Tahun ini adalah tahun ke tiga Greysa bersekolah di SMA Lentera Bangsa. Sekarang dia sudah menduduki kelas dua belas. Karena kepintaran otaknya dia tetap bertahan di kelas IPA 1 dari kelas sepuluh, yang terbilang lokal unggul daripada lokal lain di sekolahnya.
"Hadeeh malasnya gue di kelas, isinya orang pacaran semua" ucap Anantasya merebahkan kepalanya diatas meja sambil mengotak-atik aplikasi yang ada di handphonenya.
Anantasya adalah teman sebangkunya Greysa dari kelas sepuluh. Cewek bermata coklat itu biasa dipanggil Ica oleh teman temannya.
"Lo kenapa sih ca? dari tadi keliatan resah terus." ucap Greysa yang sedang sibuk dengan handphonenya.
Meskipun berada di lokal unggul bukan berarti mereka tidak menikmati jam kosong, terutama untuk anak anak yang sedang kasmaran dengan teman sekelas. Walaupun di sekolah Lentera Bangsa tidak membolehkan siswa dan siswinya untuk berpacaran, namun peraturan tersebut diabaikan oleh sebagian siswa. Selagi mereka tidak ketahuan maka mereka akan tetap menjalani hubungan percintaan.
"Kalau suasana kelasnya begini lebih baik belajar daripada jamkos." Ucap Anantasya dengan lesu karena dia sudah bosan dengan jam kosong dan pemandangan sekitarnya.
"Lo iri ya? Makanya cari cowok." Ucap Greysa meletakkan handphonenya diatas meja dengan layar handphone dihadapkan ke bawah.
"Udah gue cari tapi cowoknya gak mau sama gue." jelas Anastasya memasang ekspresi sedih yang membuat Greysa tertawa.
"Lagian lo cari cowok yang spek idamannya diatas lo, ya mana mau dia." Ucap Greysa tak bisa menghentikan tawanya.
"Ish!!! lo jadi teman gak ada pengertiannya sedikitpun." Anantasya kesal dengan tingkah Greysa.
"Eh, gue mau nanya dong." Anantasya mengalihkan topik pembicaraan
"Nanya apa?"
"Disekolah ini ada cowok yang lo suka gak?" Tanya Anantasya penasaran.
Greysa terdiam mendengar pertanyaan yang tidak ia sangka akan dilontarkan oleh temannya itu.Tiba- tiba wajah laki laki yang dia kagumi sejak kelas sepuluh muncul dan bergentayangan dipikirannya.
"Maybe ada" Jawab Greysa sambil tersenyum.
"Siapa?"
"Kepo deh"
"Ish!! eh tapi kalau dilihat lihat si Gevano merhatiin lo terus, dia suka sama lo tu." Ucap Anantasya sambil melirik Gevano yang sedang duduk dibangku samping mereka.
"Lah? bukannya dia merhatiin lo ya, soalnya lo yang duduk disamping dia dan gak mungkin juga sih dia suka sama gue" Ucap Greysa mengecilkan suaranya agar tidak terdengar oleh Gevano.
"Kenapa jadi gue? jelas jelas dia itu merhatiin lo." ucap Anantasya juga mengecilkan suaranya sehingga mereka berdua seperti sedang berbisik-bisik.
"Gak mungkin dia suka sama gue, lagian gue juga punya crush dan jujur gue lebih milih crush gue." jelas Greysa.
Tanpa mereka sadari Gevano diam diam mendengar percakapan mereka.
"Sebegitunya? emang sehebat apa sih crush lo? sampai bisa melengserkan Gevano untuk jadi pacar lo. Gevano kurang apa coba, udah ganteng, pintar, ketua OSIS juga dan dia orangnya perhatian dan baik loh. Siapa sih crush lo itu? kalau gak lebih dari Gevano lo perlu diruqyah sih." Ucap Anantasya penasaran.
Greysa tidak menjawab pertanyaannya Anantasya, justru dia melirik kearah pintu masuk kelas yang mana disana telah berdiri seorang cowok berpakaian batik dengan bawahan celana berbahan kain dan tas sandang serta sebuah buku ditangannya.
"Dia orangnya" gumam Greysa pelan.
Cowok itu berjalan memasuki kelas dan berjalan mengarah ke meja guru. Ia adalah Arkana Rayshiva seorang guru bahasa inggris yang masih berusia 24 tahun. Ia adalah salah satu guru muda yang memiliki wajah tampan dan dikagumi oleh banyak siswi tanpa kecuali Greysa.
"Siang.." sapa Arka
"Siang pak." sahut seluruh siswa dan siswi dikelas itu.
"Kumpulkan tugas yang saya berikan minggu lalu bersama buku catatan dan buku panduan kalian.Sesuai perjanjian kita minggu lalu kita ulangan harian sekarang." Ucap Arka sambil mengeluarkan laptop dari dalam tasnya.
Semua siswa dan siswi mengumpulkan buku. Sedangkan Greysa sibuk menggeledah buku panduannya namun ia tidak menemukan buku tersebut didalam tasnya.
"Greysa bukunya mana?" Tanya Arka yang melihat Greysa masih sibuk menggeledah isi tasnya.
Greysa berjalan kearah meja guru dan meletakkan buku catatan dan tugas."Maaf Pak, buku panduan saya tinggal dirumah Pak."
"Oke silahkan duduk."
Tanpa ada yang menyadari saat Greysa berjalan ke meja guru untuk mengumpulkan buku catatannya ada seseorang yang diam diam memasukkan buku panduan kedalam tas Greysa.
Setengah jam telah berlalu para siswa dan siswi sibuk mengisi lembar jawaban mereka. Namun suara seorang siswi dari arah bangku belakang Greysa memecahkan keheningan di dalam kelas.
"Pak di tas Greysa ada buku panduan pak" ucap anak yang duduk dibelakang Greysa dia adalah Ghaini. Ia tidak sengaja melihat tas Greysa yang sedikit terbuka dan melihat buku panduan sejarah didalam tas tersebut.
Greysa kaget mendengar ucapan Ghaini. Greysa pun kini menjadi pusat perhatian satu kelas. Semua mata tertuju padanya. Ia langsung melihat kedalam tas nya dan alangkah terkejutnya dia saat mendapati buku panduan di dalam tasnya, karena tadi ketika dia cari ia tidak menemukan buku tersebut.
"Jadi kamu berbohong kepada saya Greysa?!" Tanya Arka yang telah berdiri disamping Greysa dan melihat buku panduan tersebut ada didalam tas Greysa.
"Saya jujur kok Pak, tadi beneran gak ada di dalam tas saya Pak." Jelas Greysa sedikit panik karena ia tau bahwa Arka tidak akan bisa diajak negoisasi saat pembelajaran apalagi dibohongi tidak akan ada lagi jaminan nilai Tinggi.
"Terus kenapa buku ini bisa ada di tas kamu sekarang?" Tanya Arka dengan nada yang sedikit meninggi dan tatapan yang penuh intimidasi.
Greysa hanya terdiam ia tidak bisa menjawab pertanyaan dari Arka. karena jika ia menjawab dan memberikan alasan nilainya makin tidak aman.
"Tapi pak, bagaimana pun juga Greysa tidak melihat buku itu pak." ucap Anantasya memberanikan diri untuk membela Greysa.
"Kamu tau kan, saya tidak suka sama anak yang tidak jujur. sekarang kamu keluar dari kelas sampai jam pembelajaran saya habis dan nilai ulangan kamu sebatas apa yang kamu buat sekarang serta tidak ada remedial untuk kamu." Jelas Arka dengan tegas membuat seisi kelas terdiam.
Tidak ada lagi yang berani membela Greysa karena mereka takut nilai mereka turun. Arka mengambil lembar jawaban Greysa dan Greysa berjalan gontai keluar kelas dengan raut kesal diwajahnya. Sementara itu Ghaini tersenyum puas melihat kejadian tersebut.
"Ada lagi yang menyimpan buku panduan di tas atau di mejanya?" Tanya Arka kepada anak anak lain yang ada dikelas itu. Seisi kelas hanya diam tidak ada yang menjawab ucapan Arka.
"Kalau masih ada kedapatan selain Greysa, lembar jawabannya saya robek" Ucap Arka kembali kemejanya
"Kalau begitu lembar jawaban Greysa juga harus dirobek pak." Ucap Ghaini berharap lembar jawaban Greysa dirobek oleh Arka.
"Kamu siapa ngatur ngatur saya?"
"Maaf pak"
Greysa duduk di kantin sampai bel pulang berbunyi. Ia kembali masuk ke kelas untuk mengambil tasnya. Setelah Itu ia menjumpai Anastasya untuk pulang bareng.
Sesampainya di parkiran Greysa melihat Anantasya sedang bersama Nadia yang juga merupakan temannya Greysa. Mereka bertiga berteman semenjak awal masuk SMA dan mereka selalu satu kelas selama tiga tahun disekolah tersebut.
"Ca gue nebeng sama lo dong, motor gue lagi di bengkel." ucap Greysa dengan wajah memelas.
"Kalau lo nebeng sama gue juga terus si Nadia gimana? Gak mungkin kita bonceng tiga." Ucap Anantasya.
"Kalau gak gini deh, lo antarin gue dulu ntar lo kesini lagi jemput Nadia, gimana?" Ucap Greysa memberikan usulan.
"Gak bisa, gue duluan soalnya gue mau pergi les nanti gue." Ucap Nadia menolak usulan dari Greysa.
"Gue juga mau latihan nge-band." tutur Greysa.
"Kalian ini ya, motor kalian kenapa bisa bareng gitu sih masuk bengkelnya? Jadinya gue yang pusing nih." Ucap Anantasya frustasi dengan kedua temannya karena setiap mereka bertemu pasti mereka berdebat.
"Ya mau gimana lagi bukan keinginan kita juga motor kita masuk bengkel, ya gak Nad?" ucap Greysa kemudian menatap Nadia.
Anantasya hanya terdiam dan menggelengkan kepala mendengar ucapan Greysa. Namun Ia tersenyum bahagia saat melihat Sebuah mobil berjalan kearah gerbang sekolah dimana mereka berdiri.
"Eh itu ada pak Arka!" Ucap Anantasya menunjuk kearah mobil Avanza hitam yang sedang menuju kearah mereka.
"Terus?" Tanya Greysa dan Nadia berbarengan.
"Kalian liat aja nanti" Greysa dan Kila bingung dengan tingkah temannya. Mereka tidak mengerti ide apa yang sedang muncul dibenak temannya itu.
"Pak stop!!" Anantasya memberhentikan mobil Arka dengan berdiri ditengah jalan sehingga membuat Arka mau tak mau harus memberhentikan mobilnya.
"Iya kenapa?" Tanya Arka membuka kaca jendela mobilnya.
"Maaf sebelumnya nih pak boleh tumpangi salah satu teman saya gak Pak? soalnya mereka gak tau mau pulang sama siapa Pak dan gak mungkin juga saya yang ngangkut dua duanya nanti saya kena tilang." Jelas Anantasya sembari memohon kepada Arka.
"Boleh" ucapnya lembut sambil melirik kearah Greysa dan Nadia. Walaupun Arka keras dan tegas didalam kelas namun ia sangat baik dan humoris jika berada diluar kelas.
"Nah ayo siapa dari kalian yang pulang sama pak Arka?" Tanya Anantasya kepada Greysa dan Nadia.
"Lo aja deh Nad, lo tau kan gue ada masalah sama Pak Arka tadi. Jadi lebih baik lo aja yang pulang sama Pak Arka." Ucap Greysa kepada Nadia.
"Ya karena itu lo punya kesempatan untuk menjelaskan kesalahpahaman tadi, jadi mendingan lo yang pulang sama Pak Arka." jelas Nadia menolak untuk pulang bersama Pak Arka.
"Kenapa malah jadi ribut begini sih?" Ucap Anantasya menengahi perdebatan kedua temannya.
"Pak maaf, Bapak aja yang milih siapa diantara mereka yang akan pulang sama Bapak, soalnya mereka ribut nih Pak." ucap Anantasya kembali memohon kepada Arka
"Kok malah jadi saya yang milih." Ucap Arka bingung.
"Gapapa Pak, biar cepat aja Pak."
"Yaudah Greysa pulang sama saya sekaligus ada yang mau saya bicarakan sama kamu" Ujar Arka kepada Greysa sembari membukakan pintu depan mobilnya.
"Kok malah gue sih yang dipilih" gumam Greysa didalam hati.Mau tak mau ia masuk kedalam mobil lalu Arka menjalankan mobilnya meninggalkan pekarangan sekolah.
Beberapa saat setelah Greysa dan Arka pergi Gevano menghampiri Anantasya dengan Nadia yang juga mau meninggalkan sekolah.
"Greysa mana? Tadi gue denger dia gak ada Tebengan" Tanya Gevano kebingungan karena tidak melihat Greysa.
"Telat lo dia udah pulang sama Pak Arka." ucap Nadia
"Kok bisa dia pulang bareng sama Pak Arka?" Tanya Gevano penasaran
"Tadi gue yang minta sama pak Arka buat numpangin Greysa karena gak ada yang mau numpangin dia" jelas Anantasya
"Lah?gue mau numpangin dia kenapa gak lo kasih tau ke gue?" Ucap Gevano ketus.
"Tadi Lo gak keliatan dan kebetulan banget kita ngeliat mobil Pak Arka, yaudah gue minta tolong Pak Arka aja deh." Jelas Anastasya agar cowok yang ada didepannya ini paham dengan situasi.
"Lain kali kalau Greysa gak ada tumpangan lo bilang gue aja daripada repot repot cari tumpangan diparkiran." ucap Gevano.
"SIAPP KETUA!!!" ucap Anantasya dan Nadia berbarengan.
"Gue duluan ya, bye!!" Ucap Gevano kemudian melajukan motornya pergi meninggalkan pekarangan sekolah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
◌⑅⃝𖤐𝑘𝑎𝑧𝑢𝑚𝑖 [𝓗𝓲𝓪𝓽]𒈔
bagus nih kk ceritanya 👏😄
2023-06-21
2