BRYS 5
Tak berapa lama, mobil yang dinaiki oleh SIsca dan Nara sampai di kantor milik Ari. Kantor itu memang tidak sebesar milik keluarga David tapi sudah lumayan bagus dan elegan.
Nara dan Sisca turun dari mobil dan di sana sudah ada sekertaris Ari yang memang sudah menunggu kedatangannya. Nara sebelum nya sudah pernah bertemu dengan sekertaris Ari yang bernama Nana.
"Mbak Nana, saya nggak telat kan ya?" ucap Nara pada Nana.
"Enggak kok mbak, acara nya juga baru akan di mulai setengah jam lagi," kata Nana.
"Ya udah, ini kue kue nya." Nara membuka pintu mobil bagian belakang dan ada dua pekerja kebersihan yang membantu Nana untuk mengambil kue kue itu.
"Sudah saya transfer yang nomor rekening biasanya ya, Mbak?" ucap Nana.
"Terima kasih ya mbak, udah langganan di toko kue saya," ucap Nara dengan sopan.
"Iya mbak, sama sama. Semua pekerja di sini suka banget sama kue buatan mbak."
"Wah, terima kasih banyak mbak. Kalau gitu saya permisi ya."
"Ya mbak,silahkan," ucap Nana.
Nara dan Sisca pun kembali masuk ke dalam mobil. Supir melajukan mobil nya pergi dari sana.
"Mama seneng banget lihat kamu yang kerja keras kayak gini. Tapi kamu juga nggak boleh terlalu capek ya." ucap Sisca.
"Iya mama, nggak kok. Aku baru kali ini juga anter anter. Biasa nya ada yang memang bertugas untuk anter pesanan," kata Nara.
"Jadi mau belanja? Mama temenin," ucap Sisca.
"Iya jadi, nanti berhenti di supermarket di depan ya, Pak. Kebutuhan dapur aku udah pada habis semua," ucap Nara.
"Kalau butuh apa apa kamu bisa ngomong ke mama," kata Sisca.
"Nggak, Ma. Mama udah terlalu sering aku repotin."
"Ya nggak papa, mama malah seneng direpotin sama kamu."
"Mama emang suka gitu dari dulu."
Mereka pun telah sampai di supermarket yang tidak jauh dari kantor Ari tadi. Supir memarkirkan mobil nya kemudian Nara dan Sisca turun dari mobil. Mereka masuk ke supermarket dan mengambil keranjang belanja. Nara hanya belanja sedikit saja yang memang sangat dia butuhkan.
"Stok daging aku abis, tadi terakhir aku bikin buat makan siang aku sama David," ucap Nara.
"David itu emang suka banget sama masakan kamu. Tipa hari selalu cerita ke mama kalau masakan kamu itu enak banget," kata Sisca yang ikut masuk menemani Nara belanja.
"Ah mama, enggak kok. Masakan mama tetep juara nya. Kan aku juga banyak belajar dari mama," kata Nara sembari memasukkan dua pack daging ke dalam keranjang belanja nya.
"Kapan kapan kita masak bareng ya, nanti sekalian kamu makan malam di rumah," pinta Sisca.
"Iya ma, nggak papa. Aku suka banget kalau mama ajakin aku masak bareng. Aku jadi makin tahu masakan baru dari mama," ucap Nara tersenyum cantik.
Mereka berdua melanjutkan belanja dengan mengobrol ringan. Tidak banyak yang Nara ambil, hanya barang barang yang memang dia butuhkan saja, Di rumah nya masih ada bumbu bumbu yang masih banyak. Nara hanya membeli bahan makanan saja. Dia juga mengambil beberapa jenis sayuran.
Selesai belanja, mereka pun ke kasir. Sisca juga mengambil beberapa jenis makanan dan cemilan. Petugas kasir mulai menghitung barang belanjaan milik Nara.
"Biar mama aja yang bayar, sayang," ucap Sisca.
"Aku aja yang bayar, Ma. Mama udah sering banget belanjain aku," tolak Nara dengan sopan.
"Ya udah kalau gitu," kata Sisca.
Petugas kasir mulai menghitung barang belanjaan Nara. Setelah selesai, giliran barang belanjaan milik Sisca yang hanya berupa cemilan dan makanan ringan saja.
"Udah? Nggak ada lagi yang lupa yang belum di beli?" tanya Sisca sebelum mereka benar benar pergi dari sana.
"Udah kok, Ma. Udah semua dan nggak ada lagi yang mau aku beli," kata Nara.
"Ya udah, ayo kita pulang. Udah mau sore juga ini," kata Sisca.
Mereka berdua kembali menuju mobil dan masuk ke dalamnya. Supir pun melajukan mobilnya pergi dari supermarket itu untuk mengantar Nara kembali pulang ke rumahnya.
*
*
"Mama nggak mampir dulu?" tanya Nara saat mereka sudah sampai di depan rumah Nara.
"Lain kali ya sayang, papa bentar lagi pulang. Nanti gimana kalau mama nggak ada di rumah," tolak Sisca secara halus.
"Oh ya udah kalau gitu, Ma. Mama hati hati ya, nanti kabari aku kalau udah sampe rumah," ucap Nara.
"Iya, nanti mama kabari kamu kalau udah sampe rumah."
"Aku pamit ya, Ma. Makasih juga udah anter aku pulang."
"Iya, sama sama sayang. Dari pada nunggu David, lama juga nanti. Kan sekalian jalan juga ini."
"Iya, Ma. Aku pamit ya." Nara memeluk dan mencium kedua pipi Sisca kemudian dia turun dari mobil. Nara melambaikan tangannya saat mobil Sisca perlahan menjauh pergi dari rumah nya.
Nara masuk ke dalam rumah dan menata semua barang belanjaannya ke dalam kulkas. Nara menatanya dengan sangat rapi karena Nara memang suka sesuatu hal yang rapi. Selesai menata, Nara masuk ke dalam kamar nya dan bersiap untuk mandi. Nara melepaskan sepatunya dan meletakkan di rak. Dia juga meletakkan tasnya di lemari khusus tas tas miliknya.
Nara masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri agar tubuhnya kembali segar. Nara akan berendam sebentar agar tubuhnya kembali rileks karena seharian bekerja.
Tidak sampai 10 menit, Nara sudah selesai berendam dan membilas tubuhnya di bawah guyuran air shower. Nara merasakan kepalanya benar benar segar kembali.
Selesai mandi, Nara pun keluar dengan hanya memakai handuk yang melilit di dadanya. Sebelum berganti pakaian, Nara memilih untuk mengeringkan rambutnya dulu sembari mendengarkan musik yang dia putar dari ponselnya. Bahkan Nara pun juga ikut bersenandung mengikuti irama musik yang dia dengar. Sampai dia tidak mendengar jika sejak tadi bel di rumah nya berbunyi. Nara masih asik mengeringkan rambutnya dengan bernyanyi. Hingga musik di ponselnya berganti nada dengan nada dering panggilan masuk. Dan itu dari David. Nara pun meletakkan pengering rambutnya dan menjawab panggilan dari sang kekasih hatinya.
"Ya sayang?'
"Kamu udah pulang belum?" tanya David.
"Udah sayang, ini aku baru selesai mandi dan lagi ngeringin rambut sembari dengerin musik. Kenapa?" tanya Nara.
"Hmm, pantes aja nggak denger bel bunyi. Orang lagi asik sendiri. Buka pintunya sayang, aku di depan ini."
"Loh, kenapa nggak bilang dari tadi sih. Bentar, aku ganti baju dulu, kamu tunggu yaa." Nara meletakkan ponselnya tanpa mematikan panggilan dari David. Nara mengomel sendiri karena dia harus cepat cepat karena tidak ingin David menunggu lama. Tentu saja David mendengar omelan yang keluar dari mulut kekasihnya itu. David tertawa sendiri melihat tingkah Nara yang memang selalu terburu buru jika ada sesuatu yang mendadak.
Nara memakai baju nya dengan sangat cepat. Dia hanya memakai dress polos sebatas lutut dan menyisir rambutnya. Nara membiarkan rambut panjangnya tergerai karena masih sedikit basah. Dia belum sepenuhnya mengeringkan rambutnya tadi, karena terburu ditelpon oleh David.
Nara kembali mengambil ponselnya dan dia sedikit terkejut karena ternyata panggilannya dari tadi belum terputus.
"Sayang, kamu masih di sana? Kenapa nggak di matiin coba," ucap Nara sembari berjalan keluar dari kamar.
"Nggak papa, sayang. Lucu denger kamu ngomel ngomel kayak tadi," kata David.
"Hih dasar! Aku matiin ya, aku keluar," ucap Nara.
"Oke sayang, aku tunggu!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 35 Episodes
Comments
enur .⚘🍀
ihh maniz sekali sih David,, jadi pen ketemu deh 🤭
2024-04-20
0
Thea Luna Robert❤Jared KingS
berdua Itu dari sekolah bawaannya u daahhh manissss bgt...bikin baper yg baca..wkwkwkwkwk..Mana David nya bucin akuttt lagi...serasa gak mau pisah sedetikpun dari Nara..😍😍😍😘😘😘
2023-06-27
0
devymariani
mereka good couple yaa seruuu bnagett
2023-06-26
0