Kesempatan

Selama dalam perjalanan Greysa hanya diam setelah mengatakan alamat rumahnya kepada Arka. Ia  menatap kearah langit yang lagi cerah untuk menghilangkan rasa groginya saat didekat Arka.

Entah kenapa setiap ia berada didekat Arka perasaannya tidak bisa dikontrol dan jantungnya berdetak lebih cepat dari pada biasanya. Dan ia menyadari perasaan tersebut dari kelas sepuluh.

Karena tidak nyaman dengan suasana hening di antara mereka kemudian Greysa memberanikan diri untuk membuka pembicaraan "Tadi kata Bapak ada yang mau dibicarakan, soal apa ya Pak? Soal yang tadi? Kalau soal yang dikelas tadi saya gak akan minta maaf karena saya memang gak salah." ujarnya.

"Saya juga gak menyuruh kamu minta maaf dan saya juga gak mau mendengar penjelasan kenapa buku panduan itu ada didalam tas kamu. Intinya karena kamu telah berbohong berarti nilai attitude kamu turun." Jelas Arka masih fokus menyetir mobilnya.

"Saya gak peduli kalau nilai attitude saya turun, karena saya gak akan pernah mengakui kesalahan yang tidak pernah saya perbuat." jelas Greysa dengan percaya diri.

"Okeyy.. itu juga pilihan kamu, saya gak bisa maksa kamu juga untuk mengakui kesalahan." ucap Arka santai.

Greysa hanya diam, Ia tidak menanggapi ucapan Arka karena ia juga tidak tau harus mengatakan apa. Pada akhirnya keheningan kembali menghampiri mereka. Sebenarnya Arka bukanlah tipikal orang yang bisa berada dalam keheningan jika diluar kelas. Tapi entah kenapa ia tidak mau memulai pembicaraan ketika bersama Greysa. Ia bingung dengan perasaannya mungkin karena masih sedikit kesal kepada Greysa yang telah berbohong kepadanya atau karena hal lain.

Didalam perjalanan Arka sesekali memperhatikan Greysa yang sedang menatap langit. Arka pun melontarkan senyumnya saat memperhatikan Greysa yang terus menatap langit ia berpikir Greysa masih menyukai langit walaupun banyak yang telah berubah dari Greysa sejak pertemuan terakhir mereka.

Greysa yang merasakan terus diperhatikan oleh pun memberanikan diri untuk melihat kearah Arka yang ternyata ia masih fokus menyetir. Ia langsung berpikir bahwa mana mungkin ia diperhatikan oleh Arka.

Entah kenapa mereka berdua nyaman didalam keheningan tersebut sampai tidak terasa mereka telah sampai didepan rumah Greysa. Greysa merasa sedikit kecewa karena ia ingin lebih lama lagi berada dengan jarak sedekat itu bersama Arka walaupun berada dalam keheningan.

"Gak turun?" Tanya Arka setelah menghentikan mobilnya.

"Makasih ya Pak atas tumpangannya." Ucap Greysa sambil tersenyum setelah turun dari mobil

"Iya sama sama." Arka membalas senyuman Greysa sebelum ia melajukan mobil meninggalkan area perumahan Greysa.

Setelah mobil Arka hilang dari pandangan, Greysa pun masuk kedalam rumah dan langsung disambut oleh mamanya yang sedang menyiapkan makanan untuknya. Greysa pun segera ke meja makan tanpa mengganti bajunya terlebih dahulu.

"Kalau mau makan ganti baju dulu, nanti baju kamu kotor." Tegur mamanya Greysa membawa mangkok yang berisi ayam kecap kesukaan Greysa.

"Gapapa ma, lagian besok hari Minggu ma." Ucap Greysa segera mengambil piring dan sudah tidak sabar untuk menyantap makanan yang ada diatas meja.

Mamanya Greysa hanya bisa menggelengkan kepalanya sambil tersenyum melihat tingkah anaknya seperti orang kelaparan yang tidak makan selama tiga hari.

Setelah selesai makan Greysa langsung naik ke lantai atas dimana kamarnya berada. Baru saja ia selesai mengganti baju, ia mendapatkan pesan dari temannya bahwa temannya itu sudah dalam perjalanan kerumahnya untuk pergi latihan band.Greysa segera memakai jaket lalu ia keluar dari kamarnya turun menuju lantai bawah.

"Mau kemana kamu Grey?" Tanya mamanya Greysa yang sedang menonton televisi melihat anaknya sedang terburu-buru berjalan kearah pintu masuk rumah.

"Mau latihan ma." Jawab Greysa sambil memasang sepatunya.

"Nanti pulang jam berapa?" Tanya mamanya memastikan.

"Mungkin setelah isya ma, paling lama Grey sampai rumah jam sembilan." Jelas Greysa

"Kamu pergi dan pulang sama siapa?" Tanya mamanya kembali memastikan karena ia tidak mau anaknya itu mengalami hal yang sama dengan kejadian di masa lalu.

"Sama Nathania ma, mama tenang aja dia bisa bela diri juga kok jadi mama gak perlu khawatir kalau ada yang gangguin aku dijalan." Ucap Greysa meyakinkan mamanya sambil tersenyum agar rasa khawatir mamanya itu sedikit berkurang.

TIINN!!!

 Terdengar bunyi klakson motor Nathania dari luar rumah. Greysa langsung bergegas keluar rumah diikuti oleh mamanya.

"Grey pergi dulu Ma." Ucap Greysa kemudian menaiki motor Nathania.

"Pergi dulu Tan, anaknya aman kok kalau sama Nia." Ucap Nathania sambil tersenyum.

"Hati hati dijalan ya." Ucap mamanya membalas senyuman Nathania.

Kemudian Nathania melajukan motornya meninggalkan perkarangan rumah Greysa. Jarak antara tempat latihan dan rumah Greysa tidak terlalu jauh karena jika ditempuh dengan motor hanya menghabiskan waktu 15 menit dengan kecepatan 40 km/jam.

Saat mereka sampai ditempat latihan mereka sedikit kaget karena ada motor yang belum pernah mereka lihat sebelumnya terparkir di depan tempat mereka latihan.

"Ini motor siapa? Katanya Vina sama Zikra gak bisa ikut latihan." Ucap Nathania kebingungan.

"Gak tau tuh, gw taunya motor yang disebelahnya itu motor kak Rael." Ucap Greysa menunjuk motor Kawasaki w715 yang berdiri disamping motor r15 berwarna biru.

"Oh iya ini motornya kak Rael, mungkin ini motor temannya kali." Terka Nathania.

"Sore kak." Sapa Nathania.

"Sore.." Sahut dua orang laki laki dari dalam ruangan. Salah satu dari mereka sedang memegang gitar dan satunya lagi memegang handphone yang berisikan lirik lagu.

Saat tau siapa yang ada didalam ruangan tersebut Greysa tertegun dan detik itu juga jantungnya berdetak lebih kencang. Ia tidak menyangka akan bertemu orang itu lagi.

"Eh Greysa ketemu lagi kita ya, Nak." Sapa Arka dengan nada yang lembut diselingi oleh tawa kecil.

"Hahaha iya, Pak." Jawab Greysa cengengesan.

"Lo kenal Grey?" Tanya Nathania penasaran.

"Guru bahasa Inggris gue itu." bisik Greysa

"Ooo jadi ini orang yang lo ceritain ke gue dijalan tadi yan-" Greysa menutup mulutnya Nathania agar tidak melanjutkan ucapannya.

"Ngapain kalian kesini?" Tanya laki laki yang duduk di sebelah Arka sembari memegang gitar. Ia adalah Rafael teman temannya Arka sekaligus pelatih bandnya Nathania.

"Mau latihan lah kak, yakali mau ngepet." Jawab Nathania ketus.

"Siapa tau kan kamu cocok jadi babinya." Gumam Rafael dengan nada bercanda.

"Hah? Apa?! kak Rael ngomong apa tadi?" Ucap Nathania memastikan kalau dia tidak salah dengar apa yang diucapan Rafael

"Nggak, gak ngomong apa apa."

"Oke, karena kalian cuma berdua jadi kalian latihan sendiri sendiri dulu dan kebetulan disini ada Arka, jadi Greysa kamu latihan sama Arka dan kamu Nathania latihan sama saya." Jelas Rafael meletakkan gitarnya.

"Yaudah, Grey latihan diruangan sebelah aja biar fokus ke gitarnya aja." Ucap Greysa pergi keruangan sebelah dimana gitarnya berada.

"Latihan yang serius waktu kalian untuk tampil tinggal sebentar lagi." Ucap Rafael sedikit berteriak.

"Iya kak iya." Ujar Greysa sedikit muak karena Rafael selalu mengingatkan jadwal tampil mereka.

Kemudian Arka menyusul Greysa pergi ke ruang sebelah dimana Greysa sedang sibuk menyetem gitarnya karena setelah latihan kemarin gitarnya di otak-atik oleh Zikra yang juga merupakan anggota bandnya.

"Emangnya lagu apa yang mau dinyanyiin nanti?" Tanya Arka membuka pembicaraan

"Banyak Pak, cuma masih ngecover lagu orang sih belum bikin lagu sendiri." Jelas Greysa masih fokus dengan gitarnya.

"Salah satunya lagu Element yang. judulnya rahasia hati." Timpal Greysa.

"Mau nyanyi bareng gak Pak?" Tanya Greysa

"Boleh."

Greysa pun tersenyum senang kemudian mulai memainkan gitarnya lalu mereka mulai bernyanyi secara bergantian

"Waktu terus berlalu.." Arka menyanyikan lirik awal dari lagu tersebut sementara Greysa terus memainkan gitarnya.

"Tanpa kusadari yang ada hanya aku dan kenangan.."

"Masih teringat jelas.."

"Senyum terakhir yang kau beri untukku.."

Greysa terus memetik gitarnya lalu melanjutkan lirik lagu yang telah dinyanyikan oleh Arka.

"Tak pernah ku mencoba.."

"Dan tak ingin ku mengisi hatiku dengan cinta yang lain"

"Kan kubiarkan ruang hampa di dalam hidupku"

"Bila aku harus mencintai..." Kini Greysa dan Arka bernyanyi secara bersama.

"Dan berbagi hati , itu hanya denganmu.."

"Namun bila ku harus tanpamu.."

"Akan tetap ku arungi hidup tanpa bercinta"

"Ho-oh, hanya dirimu yang pernah

Tenangkan Ku dalam pelukmu.." lanjut Arka bernyanyi dengan sepenuh hati

"Saat ku menangis.."

"Bila aku harus mencintai.." Greysa langsung melanjutkan lagu sehingga terciptalah duet yang sempurna.

"Dan berbagi hati , itu hanya denganmu.."

"Namun bila ku harus tanpamu.."

"Akan tetap ku arungi hidup tanpa bercinta.."

Mereka larut dalam suasana saat bernyanyi hingga tidak menyadari bahwa mereka difoto dan di video oleh Nathania dan Rafael secara diam diam.

"Ternyata suara bapak bagus juga." Puji Greysa setelah selesai bernyanyi.

"Tunggu sebentar saya mau angkat telpon dulu." Ucap Arka saat handphone yang terletak diatas mejanya berdering.

Ia mengangkat telepon dan sedikit menjauh dari Greysa, sedangkan Greysa melanjutkan memainkan gitarnya.

"Oh tuhan kucinta dia.."

"Sayang dia rindu dia..inginkan dia.."

"Utuhkanlah rasa cinta di hatiku.. hanya padanya untuk dia..." Greysa berhenti bernyanyi saat ia melihat Arka sedang memperhatikannya dari kejauhan sambil tersenyum.

Karena diperhatikan oleh Arka membuat Greysa salah tingkah wajahnya mulai memanas dan pipinya sedikit memerah. Ia segera mengalihkan pandangannya ke gitar agar tidak ketahuan oleh Arka.

"Nih minum tadi saya liat ini ada di kulkas karena rasa strawberry kesukaan kamu jadi saya ambil deh buat kamu." Ucap Arka meletakkan sebuah minuman rasa strawberry diatas meja kecil yang ada di depan mereka.

"Hah? Bapak tau darimana kalau saya suka rasa strawberry?" Tanya Greysa bingung karena ia tidak pernah memberitahukan kesukaannya kepada siapapun apalagi Arka.

"Aa- a.. Itu tadi isi kulkas banyak dengan minuman rasa itu jadi saya pikir kamu suka rasa itu." Ucap Arka berbohong.

"Emangnya itu bukan kesukaan kamu ya?" Tanya Arka pura pura tidak tau agar menghilangkan kecurigaan Greysa.

"Tebakan bapak betul kok, ini kesukaan saya." Ucap Greysa sambil tersenyum.

Arka tersenyum lega saat Greysa tidak lagi melontarkan pertanyaan kepadanya dan tidak curiga kepadanya. Setelah istirahat sebentar mereka melanjutkan latihan sampai jam digital yang dipakai Greysa menunjukkan pukul 20:30.

"Greysa yok pulang, kak Rael udah bawel nyuruh gue pulang." Ajak Nathania

"Bentar lagi lah gue masih mau latihan." Ucap Greysa

Sebenarnya Greysa juga sudah capek latihan tapi ia belum mau pulang karena ia masih ingin terus bersama Arka lebih lama lagi setidaknya hanya untuk hari itu.

"Udah malam Greysa sekarang waktunya pulang, nanti mama kamu khawatir kalau kamu pulang malam malam." Tegur Arka mengingatkan.

"Yaudah yok gas pulang." Ucap Greysa segera berdiri dari tempat duduknya.Ia juga tidak mau mamanya melarang ia latihan band karena ia ingkar janji sama mamanya.

"Gue tunggu diluar ya" Nathania berjalan meninggalkan Greysa yang sedang merapikan barangnya.

Sebelum keluar Greysa membuka sebuah ruangan yang mana ruangan tersebut adalah kamar tempat mereka istirahat. Ia masuk kedalam mencari kalung yang pernah ia simpan beberapa hari yang lalu. Setelah mendapatkan kalung tersebut Greysa langsung keluar dari kamar tersebut dan segera menyusul Nathania yang telah menunggunya diluar bersama Arka dan Rafael.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!