulangi lagi. baru murid baru udah belagu". Tekan Arga.

"..."

Di kelas IPA 5

"Oh ini yang namanya Angga yang sok ngelawan senior itu". Ucap Bimo.

Gua gak peduli ini orang ngomong apa

"Mungkin dia gak punya sopan santun nya". Ucap Aji.

"..."

"Ya iyalah Ibu nya kan gak pernah ngajarin sopan santun sama

sekali". Ucap Bimo.

Brukk..

Seluruh kelas berteriak kaget ketika Bimo jatuh seketika dilantai.

"Gua gak peduli lu ngomongin gua apa. Tapi inget jangan pernah bawa

nama nyokap dan bokap gua. Ngerti?".

"Cihh..."

Brukk..

"Cepat panggil guru nya". Ucap seorang siswa.

"Berhenti kalian!". Perintah Pak Roy yang membuat gua dan bimo

berhenti seketika.

"Ikut bapak ke BK!". Tekan Pak Roy.

***

Di BK

"Kenapa kalian berantem?". Tanya Bu Indah.

"Dia duluan bu yang mulai ninju saya". Pembelaan Bimo dan menunjuk

ke arah gua.

"Apa benar itu Angga?". Tanya kembali Bu Indah.

"Ya". Gua gak mau memperpanjang urusan kaya gini gak penting.

"Bagaimana bisa kamu memukul Bimo seperti itu Angga?".

Tanya Bu Indah.

"Saya tidak terima ucapan nya". Seharusnya pertanyaan itu buat

anak berengsek itu.

"Ucapan apa?". Ya Bu Indah kembali mengintrogasi kami seperti

pencuri.

"Em..".

"Dia ngomong kalo saya kebelet boker padahal kan saya laper bu".

Gua langsung menghentikan ucapan Bimo.

"Apakah itu benar Bimo?". Tanya Ibu Indah ke Bimo.

"Em.. iya". Jawab Bimo bingung.

"Hanya karena itu kalian berantem. Kalian kaya anak kecil, kalian ini

udah kelas 1 SMA bukan anak SD lagi!".

"Jaman udah berubah bu, anak SD yang kaya anak SMA". Candaan untuk

Bu Indah malah membuat nya marah.

"Diam kamu Angga, sekarang bukan saat nya bercanda. Ngerti

kamu?!". Gertak Bu Indah.

"Ya.. yang lagi bercanda siapa bu?".

"Diam!. Kamu Bimo, ibu ingin kamu buat surat ditanda tangani oleh wali

kelas dan orang tua kamu. Dengar?!". Perintah Bu Indah.

"Baik bu, saya permisi". Jawab Bimo.

Di ruang BK hanya ada gua, bu Indah dan pak Roy.

"Dan kamu Angga, ibu ingin bicara dengan orang tua kamu. Jadi besok

kamu suryh orang tua kamu datang. Mengerti?!". Perinta Bu Indah kembali.

"Tapi bu..".

"Tapi apalagi?!". Kata-kata Angga dipotong Bu Indah.

"Bu, tolong jangan panggil orang tua saya bu. Saya gak mau melibatkan

orang tua saya dalam hidup saya. Ibu bisa hukum saya apa aja misalkan muterin

lapangan, bersihin wc, hormat sama bendera seharian, bahkan pindahin ke kelas

lain. Saya siap bu. Saya mohon bu". Semoga bujukan gua bisa buat ibu

ini gak jadi manggil orangtua.

"TIDAK!". Jawab Bu Indah lantang.

"Bu saya mohon bu". Sabar pasti bujukan gua bereaksi.

"Kalo ibu bilang tidak ya tidak. Kamu gak usah ngeyel, lebih baik kamu

keluar dari ruang BK ini. Dan kamu besok bawa orang tua kamu ngerti?!. Jawaban

bu Indah yang telah dirayu tetap kukuh.

"Tapi bu,, yasudahlah". sial bujukan gua gak berpengaruh lagi.

"Tunggu Angga". Ucapan pak Roy menghentikan langkah angga.

"Ada apa pak?". Tanya bu Indah bingung.

"Seperti nya masalah ini jangan melibatkan orang tua terlebih dahulu

karena ini adalah awal masuk sekolah dan ini masih hari MOS nya". Ucap pak

Roy.

"Lalu bagaimana kita memberi pelajaran buat anak ini?". Tanya bu

Indah.

"Sebaiknya Angga harus dipindahkan ke kelas lain yang pantas buat

dia". Pak Roy memberi saran.

"Kelas yang pantas? Kelas IPS 8, itu cukup pantas buat dia". Jawab

bu Indah.

"Tidak, sebaiknya di dipindah ke kelas... IPA 2". Jawab Pak Roy

yang membuat Angga dan Bu Indah kaget.

"Apa??". Jawab Angga dan Bu Indah serempak.

"Karena Angga cukup pintar. Dia masuk lewat jalur prestasi tingkat

Nasional walaupun olahraga Basketbdia juga pintar bahasa inggris seperti nya

dia kan keturunan belanda, kalo dia dimasukan di kelas IPS 8 dia akan

terpengaruh dan menambah pertengkaran yang dia buat, itu akan membuat nama baik

sekolah akan tercoreng. Dan kalo dia di masukan ke kelas IPA 1, dia sudah

terlihat berantem hari ini, dan kelas itu adalah kelas exclusive yang murid nya

relatif pintar dibidang akademik". Perjelas pak Roy.

"Kenapa harus kelas IPA 2 pak?". Tanya bu Indah yabg merasa aneh.

"Karena kelas itu seimbang dan juga disana jumlah murid ceweknya lebih

banyak dan untuk mengurangi pertengkaran nya sama siswa cowok yang dia incar

lebih baik bertengkar dengan siswa cewek saja". Jawaban pak Roy yang

membuat angga ilfil.

"Kalo itu yang terbaik. Baiklah". Jawab bu Indah pasrah.

"Jadi saya di kelas IPA 2 bu?". Gua meyakinkan bu Indah.

"Iya.. besok kamu langsung masuk IPA 2. Ngerti?!". Tekan bu Indah

yang semakin kesal.

"Baik bu. Makasih bu.. muachh".

"Dasar anak gila". Bu Indah yang tiba-tiba tersenyum.

"Makasih pak".

"Iya nak sama-sama". Jawab pak Roy dengan senyum datar nya.

Gua tau kalo bu Indah suka sama pak Roy. Hahaha... dan rayuan gua kena

sama pak Roy. Hahahaha....

***

Di kelas IPA 2

"Oke, kalian telah evaluasi pelajaran bahasa inggris tadi dan sekarang

kita lanjut MOS kedua nya.". Pembukaan kak Widia.

"Yahh...". Semua murid mengeluh.

"Tenang aja kok, kalian akan menonton atraksi dari setiap ekskul dan

kalian akan memilih ekskul mana yang kalian suka". Tegas kak Arga.

"Yehhhh". Semua murid beesorak.

"Giliran yang enak-enak, seneng". Tekan kak Atika yang

membuat kelas diam.

"Ayok sekarang kalian keluar kelas untuk menonton". Ajak kak Arga.

***

Di lapangan

Semua siswa duduk dipinggir lapangan dan melihat setiap aksi dari ekskul

hingga suara bergema dimana-mana.

"Via, bagus ya maen futsal nya kakak itu juga cool". Sinta

menunjuk kakak kelas yang sedang berada ditengah lapangan.

"Tapi sin, kakak itu kan kakak kelas nya wasit bukan yang lagi maen

futsal". Jawab Via yang membuat Sinta sebal.

"Uhh lu itu ya nyebelin banget tau gak.".Ucap Sinta bete.

" Lagian ada kak Arga maen jadi kapten". Lanjut Sinta yang mata

nya masih menghadap kelapangan

"Hehehe... yasudah gua mau ke kantin dulu ya haus. Lu mau ikut

gak?". Ajak Via.

"Gak ah, gua mau liat kakak itu". Jawab Sinta acuh.

"Yaudah".

Ketika Via menuju ke kantin dia melihat Angga yang sedang minum es.

"Eh lu". Ucap Angga ke Via.

Via hanya menunjuk dirinya "gua?"

"Yaiyalah siapa lagi?". Jawab Angga dingin.

"Kenapa?". Jawab Via datar.

"Ambilin tas gua di kelas sih. Lu kan sekelas gua, gua mau cabut hari

ini". Jawab Angga.

Via langsung pergi tanpa menghiraukan Angga yang berbicara seperti itu.

"Eh nanti gua bayar berapa pun yang lu mau?". Rayuan Angga.

"Lu pikir lu siapa? Anak orang kaya? Yang bisa beli semua nya? Yang

bisa nyuruh siapa aja? Dan manggil gak sopan kaya gitu?". Kemarahan Via

memuncak.

"Oh gitu lu ya. Ikut gua, akan gua kasih pelajaran orang kaya gini. Gua

gak peduli cewek atau cowok". Angga pun marah juga dan menarik lengan Via.

"Lepasin gua, kalo gak gua bakalan teriak. Ini masih di dalam sekolah

ya". Ancam Via yang juga ketakutan.

Mereka melewati lapangan, Via berusaha menarik lengan nya dari genggaman

Angga namun sulit.

Brukkk..

Langkah angga pun terhenti. Angga melihat kebelakang dan melihat Via terkena

bola futsal yang kena di kepalanya. Dan Via pun pingsan lalu digendong dengan

Angga menuju ke UKS.

***

Di UKS

"Lu gak papa Vi?". Tanya Sinta yang baru datang ke UKS dan kaget

luar biasa.

"Gua gak papa kok, cuma sedikit pusing aja". Jawab Via sambil

memegang kepalanya.

"Kok bisa gini sih? Jangan-jangan gara-gara Angga? Iya kan?".

Tanya Sinta mengintrogasi Via.

"Enggak kok. Gua yang gak ngeliat kalo bola kena gua". Sanggah

Via.

"Eleh.. yaudah. Lu udah baikan belum?. Kalo udah kita kekelas yuk. Kan

mau milih ekskul". Ajak Sinta.

"Ayok". Jawab Via antusias.

***

Di Kelas X IPA 2

"Sin, lu milih ekskul apa?". Tanya Via.

"Gua sih milih ekskul Tari, Paskibra, sama KIR". Jawab Sinta

sambil menulis formulir.

"Gua apa ya, gua bingung lagi". Via yang terus kebingungan memilih

ekskul.

"Yaudah lu pilih ekskul yang lu suka aja". Jawab Sinta santai.

"Ya apa?". Via terus kebingungan.

"Oh gini aja. Lu kan pinter pelajaran kimia tuh, lu ikut KIR

aja.". Ajakan Sinta yang membuat Via berpikir.

"Baiklah". Jawab Via sambil menulis data diri di formulir.

"Sin, gua pengen ikut OSIS loh. Kata lu keterima gak ya?". Tanya

Via ragu.

"Yaudah, sapa tau ketemu kak Arga kan. Lumayan loh". Sinta yang

membuat Via malu.

"Apasih sin. Lu mau ikut gak?". Tanya Via.

"Enggak ah, takut gak bisa bagi waktu.

Lagi pula gua gak terlalu minat juga sama OSIS". Jawab Sinta.

******

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!