Bagian 4

Melakukan pemanasan ringan di samping lapangan, Irish sesekali mencuri pandang ke arah penonton guna menemukan keberadaan kekasihnya. Siapa lagi kalau bukan Ferly.

Tadi sore dia sudah mengabari Ferly kalau ia akan tanding pukul tujuh malam. Dan, Ferly mengatakan akan datang. Namun, Irish harus menonaktifkan ponselnya untuk fokus bertanding, tanpa tahu kekasihnya benar-benar datang atau tidak.

Bahkan selama pertandingan berlangsung pun, Irish masih sempat-sempatnya menelisik ke arah penonton untuk memastikan keberadaan Ferly. Walau yang pasti ia akan sangat kebingungan. Bagaimana mungkin ia bisa menemukan Ferly di tengah lautan penonton yang bersorak penuh semangat?

Walau fokusnya terkadang terbagi, Irish berusaha tampil semaksimal mungkin. Beberapa kali melakukan tembakan dan mencetak poin, dan berhasil membawa kontingen Jawa Tengah lolos ke babak perempat final.

Irish bungah, ia dan teman-temannya bersorak gembira di pinggir lapangan. Sampai ia lupa dengan sosok yang ia cari sejak tadi.

Ketika masih bersorak bersama teman-temannya, Irish tidak sadar kalau di belakangnya ada sosok lelaki yang sejak tadi menonton pertandingan dan terus memperhatikan dirinya. Lelaki itu menghampirinya yang sontak membuat Irish berjingkrak saking bahagianya.

"Kak Abyan!!"

Dipeluknya lelaki itu dengan erat, seolah lama tidak bertemu. Karena selain Ferly, ada satu lagi lelaki yang ingin ditemuinya selama POPNAS berlangsung. Yaitu kakaknya, Abyan. Yang pindah ke luar kota dan menjadi guru di salah satu sekolah menengah atas di Jakarta. Dia juga tidak menyangka bisa bertemu dengan kakaknya di sini.

"Kak, nanti kita foto buat pamer ke Ashila, ya!" seloroh Irish terlalu semangat.

Segera ia mengambil perlengkapan pribadinya dan menggandeng erat tangan kakaknya. Kemudian mengajaknya meninggalkan lapangan pertandingan untuk dilanjutkan oleh kontingen yang lain.

...****************...

"Punggung kamu gimana sekarang? Masih kerasa sakit nggak?" tanya sang Kakak penuh perhatian. Tak memungkiri dirinya khawatir sejak pertandingan berlangsung, mengingat kondisi kesehatan adik perempuannya yang sempat memburuk beberapa waktu lalu.

Saat ini mereka sudah berada di depan hotel yang ditempati Irish. Kakaknya hanya ingin mengantarnya pulang saja, sekaligus memastikan kondisi adiknya baik-baik saja secara langsung.

"Aku nggak apa-apa kok, Kak. Kan nggak sering-sering juga main basketnya. Aku masuknya di tim cadangan juga, kok," ujar Irish menenangkan.

Abyan menatap nanar adiknya, tahu betul ada kesedihan terbesit di matanya. Dia tahu persis adiknya itu menyukai basket, sejak SMP-pun sering meminta dirinya mengajari teknik bermain basket. Tetapi, karena kecelakaan yang dialaminya tahun lalu. Memaksa Irish harus memupuskan impiannya menjadi atlet basket profesional. Jika bukan karena semangat dan tekadnya yang kuat, juga karena prestasi yang diraihnya. Mungkin berpartisipasi dalam POPNAS tahun ini akan menjadi hal mustahil baginya.

Irish yang masih tersenyum, tiba-tiba menjadi kesal. Ia benci dengan tatapan kakaknya, seolah ada rasa kasihan di sana. Irish paling tidak suka bila dikasihani orang-orang, sekalipun itu adalah kakaknya.

"Kalau Kak Abyan mau balik ke hotel ya balik aja sana, nggak usah lihat aku dengan tatapan kaya gitu," sungut Irish membuang pandangannya dari sang Kakak.

Abyan terjingkat, sungguh ia bukan mengasihani adiknya, tetapi itu murni karena kekhawatirannya sebagai seorang Kakak.

"Irish, kamu jangan marah! Kakak nggak maksud gimana-gimana. Kakak senang kamu bisa main basket sesuai keinginan kamu. Tapi, Kakak juga nggak bisa bohong kalau Kakak khawatir kamu kenapa-kenapa di lapangan. ..."

Irish menunduk, menahan airmata yang hendak meluncur bebas ke pipinya.

"... Kamu juga pasti paham apa yang Kakak rasain, kan?! Kakak sama seperti mama dan papa yang nggak mau kamu kenapa-kenapa. Apalagi tadi kamu di lapangan terlihat begitu bersemangat. Kakak cuma--"

"Stop, Kak!" Irish menghentikan suara kakaknya, takutnya ada kalimat yang tidak sengaja terucap dan malah melukai hatinya, "kalau aku bilang aku nggak apa-apa, berarti aku baik-baik aja. Aku main basket juga banyak yang ngawasin kan?! Aku bisa mengendalikan diri aku sesuai batas kemampuan aku. Kalau nantinya aku emang nggak kuat dan harus nyerah, pasti aku akan mundur secara sukarela. Tapi aku mohon, jangan pandangan aku dengan tatapan menyedihkan itu. Aku nggak selemah itu, Kak!" tegas Irish yang semakin cemberut.

Dia tidak suka dikasihani karena ia mudah sekali menangis. Apalagi jika orang-orang mengetahui masa lalunya, mereka hanya akan merasa kasihan padanya dan malah memintanya mundur dari dunia yang digemarinya. Dan, Irish tidak akan mundur hanya karena hal itu. Selama Irish yakin bahwa ia mampu berjalan di atas kakinya sendiri, ia tidak akan meminta bantuan dari orang lain untuk menopang dirinya. Ini bukan soal harga diri, melainkan soal prinsip yang Irish pegang untuk meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia mampu.

Melihat adiknya meneteskan airmata karena dirinya, Abyan menjadi merasa bersalah. Diusapnya airmata yang membasahi pipi sang adik dengan lembut. Kemudian memegang kedua pundaknya seolah memberi kekuatan.

"Maafin Kakak, Rish. Nggak seharusnya Kakak bikin kamu sedih. Harusnya Kakak bantu semangatin kamu dan bikin kamu makin percaya diri. Kakak tahu kamu kuat, tapi kamu tetap seorang manusia biasa yang bisa merasakan sakit. Jadi, jangan maksain diri kamu kalau ujungnya malah bikin kamu tambah sakit," ucap Abyan tulus. Ia benci melihat orang yang disayangi menangis karena ulahnya sendiri.

Irish menghela napas panjang, ia tahu Kakaknya tidak akan memintanya mundur untuk mengejar mimpinya. Tapi, karena memang dirinya saja yang cengeng, jadi mudah sekali menangis.

"Ini yang terakhir, Kak. Aku nggak akan bisa ikut POPNAS lagi kalau tahun ini nggak ikut. Kalau sudah selesai semuanya, aku cuma akan main-main biasa aja. Bukan sebagai tim inti lagi," jelas Irish lagi.

"Iya, Kakak tahu. Kamu mau ngapain aja selama itu hal positif pasti Kakak akan dukung, kok. Jangan cemberut lagi, ya!" selorohnya sembari mencubit pipi adiknya.

"Ihh, jangan cubit-cubit kenapa, sih. Sakit tau!!

"Iya-iya, sekali lagi maaf, ya. Besok Kakak beliin kamu makanan, deh. Di Palembang kan banyak makanan khasnya. Hehe...," hibur Abyan.

Selalu saja berakhir dengan disuap makanan oleh kakaknya ketika ia sedang ngambek. Jurus terampuh untuknya yang suka makan, kesalahan apapun seolah bisa dimaafkan dengan makanan olehnya.

...****************...

Baru saja selesai membersihkan diri, Irish buru-buru menyalakan ponselnya dengan rambut yang masih basah. Dan, benar saja. Ada pesan masuk dari sang kekasih yang sempat terlupakan olehnya karena keasyikan bertemu kakaknya tadi.

...My LoFerly...

Aku udah di dalam stadion, duduk di paling belakang

Kamu udah sampai hotel?

Irish?

^^^Iya, aku udah di hotel^^^

^^^Baru sempat buka ponsel lagi^^^

^^^Maaf, ya..^^^

Segera setelah Irish membalas pesannya, Ferly langsung membalas pesannya lagi dengan cepat. Yang menurut Irish terlalu cepat malah, karena tidak biasanya ia dan Ferly bisa online di waktu bersamaan seperti sekarang.

...My LoFerly...

Ya udah kalau udah di hotel

Bikin khawatir aja dari tadi centang 1

Udah makan kamu?

^^^Udah, kok^^^

^^^Tadi dibeliin^^^

Dibeliin siapa?

Tadi nggak langsung balik ke hotel emang?

^^^Sama pelatih aku, makan bareng sama teman-teman juga, kok.^^^

Irish tidak tahu, kalau di ujung sana Ferly sedang menunggu konfirmasinya mengenai sosok lelaki yang menghampirinya usai pertandingan tadi.

...My LoFerly...

Ohh..

Irish heran dengan balasan terakhir Ferly yang dianggapnya terlalu singkat itu.

...My LoFerly...

^^^Ohh doang?^^^

Emang kenapa?

^^^Ya, nggak apa-apa.^^^

Irish semakin bingung, jika Ferly datang dan menyaksikan dirinya bertanding. Bukankah seharusnya ia melihatnya dihampiri kakaknya tadi? Tapi kenapa reaksinya sepertinya biasa saja?

...My LoFerly...

Tadi aku mau nyamperin kamu, tapi kayanya ada orang lain yang nyamperin kamu duluan

Irish tersenyum culas, mendapat jawaban atas kebingungannya sejak tadi. Memang seharusnya Ferly melihat kakaknya yang menghampirinya tadi. Membaca pesan itu boleh kan jika Irish berpikir kalau kekasihnya itu sedang cemburu?

...My LoFerly...

^^^Ohh..^^^

^^^Kenapa emang?^^^

Seolah sengaja menggantungkan jawaban, Irish geli sendiri saat memancing kecemburuan kekasihnya, yang menurutnya selama ini Ferly itu orangnya datar-datar saja.

...My LoFerly...

Rish?

^^^Iya?^^^

Kamu nggak macam-macam di belakang aku kan?

Masih ingat sama perjanjian kita kan?

^^^Iya, ingat kok.^^^

Terus?

^^^Terus apa?^^^

Masih nggak mau ngomong?

^^^Ngomong apa, ya?^^^

Hmm..

Irish terkekeh sendiri dengan kegengsian kekasihnya yang masih malu-malu menanyakan tentang sosok kakaknya. Padahal tinggal bertanya saja, dan Irish akan langsung menjawabnya.

...My LoFerly...

Irish,

Kamu masih nggak ngerti maksud aku?

Cowok yang nyamperin kamu tadi itu siapa?

Kamu beneran nggak aneh-aneh di belakang aku kan?

Sekali lagi, Irish ingin melepaskan tawanya yang berhasil mengerjai Ferly. Andai saja ia di kamar sendirian, sudah sejak tadi ia tertawa terbahak-bahak.

...My LoFerly...

^^^Oalah^^^

^^^Emang aku aneh-aneh gimana?^^^

^^^Cowok itu kan Kakak aku, masa nggak boleh nyamperin adiknya^^^

Merasa tak tega, dan khawatir bila diteruskan akan memperkeruh hubungan mereka. Irish memilih jujur saja, toh, dia juga ingin mempertemukan keduanya bila waktu mengizinkan.

...****************...

...Selama masih bisa berjalan di atas kaki sendiri, itu sudah cukup untuk memberi motivasi bahwa aku bisa berjuang dengan usahaku sendiri. Bukan karena gengsi, tapi karena prinsipku yang tak ingin bertopang pada orang lain....

..._Rahma Gita Irish_...

Terpopuler

Comments

Cevineine

Cevineine

Lanjut, jangan lupa mampir jg ke lapak akuu😁

2024-11-30

1

Rianawati

Rianawati

satu cangkir kopi untuk cerita ini /Hey/

2024-11-30

1

Anne Soraya

Anne Soraya

lanjut

2024-11-30

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!