Sahabat sejati

Arumi sedang membaca buku di taman sambil sesekali memperhatikan mansion milik keluarga Aldric yang sampai sekarang masih membuatnya berdecak kagum. Mungkin tidak sebesar mansion orang kaya yang lain, namun desainnya benar-benar membuat Arumi jatuh cinta. Benar-benar tempat tinggal impian, pikirnya. Namun kekaguman itu tak bertahan lama saat seseorang tiba-tiba mengagetkan dia dari belakang.

"Charlie, kau ingin membunuhku ?". Tegur Arumi kesal.

"Tidak ada wanita muda yang akan mati jika hanya terkaget, sayang !". Balas Charlie sambil mencubit gemas pipi Arumi, lalu ikut duduk di bangku taman tepat di sebelah sahabatnya itu.

"Serangan jantung tidak memandang umur, Charlie." Arumi kembali membuka halaman bukunya.

"Memangnya kau punya riwayat serangan jantung ?".

"Mungkin sebentar lagi ada jika kau terus mengagetkanku seperti tadi."

Arumi masih fokus kepada buku yang dibacanya, membuat Charlie berdecak kesal. Lalu dia menarik buku itu lalu melemparnya ke sembarang arah.

"Charlie, apa-apaan kau ?". Sahut Arumi kaget bercampur kesal.

"Dengarkan aku dulu, nanti saja cari bukunya." Charlie segera mencegat lengan Arumi yang hendak berdiri untuk menemukan buku yang dilemparnya tadi.

"Ini penting tau !!." Sambungnya sambil memajukan bibirnya.

Arumi yang melihat itu akhirnya duduk kembali dan tertawa kecil. Charlie masih dia yang dulu, gadis pembuat onar yang kekanakan.

"Memangnya ada apa ?". Kini dia bertanya kepada Charlie dengan penasaran.

Dengan antusias, Charlie menegakkan punggungnya lalu menatap Arumi dengan mata berbinar.

"Begini, Daddy ada pertemuan penting di sebuah pulau selama 10 hari. Dan dia mengajak mommy, aku dan kau untuk ikut,,, bagaimana ?".

"Apa tidak mengganggu uncle bekerja, Charlie ?". Ucap Arumi ragu.

Charlie memutar bola matanya jengah.

"Kan sudah kubilang, daddy yang mengajak kita. Itu artinya dia tidak terganggu. Lagi pula, aku yakin kau pasti akan suka pulau itu."

"Memangnya pulau apa yang akan kita datangi ?".

"Pulau Moorea !."

Arumi berpura-pura berpikir keras untuk menggoda Charlie yang tampak tidak sabar menunggu jawaban darinya. Jari tangan Arumi tampak mengetuk-ngetuk permukaan meja dengan raut wajah yang membuat Charlie tidak sabaran.

"Cepat jawab !". Ucap Charlie kesal.

"Baiklah ! Aku ikut". Jawab Arumi.

Pulau Moorea, sebuah pulau yang terletak di polinesia, Prancis yang dikelilingi oleh pegunungan-pegunungan hijau yang cantik. Pulau Moorea juga memiliki pantai pasir putih dengan airnya yang biru sebening kristal yang menambah keindahan pulau itu.

Dan disinilah Arumi sekarang. Setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan, akhirnya perempuan cantik itu bisa merebahkan punggung letihnya di kasur empuk di salah satu resort yang di sewa oleh Tuan Charles.

"Perjalanan kemari benar-benar hampir mematahkan punggungku !". Gerutu Charlie yang berbaring disamping Arumi.

"Kau benar, Charlie ! Aku juga merasa begitu." Ucap Arumi membenarkan.

Mata Arumi perlahan terpejam dan kembali terbuka saat suara Charlie yang ternyata sudah tidak ada di sampingnya terdengar memanggil.

"Aru,,, Kemarilah ! Kau harus lihat pemandangan ini." Teriak Charlie dari balkon kamar lantai dua resort mereka.

Alis Arumi mengernyit sebelum membangunkan badannya malas untuk menghampiri Charlie yang sepertinya sangat antusias menyaksikan sesuatu dari atas balkon kamar mereka.

"Ada apa, Char ?". Tanya Arumi malas. Badannya kembali merosot lemah di sebuah sofa tunggal yang berada di balkon.

"Ishhhhh,,,, berdiri Aru ! Jangan malas begitu." Gerutu Charlie kesal.

"Cih, dasar tukang perintah !". Mau tidak mau akhirnya Arumi mengalah dan menuruti permintaan Charlie. Dengan bibir mencebik kesal, perempuan cantik itu menghampiri Charlie dan meletakkan lengan bawahnya di besi pembatas balkon.

"Apa ?". Tanyanya lagi.

Charlie memaksa wajah Arumi melihat ke bawah dengan mendorong wajah sahabatnya itu dengan tangannya hingga Arumi bisa melihat sekumpulan pemuda yang tampak sedang bermain bola dengan asyik di pinggir pantai yang berpasir putih. Alis Arumi berkerut setelah tahu apa yang membuat Charlie sampai seheboh tadi untuk memanggilnya. Ternyata hanya untuk melihat sekumpulan lelaki bermain bola ? Apa serunya itu?

"Hanya ini yang ingin kau tunjukkan ?". Kembali Arumi bertanya dengan nada malas.

"Memangnya kenapa ? Bukankah mereka sangat tampan ?".

"Kalau mereka tampan, apa hubungannya dengan kita ?".

Sabar Charlie ! Jangan sampai kau membuat sahabat baikmu sendiri berakhir di rumah sakit hanya karena ini. Kontrol emosimu !!

"Tidakkah kau berpikir untuk mencari pacar ? Mereka semua tampan ! Kenapa tidak kau pilih salah satu dari mereka untuk kau dekati ?".

Arumi tertawa kecil mendengar perkataan Charlie. Ayolah ! Apa Arumi terlihat sefrustasi itu sampai-sampai harus memacari lelaki secara random ? Sayangnya, Arumi bukanlah wanita yang mudah jatuh cinta. Jadi bagaimana mungkin Arumi bisa mendekati pria asing begitu saja ?

Selama 22 tahun Arumi hidup, Irgi adalah sati-satunya lelaki yang bisa merebut hati Arumi bahkan sejak pertama kali mereka bertemu sekitar dua setengah tahun yang lalu. Saat itu adalah kali pertama Beverly membawa Irgi untuk ia perkenalkan kepada orang tua mereka. Ketika pertama kali menjabat tangan Irgi, ada perasaan aneh yang Arumi akui sebagai cinta yang merengsek masuk ke relung hatinya.

Meski Arumi sadar bahwa cinta yang ia miliki hanyalah cinta sepihak, ia tidak pernah meminta balasan sama sekali. Baginya, melihat Irgi bahagia dan selalu tertawa bersama Beverly sudah lebih dari cukup untuk menghangatkan hatinya. Karena cinta Arumi tidak harus memiliki.

Hingga pada suatu hari, yaitu saat pernikahan Irgi dan Beverly, tiba-tiba saja kakak tirinya lari dari pernikahan dan mengaku bahwa tidak mencintai Irgi lagi. Dengan segala isak tangis dan bujuk rayunya, entah bagaimana Ayah dan ibu tiri Arumi malah membantu Beverly dan kekasihnya lari ke Amerika dan membuat sandiwara palsu dan membuat Arumi menjadi pengganti Beverly tanpa di ketahui orang lain selain mereka.

Awalnya Arumi enggan. Mana tega dia menipu orang yang dia cintai selama ini. Tetapi, karena dia lebih tidak tega lagi melihat Ayahnya yang memohon dengan tulus kepadanya, Arumi tidak punya pilihan lain selain menurut. Setidaknya, ia mencintai Irgi dan hanya perkara waktu untuk dia bisa membuat Irgi juga mencintainya walaupun Arumi yakin jalannya tidak akan mudah. Tidak apa di benci sekarang, asal bisa di cintai nantinya. Itulah tekad Arumi saat itu.

Dan pada waktunya, cinta yang di yakininya bisa berbunga akhirnya layu sebelum kuncupnya mekar. Dan Arumi hanya bisa menelan kekecewaan dan berbesar hati membuang diri jauh dari kehidupannya yang menyesakkan.

Di ceraikan suami. Di benci mertua. Di peralat ayah dan ibu tirinya sendiri. Dan di fitnah oleh kakak yang selama ini sudah dia lindungi nama baiknya. Apa masih ada hal yang jauh lebih sakit dari itu semua di dunia ini ? Lantas, bagaimana cara Arumi bisa membuka hati kembali jika pengkhiantan yang dia dapat terlalu menyakitkan ?

"Untuk saat ini aku masih tidak berniat untuk membuka hati lagi, Char. Lukaku masih belum sembuh dan mustahil bagiku menerima orang baru dengan keadaan semenyedihkan ini." Ucap Arumi lirih. Matanya memandang sayu kepada sekelompok pemuda yang masih betah bermain bola di bawah sana.

Charlie menghembuskan napas pelan. Tangannya bergerak menyapu lembut punggung Arumi dengan tatapan sedih.

"Maafkan aku ! Aku hanya tidak ingin melihatmu terus-terusan seperti ini, Aru ! Terus terang, aku juga terluka jika kau begini terus."

Mata sayu Arumi bergerak menatap wajah Charlie yang benar-benar sangat mengkhawatirkannya. Kedua tangannya membawa Charlie ke dalam pelukan lembutnya sambil menumpahkan kesedihan yang kembali membuncah karena teringat perlakuan sadis yang di berikan oleh orang-orang yang ia sayangi.

"Justru aku yang meminta maaf, Char. Tidak seharusnya aku mencarimu hanya di saat keadaanku seperti ini. Aku malah menjadi beban bagimu dan juga kedua orang tuamu."

Pelukan keduanya segera terlepas kasar akibat ulah Charlie yang merasa keberatan mendengar kalimat Arumi barusan. Dia langsung menepuk bibir Arumi marah.

"Apa-apaan bicaramu itu ? Apa aku pernah bilang kalau kau itu beban ? Apa daddy and mommy pernah bilang kalau kau merepotkan kami ? Kenapa nada bicaramu terdengar seperti kau tidak mengakui kami sebagai keluargamu ?". Ucap Charlie panjang lebar tidak terima.

Arumi tertawa dan kembali memeluk Charlie meski yang di peluk berusaha menyingkirkan tangan Arumi.

"Maafkan aku Charlie !! Maksudku bukan begitu."

"Tidak ! Menyingkirlah dariku, Aru !". Charlie masih berusaha melepas rangkulan sahabatnya itu yang seolah menempel seperti gurita pada tubuhnya.

"Tidak mau." Geleng Arumi cepat. Rangkulannya semakin ia pererat pada tubuh ideal Charlie.

"Dasar lintah ! Menyingkirlah !". Pekik Charlie sambil tertawa.

BRUK !!!

Sepersekian detik berikutnya, sebuah bola sepak mendarat telak di kepala Charlie ketika salah satu dari pemuda yang bermain di bawah sana tak sengaja menendangnya terlalu jauh.

"Awwww !". Pekik Charlie kesakitan.

"Maafkan aku, Nona ! Aku tidak sengaja." Teriak salah satu pemuda yang berlari mendekat dan berdiri tepat di bawah mereka. Kepalanya mendongak ke atas balkon, melihat dua perempuan cantik yang sejak tadi mencuri perhatiannya sambil berkacak pinggang.

Charlie yang awalnya ingin protes mendadak berubah tersenyum saat melihat wajah lelaki yang mengenainya bola. Matanya berbinar saat mengenali siapa lelaki yang kini sedang berdiri di bawah sana. Leon wyatt Wellingthon. Putra tunggal dari Duke Xander Wellingthon, salah satu bangsawan dan pejabat tinggi paling berkuasa di Prancis. Pria berusia 25 tahun itu adalah incaran hampir semua wanita di daratan Prancis karena ketampanannya yang tidak di ragukan lagi. Dan sekarang, pria itu sedang berdiri di bawah balkon seolah sedang menjemput Rapunzel yang terkurung di dalam menara.

Pikiran Charlie kembali tersadar ketika menyadari Arumi sudah melemparkan kembali bola yang mengenainya kembali ke sang pemilik.

"Ambil kembali bolamu dan jangan sampai terlempar kemari lagi atau akan ku kempeskan bola sialan itu." Teriak Arumi kesal.

Leon di bawah sana hanya tertawa setelah mendengar ucapan galak dari Arumi. Tangan kanannya memegang bola yang tadi berhasil di tangkapnya dengan sempurna.

"Jangan marah-marah Nona. Aku kan sudah meminta maaf." Ucap Leon masih dengan wajah tersenyumnya.

"Aku marah karena kau sudah mengenai kepala temanku." Desis Arumi.

Menyadari bahwa Arumi tidak akan mau berdamai dengan Leon, Charlie memilih membekap mulut Arumi.

"Maafkan mulut lancang temanku, Mr. Leon Wellingthon." Ucap Charlie seraya tersenyum.

"Kau mengenaliku ?". Tanya Leon heran.

"Tentu saja." Angguk Charlie cepat. " Tidak ada yang tidak mengenali putra duke Xander di negara ini."

"Tapi, sepertinya temanmu tidak mengenaliku." Lanjut Leon sambil melirik Arumi yang berusaha terbebas dari bekapan tangan Charlie.

"Itu karena dia bukan dari negara ini. Dia baru saja datang dari Indonesia. Wajar jika dia tidak mengenali anda."

Leon mengangguk paham dan melambaikan tangan ke arah Charlie dan Arumi.

"Baiklah, aku pergi dulu."

"Hati-hati."

Usaha Arumi untuk terbebas dari bekapan Charlie akhirnya berhasil. Perempuan itu kemudian melayangkan tatapan horor ke arah sahabatnya dengan marah.

"Apa-apaan kau ?". Protes Arumi tak terima.

"Kau yang apa-apaan ? Kenapa kau memarahi putra duke Xander, ha ?". Bentak Charlie.

"Duke Xander ? Siapa itu ?".

"Dia kepala pengadilan Administratif negara ini. Dan kau baru saja memarahi putranya, Leon wyatt wellingthon, gadis bodoh." Sungut Charlie marah.

Arumi hanya mengangkat bahunya acuh.

"Ya, mana ku tahu." Jawabnya ringan tanpa dosa.

Ia kemudian memilih untuk kembali ke kamar dan berbaring untuk menghilangkan lelah perjalanan yang masih terasa dan meninggalkan Charlie yang masih terlihat komat-kamit entah berkata apa di luar sana. Namun Arumi sangat yakin bahwa Charlie sekarang tengah mengumpat kasar karena ulahnya.

Terpopuler

Comments

Che Chuby

Che Chuby

nama" nya terlalu sulit untuk aq hafal kan thor

2021-09-25

0

ussi_a'za

ussi_a'za

suka

2021-04-28

0

Nurlia Cenning

Nurlia Cenning

makin seruuuu

2020-11-25

0

lihat semua
Episodes
1 Suami dan Kakakku
2 Pergi, hilang dan lupakan
3 Sahabat sejati
4 Pertemuan
5 Suka ?
6 Terlalu cepat
7 Jangan sakiti sahabatku !
8 Rasa yang belum di sadari
9 Mr. Kovalev's Party
10 Blue Sky
11 Misi 5 hari
12 Tiba-tiba menghilang
13 Kehilangan
14 Memulai dari awal
15 Pekerjaan Baru
16 Bertemu lagi
17 Cemburu
18 Cemburu 2
19 SDM#19
20 SDM#20
21 SDM#21
22 SDM#22
23 SDM#23
24 SDM#24
25 SDM#25
26 SDM#26
27 SDM#27
28 SDM#28
29 SDM#29
30 SDM#30
31 SDM#31
32 SDM#32
33 SDM#33
34 SDM#34
35 SDM#35
36 SDM#36
37 SDM#37
38 SDM#38
39 SDM#39
40 SDM#40
41 SDM#41
42 SDM#42
43 SDM#43
44 SDM#44
45 SDM#45
46 SDM#46
47 SDM#47
48 SDM#48
49 SDM#49
50 SDM#50
51 SDM#51
52 SDM#52
53 SDM#53
54 SDM#54
55 SDM#55
56 SDM#56
57 SDM#57
58 SDM#58
59 SDM#59
60 SDM#60
61 SDM#61
62 SDM#62
63 SDM#63
64 SDM#64
65 SDM#65
66 SDM#66
67 SDM#67
68 SDM#67
69 SDM#68
70 SDM#70
71 SDM#71
72 SDM#72
73 SDM#73
74 SDM#74
75 SDM#75
76 SDM#76
77 SDM#77
78 SDM#78
79 SDM#79
80 SDM#80
81 SDM#81
82 SDM#82
83 SDM#83
84 SDM#84
85 SDM#85
86 SDM#86
87 SDM#87
88 SDM#88
89 SDM#89
90 SDM#90
91 SDM#91
92 SDM#92
93 SDM#93
94 SDM#94
95 SDM#95
96 SDM#96
97 SDM#97
98 SDM#98
99 SDM#99
100 SDM#100
101 SDM#101
102 SDM#102
103 SDM#103
104 SDM#104
105 SDM#105
106 SDM#106
107 SDM#107
108 SDM#108
109 SDM#109
110 SDM#110
Episodes

Updated 110 Episodes

1
Suami dan Kakakku
2
Pergi, hilang dan lupakan
3
Sahabat sejati
4
Pertemuan
5
Suka ?
6
Terlalu cepat
7
Jangan sakiti sahabatku !
8
Rasa yang belum di sadari
9
Mr. Kovalev's Party
10
Blue Sky
11
Misi 5 hari
12
Tiba-tiba menghilang
13
Kehilangan
14
Memulai dari awal
15
Pekerjaan Baru
16
Bertemu lagi
17
Cemburu
18
Cemburu 2
19
SDM#19
20
SDM#20
21
SDM#21
22
SDM#22
23
SDM#23
24
SDM#24
25
SDM#25
26
SDM#26
27
SDM#27
28
SDM#28
29
SDM#29
30
SDM#30
31
SDM#31
32
SDM#32
33
SDM#33
34
SDM#34
35
SDM#35
36
SDM#36
37
SDM#37
38
SDM#38
39
SDM#39
40
SDM#40
41
SDM#41
42
SDM#42
43
SDM#43
44
SDM#44
45
SDM#45
46
SDM#46
47
SDM#47
48
SDM#48
49
SDM#49
50
SDM#50
51
SDM#51
52
SDM#52
53
SDM#53
54
SDM#54
55
SDM#55
56
SDM#56
57
SDM#57
58
SDM#58
59
SDM#59
60
SDM#60
61
SDM#61
62
SDM#62
63
SDM#63
64
SDM#64
65
SDM#65
66
SDM#66
67
SDM#67
68
SDM#67
69
SDM#68
70
SDM#70
71
SDM#71
72
SDM#72
73
SDM#73
74
SDM#74
75
SDM#75
76
SDM#76
77
SDM#77
78
SDM#78
79
SDM#79
80
SDM#80
81
SDM#81
82
SDM#82
83
SDM#83
84
SDM#84
85
SDM#85
86
SDM#86
87
SDM#87
88
SDM#88
89
SDM#89
90
SDM#90
91
SDM#91
92
SDM#92
93
SDM#93
94
SDM#94
95
SDM#95
96
SDM#96
97
SDM#97
98
SDM#98
99
SDM#99
100
SDM#100
101
SDM#101
102
SDM#102
103
SDM#103
104
SDM#104
105
SDM#105
106
SDM#106
107
SDM#107
108
SDM#108
109
SDM#109
110
SDM#110

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!