"Lepaskan!!" seru Nana. Tangannya ditarik - tarik dengan paksa oleh Ken. Siapa lagi kalau bukan sekretaris jae Hwa.
Kini mereka sudah berada disebuah perumahan elit dan tepat diruang tamu mereka pijaki jae Hwa sudah ada dihadapannya. Nana hanya tersenyum kecut.
"Oh jadi ini perbuatan mu." ketus Nana. Ia menghempaskan tangan nya dari Ken.
"Sudah berapa lama kamu menghilang dari rumah ternyata kamu datang kesini ya." jae Hwa duduk disofa sembari ia menyilangkan kedua kakinya.
"Duduklah." Ucap jae Hwa.
Nana hanya menurutinya, tetapi ia tidak menatap kearah jae Hwa. Karena ia masih merasa kesal.
"Kenapa pergi dari rumah?? apa kamu tahu aku mencari mu kemana - mana. ternyata kabur kesini rupanya." Jae Hwa menyunggingkan senyumnya.
"Memang kenapa?? terserah aku toh, mau tinggal dimana itu bukan urusan mu." Ketus Nana.
Jae Hwa hanya menghembuskan nafasnya kasar dengan jawaban Nana berikan. "Papa meninggal, mama koma selama 6 bulan. itu penyebab kamu kabur dari rumah." Lirih jae Hwa.
Tatapan Nana yang tadinya merasa kesal pada sang kakak tiba - tiba berubah menjadi sendu dan jantung nya serasa bergemuruh tetapi ia tepis menjadi gelak tawa.
"Hahahaha, oppa pasti bercanda kan?? itu hanya akal - akalan oppa agar aku bisa kembali ke negara ku kan??" Air matanya hampir banyak keluar akibat mendengar lelucon jae Hwa.
"Jika kamu tidak percaya,, kamu bisa datang ke Korea. Kamu bisa lihat apa oppa bohong atau tidak." Jae Hwa bangkit dari duduknya, ia kembali ke kamar nya menaiki tangga itu.
Nana menghentikan tawanya, Ia masih belum percaya dengan perkataan oppanya bahwa papa telah tiada dan mama koma.
Nana bangkit dari duduknya dan hanya memandang langkah kaki oppanya dari bawah. "Itu tidak mungkin!!!!" teriak Nana. "Baiklah aku akan pulang besok pagi dan akan membuktikannya!!!" teriak Nana dari bawah.
Ia berlari keluar dari perumahan elit itu dengan perasaan yang bergemuruh. Dan berlari melewati jalanan komplek - komplek perumahan disekitar nya yang dipenuhi oleh lampu menyala dengan tangisan.
Dengan berurai air mata, ia merosotkan dirinya dibawah tanah sembari menangis dalam hati.
"Tidak!!! tidak mungkin!!! papa!!! mama!!! itu tidak mungkin, oppa bohong!!! oppa pasti bohong!!!" teriak Nana tetapi dalam hati.
Tiba - tiba suara langkah kaki menghampiri nya dan menempuk pundaknya dengan lembut. "Hey mbak, ada apa menangis?? apa terjadi sesuatu." tanya seorang gadis yang seumuran dengan nya. Taksi ia tumpangi sudah pergi, menghilang entah kemana.
Nana yang tadinya menangis menghapus air matanya dan tersenyum. Ia mendongak menatap kearah gadis itu. Mereka memekik.
"Nana!"
"Daniah!" seru mereka bersamaan.
Mereka saling berpelukan dan Nana kembali menumpahkan air matanya didalam dekapan Daniah. Daniah hanya mengelus lembut punggung Nana.
"ada apa kenapa menangis?" Tanya Daniah.
"pa,,, papa hiksss,,,, me,,, ninggal gara,,, gara ak,, u kabur dan hik,,,,ssss mama,,, Kom,,,a" Nana terbata - bata.
"Apa!!" pekik Daniah. "Dari mana kamu dapat kabar seperti itu?" Ucap Daniah.
Nana hanya menangis sesenggukan tidak menjawab pertanyaan Daniah. "Baiklah mending kita kerumahmu. aku mau menginap disana, bolehkan??" Ucap Daniah.
Nana hanya menganggukkan kepalanya dan mereka pun berjalan menuju kerumah Nana yang tidak terlalu jauh dari komplek - komplek perumahan elit.
"Mending aku tidak cerita ke Nana tentang semua ini. aku hanya perlu menguatkan diriku saja, lagian ada pria lebih baik dari yoga toh." Gumam Daniah dalam hati.
***
Bersambung
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 153 Episodes
Comments
Erliza Rosyanda
ihhh Nana jadi merasa bersalah karena sudah kabur-kaburan
2024-02-24
1
Yuli a
betul bngt. mati satu tumbuh seribu.,..🤣🤣🤣
2024-01-16
1