Setelah makanan selesai, Aldrian dan juga Aisyah segera pergi ke taman belakang rumah. Mereka ingin menemui Dika dan juga Key yang kini sedang kemasukan arwa dari Almira, anak Aldrian dan Aisyah yang baru meninggal beberapa tahun yang lalu meninggal.
" Almira sayang, ini makanannya." ucap ibu Aisyah.
" Ye, makasih mama." ucapnya dengan tersenyum, median langsung melahap makanan tersebut.
Baru beberapa sendok Key melahapnya, tiba-tiba saja Key pun pingsan. Dan membuat mereka semua kebingungan.
" Baringkan Key di atas kursi itu, dan ayah tolong ambil minyak kayu putih." ucap Bu Aisyah.
Semuanya pun menjalankan perintah dari Bu Aisyah, kini ayah telah kembali dari mengambil minyak kayu putih. Dan Bu Aisyah pun mengoleskan minyak kayu putih itu di hidung Key, tidak butuh waktu lama akhirnya key pun terbangun.
" Aku ada di mana?" tanyanya yang merasa tempat asing.
" Kau ada di taman sayang, apa yang kau rasakan sekarang?" tanya Bu Aisyah.
" Key pusing Bu, oh iya tadi Key ketemu sama anak kecil yang sangat imut. Ngomong-ngomong dia dimana ya bu?" tanyanya.
" Key, kau pasti tidak menyadarinya ya." ucap ibu dan membuat Key bingung.
" Maksud ibu apa?" tanyanya.
" Anak kecil itu adalah adik mu, dia anak ayahmu dan juga saya. Ta-tapi…" ucapnya yang terhenti.
" Tapi apa bu?" tanya Key.
" Dia sudah pernah meninggalkan dunia ini." jelasnya dan membuat Key kaget.
" Ibu bercanda kan?" tanyanya kembali untuk memastikan.
" Saya tidak bercanda, mungkin kau akan terus bertemu dengannya. Karena kamarnya ada di dekat kamarmu." ucap Bu Aisyah.
" Apa, jadi itu kebenaran." ucapnya yang kaget, dan Bu Aisyah hanya mengangguk saja.
" Ya sudah kalau begitu, nama anak imut itu siapa ayah, ibu?" tanyanya kembali.
" Namanya Almira, usianya sekitar 6 tahun." jawab Bu Aisyah.
" Nama yang sangat indah, aku sangat menyukainya. Mulai sekarang kita berteman ya." ucapnya dengan tersenyum melihat ke arah Almira.
" Almira masih di sini?" tanya Bu Aisyah.
" Iya, dia ada di samping ibu." jawabnya.
" Almira, kakak kangen sama mu dek." ucap Dika dengan meneteskan air mata.
Key pun menatap ke arah Dika, karena ia masih belum mengetahui siapa Dika.
" Itu kak Dika, dia kakak sulungku." ucap Almira.
" Oh, jadi kakak namanya Dika." ucap Key, dan Dika pun kebingungan.
" Kau tau nama ku dari mana?" tanyanya yang penasaran.
" Dari Almira." jawabnya.
" Ya sudah, kalau begitu mulai sekarang kau juga menjadi adikku." ucapnya dengan tersenyum dan mengelus kepala Key.
" Ok kak." jawabnya dengan tersenyum.
" Yauda sejarah Key harus istirahat, ayo mama tuntun ke kamar." ucap Bu Aisyah.
" Baik Bu, eh maksudnya mama." ucapnya yang kebingungan.
" Yasudah gpp, panggil aja senyaman mu." ucap Bu Aisyah.
" Baik, aku akan mencobanya. Karena walau bagaimanapun ibu sudah menjadi orang tuaku." ucap dengan tersenyum, dan kini ia berjalan menuju ke kamarnya.
" Ayah, aku ingin bicara dengan ayah." ucap Dika.
" Yasudah, kalau begitu kita bicara di sini saja." ucap ayah dan mereka pun duduk di bangku taman.
" Apa yang ingin kau tanyakan?" tambah ayah.
" Aku ingin tau, kenapa ayah nggak pernah bilang tentang Key. Dan apakah Kia mengetahui keberadaan Key?" tanya Dika.
" Sebenarnya Kia nggak tau kalau ia mempunyai saudara kembar, sebenarnya ayah berniat untuk menyembunyikan selamanya. Tetapi ayah tidak menyangka, kalau Key bisa datang ke sini." jelas ayah.
" Kalau boleh tau, apa yang membuat ayah berpisah dengan mama dari Kia dan Key?" tanya Dika yang penasaran.
" Kalau soal itu ayah nggak bisa cerita." ucapnya dengan tatapan sendu.
" Yasudah kalau begitu, dan sekarang lebih baik kita kedalam. Pastinya saat ini mama dan Key mencari kita." ucap Dika dan di angguki oleh pak Aldrian.
Keduanya pun langsung masuk, dan kini mereka pun langsung menuju ke kamar Key. Dan alangkah bahagianya pak Aldrian ketika melihat Key yang tidur dengan nyenyak, dan ia sangat merasa bersalah kepada putri kecilnya itu.
" Maafkan ayah sayang, seharusnya hal seperti ini tidak menimpa mu. Dan kau pasti bisa bertemu dengan Kia saudara kembar mu." batin ayah dengan mata yang berkaca-kaca.
" Mas pasti merasa bersalah ya?" tanya ibu.
" Iya ma, dan karena ayah juga mereka tidak bisa bertemu satu sama lain." jawab ayah.
" Sudahlah mas, semua sudah terlambat untuk menyesalinya." ucap ibu.
" Yang kau katakan benar, aku menjadi damai setelah melihatnya Key tidur dengan nyenyak." ucapnya, kemudian membawa ibu keluar dari kamar Key.
...----------------...
" Aku harus segera mengabari Bismar dan juga Eza, aku yakin bila mereka mengetahui hal ini. Mereka pastinya juga akan kaget, tapi lebih baik mereka tau sekarang. Dari nantinya mereka kebingungan." ucap Dika yang berada di kamarnya.
Dika pun segera memulai panggilan grup, dan tidak butuh waktu lama. Bismar dan juga Eza pun mengangkat panggilan grup tersebut.
" Halo, adik-adikku yang tampan." ucap Dika mengawali pembicaraan.
" Halo kak Dika." jawab mereka serentak.
" Tumben ni kakak nelpon malam-malam?" tanya Bismar.
" Iya benar, pasti ada hal yang mendesak ni." ucap Eza mendukung Bismar.
" Hari ini aku pulang ke rumah." ucap Dika.
" Ih kakak kenapa nggak bilang dari tadi, dan kenapa kakak baru telpon sekarang. Kami kan nggak bisa ngobrol sama ayah dan Mama." keluh Bismar.
" Bukan itu hal penting yang ingin aku sampaikan." ucap Dika.
" Lalu apa kak?" tanya Eza.
" Iya, apa itu kak. Jangan buat penasaran." ucap Bismar yang juga penasaran.
" Kita memiliki adik yang lain." ucap Dika dan membuat keduanya kaget.
" Kakak nggak salah kan, siapa dia?" tanya Eza.
" Aku nggak bercanda, dia saudara kembar Kia." jelasnya, dan membuat keduanya kaget.
" Kia punya saudara kembar, kakak bercanda kan. Ayah aja nggak pernah cerita." ucap Bismar yang kaget.
" Ngapain aku bercanda, yang ku katakan kebenaran. Bahkan aku juga sempat memfotonya, aku akan kirim kalian lihat sendiri saja." ucap Dika dan sambil mengirim foto Key kepada Bismar dan Eza.
" Dia sangat mirip dengan Kia." ucap Eza.
" Kan sudah ku bilang, dia itu saudara kembar Kia." ucap Dika.
" Lalu kenapa ayah tidak pernah cerita ya?" tanya Bismar.
" Kalau soal itu, aku juga nggak tau." jawab Dika.
" Oh iya kak, kenapa sepertinya dia sangat aneh?" tanya Eza.
" Sebenarnya itu saat dia sedang kerasukan Almira." jawab Dika.
" Apa, jadi dia sama seperti kak Hamdan." ucap Bismar yang kaget.
" Iya, dia sama seperti kak Hamdan. Dan itu juga yang membuat aku menjadi takut, kalian ingat kan. Dulu mama bilang kak Hamdan meninggal karena kelebihan yang ia miliki, dan saat ini Key memiliki kelebihan yang sama. Kita hanya tinggal memiliki Key saja, jika ia juga pergi meninggalkan kita. Kita tidak memiliki siapapun lagi." jelas Dika.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 157 Episodes
Comments