Penyesalan

Tentu saja apa yang telah dilihat oleh Dokter Dimas itu membuat sang Dokter merasa cukup keheranan, tetapi apapun itu tentu saja Dokter tersebut tahu betul bahwa itu bukanlah urusannya sama sekali tentang kehidupan pribadi pasien dari Dokter Dimas.

Ya tentu saja hal yang dilihatnya barusan memancing rasa heran sekaligus rasa penasaran di hati sang Dokter, tetapi dengan alasan profesionalitas, dirinya tentu saja tidak akan melakukan hal tersebut ataupun tidaknya memikirkannya.

Dalam diam, Malisa hanya melangkahkan kakinya ke dalam, ke kediaman wanita tersebut tanpa banyak berkata, seolah perasaannya sudah musnah begitu saja. Doni memang selalu abai terhadapnya, dan Malisa tidak heran sama sekali.

Pada saat ini, sang ibu memilih untuk lebih memperhatikan anaknya sendiri yang baru saja keluar dari rumah sakit merasa enggan untuk memikirkan tentang laki-laki macam Doni, seolah-olah tidak akan ada habisnya membuat Malisa lebih memilih untuk memperhatikan Katy yang merupakan anaknya alih-alih memikirkan tentang Doni yang selalu bertindak seenak hatinya saja.

Mona yang merupakan istri kedua ataupun istri siri dari Doni hanya melirik wanita tersebut seolah-olah wanita yang baru saja berjalan di hadapannya tersebut merupakan seorang pembantu yang tidak ada harga dirinya sama sekali di rumah itu.

Mona terlihat seperti seorang yang tidak tahu diri lagi tidak punya otak sama sekali, mengingat bahwa pada kenyataannya Mona hanyalah istri kedua sementara Malisa adalah istri sah dari yang hanya saja diduakan oleh laki-laki yang kurang ajar tersebut.

Malisa tentu saja tahu betul bahwa Mona meliriknya dengan tatapan sinis, seolah-olah tidak menyukai kehadiran Malisa di tempat itu. Ya, tetapi apapun itu, Malisa tidak peduli sama sekali, wanita tersebut tentu saja tidak mau mempedulikan hal-hal konyol semacam ini di mana dirinya bisa jauh lebih memperhatikan anaknya sendiri, Katy yang baru saja sembuh alih-alih wanita konyol macam Mona yang hanya tahu bagaimana caranya merebut suami orang lain.

Katy anaknya tentu saja memperhatikan semua kejadian barusan di mana, dengan sedikit rasa khawatir dan kepolosan yang menggemaskan, Katy mendongakkan kepalanya, menatap ibunya dengan tatapan polos seolah-olah gadis tersebut tidak mengerti apapun yang barusan saja terjadi.

Tatapan polos dan suci yang diperlihatkan oleh Katy kepada dirinya tersebut seolah membuat Malisa semakin merasa bersalah, di mana bayinya yang masih baru lahir tersebut secara mau tidak mau tersiksa dengan keadaan di mana Melissa yang tidak dapat berbuat apa-apa sementara Ayah kandungnya, yakni Doni yang bertindak seenaknya dan jauh lebih memilih Mona selaku babysitter Katy untuk diperhatikan dan dipeihara.

"Maafkan mama, sayang ... mama tidak dapat berbuat banyak untukmu," bisik Malisa dengan nada yang benar-benar lembut seraya meletakkan kembali bayi kesayangannya tersebut di tempat tidur bayi yang memang sudah dibelikan Doni sebelumnya.

Sifat mesum yang dimiliki Doni itu seolah tidak memiliki batasan sama sekali, di mana laki-laki tersebut selalu tidak mengerti bahwa ada hal yang tidak seharusnya dilanggar dan ada hal yang bisa dilanggar tetapi apapun itu, prioritas Malisa saat ini adalah Katy anaknya yang baru terlahir dan sangat-sangat ia sayangi terlepas dari bagaimana sifat Doni yang Malisa sudah tidak peduli lagi.

Katy yang benar-benar terlihat polos dan menggemaskan seolah-olah membuat Malisa semakin merasa bersalah, jika saja dirinya tidak memilih suami yang salah maka Katy tidak perlu mengalami hal sebelumnya di hidup anak itu.

Ketika dirinya masih bayi, orang tuanya sudah hancur seperti itu, tetapi mau bagaimanapun, Malisa yang sudah terjebak di situasi semacam ini tentu saja tidak dapat berbuat banyak sama sekali selain menuruti apa yang diinginkan Doni maupun Mona yang kini memperlakukan dirinya selayaknya pembantu.

Jika Malisa boleh berkata jujur atas perasaannya sendiri dirinya tentu saja merasa sakit hati setengah mati rasanya sakit hati yang ia rasakan ketika mengetahui Doni jauh lebih memilih wanita ****** macam Mona ketika selama ini Malisa yang maspuh harus bekerja keras dari siang hingga malam lantas mengurus Katy yang baru lahir dan juga masih harus juga mengurus hawa nafsu Doni yang demikian tinggi.

Namun sayang sekali apapun itu, sudah tidak sedikitpun dihargai oleh laki-laki tersebut hanya karena kedatangan seorang babysitter baru yang menurut Doni jauh lebih menggoda dan jauh lebih bisa diajak dalam hal berhubungan badan alih-alih Malisa yang selalu kelihatan lelah setengah mati.

Wanita yang malang itu menghela napas panjang, dirinya yang sudah berhenti dari pekerjaannya seolah kini benar-benar terjebak setengah mati di rumah yang rasanya seperti neraka jahanam tersebut, Mona yang seharusnya mengurus anaknya malah kini berlaga seolah menjadi istri sah dari Doni dan justru meminta Malisa yang melakukan ini dan itu termasuk mengurus anak kandung Doni sendiri yang merupakan buah hati Malisa juga, tetapi tentu saja semua hal tersebut memang tidak mau dilakukan oleh benar-benar wanita tersebut ketika dirinya tentu saja tidak dapat dirinya bisa saja jatuh ke dalam perangkap laki-laki brengsek macam Doni.

Tinggi rasanya keinginan Melissa untuk pergi sejauh mungkin, melarikan diri bersama Katy entah kemana dan memulai kehidupan yang baru tetapi dirinya tidak dapat berbuat banyak, perkataan Doni beberapa saat yang lalu seolah-olah mematahkan seluruh rencana yang dimiliki oleh Malisa di mana dirinya mau tidak mau terjebak di dalam situasi tersebut tanpa bisa bergerak kemanapun, tepat seperti burung emas di dalam sebuah sangkar besi hancur tanpa bisa berbuat kemana-mana maupun melawan kandang tersebut.

"Maaf .. Katy ...." Napas Malisa serasa sesak, wanita itu tersenyum miris ketika dirinya ingin menangis ketika melihat anaknya sendiri sedang tertidur lelap di atas tempat tidur bayi seolah-olah tidak mengetahui masalah apapun yang sedang terjadi kepada ibunya maupun ayahnya, membuat perasaan bersalah di hati Malisa selalu meningkat seiring waktu berjalan tanpa dapat berbuat apa-apa untuk mengatasi rasa bersalahnya yang semakin meledak-ledak tersebut.

Malisa sudah tidak perlu merasa peduli lagi akan Mona bertindak selayaknya pemilik rumah dan memperlakukan Malisa sebagai seorang pembantu. Lagipula, Malisa mau tidak mau melakukan hal tersebut mengingat keberadaan Katy yang menjadi alasan wanita tersebut melakukan hal itu seolah membuat miliknya di satu sisi ingin memberontak hebat-hebatnya tetapi di sisi lain tidak dapat berbuat apa-apa karena seluruh tubuhnya terasa seperti sedang dirantai habis-habisan membuat Malisa tidak bisa melawan sama sekali.

"Mama ... benar-benar minta maaf," kata Malisa sekali lagi saya mengusap lembut pipi merah milik bayi mungil itu satu-satunya hal yang membuat Malisa tetap bertahan di tempat yang terasa seperti neraka jahanam tersebut. Ditambah lagi dengan dua manusia yang kelakuannya tidak ada bedanya dengan iblis, seolah membuat Melissa rasanya tidak tahan lagi tetapi tidak berbuat apa-apa karena ada putih yang seolah menjadi rantai juga atas apa yang hendak Malisa lakukan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!