2

Di saat aku membuka pintu aku melihat dia sedang melihat ke arah jendela ntah apa yang dia liat aku tidak tau. Aku memberanikan diri untuk menyapanya, sadari tadi aku blom menyapanya.

“Maaf mas ada yang bisa Airin bantu atau mas mau Airin buatkan makan.” tapi tidak ada jawaban dari dia aku bingung harus sepeti apa lagi.

Aku hanya bisa diam tidak ada percakapan apa pun. Aku kembali bertanya padanya.

“mas Airin. Tau pasti mas juga tidak menyetujui pernikahan ini kan, saat Airin tau Airin mau di nikahkan, Airin pun kaget mas apa lagi.” blom aku selesaikan omongan ku tiba-tiba dia memotong omongan ku.

“Apa lagi saya cacat bukan? Saya tau mamah saya telah membeli kamu dari Seorang wanita yang gila harta sama seperti anaknya.”

Bagai tersambar petir di siang bolong mendengar omongan suaminya dia bilang bahwa aku gila harta serendah itu kah aku di matanya.

“Bukan seperti itu mas, aku pun tidak tau seberapa banyak mamah ngasih uang pada ibu yang aku tau ibu menyuruh ku menikah itu saja.” karna memang kenyataannya seperti itu aku tidak tau sebenarnya apa yang terjadi.

“Cewek semunafik kamu mana ada yang percaya kamu kira saya percaya dengan bulan kamu, saya tau kamu hanya mau harta kami dan setelah kamu dapat kamu bisa pergi bukan? Sebutkan sama saya kamu butuh berapa agar kamu bisa meninggalkan keluarga ini 100 atau 1M sebut saja.”

Sakit sekali mendengar perkataannya apa lagi suami sendiri yang berbicara. Aku tau aku memang blom mencintainya tapi apa kah pantas seorang suami berbicara seperti itu.

“Mas aku tidak butuh uang mu dan juga aku tidak ada niatan seperti itu mas.” aku berusaha untuk memegangnya tapi dia menepisnya.

“lepaskan tangan kotor mu dari tangan ku. Aku tidak sudi di pegang oleh mu. Pelayan bawa saya keluar saya muak di sini.” seorang pelayan pun masuk dan mendorong kursih roda menuju ke luar.

Aku terdiam melihat di pergi, air mata ku pun terjatuh. Cobaan apa lagi ini Tuhan kenapa aku rasa cobaan ini tidak pernah berkahir aku cape. Bapak Airin harus gimana Airin gak sanggu pak kenapa dunia ini sangat kejam pada Airin.

Setelah aku sudah cape menangis dan hatiku sudah sedikit tenang aku memberskan barang-barang ku aku memasukan ke dalam lemari yang tadi mba itu kasih tau pada ku. Tidak butuh tempat banyak untuk barang ku karna aku hanya membawa sedikit baju tidak banyak.

Selesai membersihkan baju aku rasa badan ku sudah lengket dan gerah pula aku memutuskan untuk mandi saja tapi sopan tidak yah aku memakai barang suamiku sendiri karena aku tidak membawa apa-apa dari rumah selain baju. Tapi dari pada aku tidak mandi kan tidak enak juga. Aku beranikan memakai nya Maslah dia marah atau tidaknya gimana nanti.

Saat aku mandi aku mendengar ada suara pintu terbuka mungkin itu Bara. Dan untuk nya aku membawa baju ganti ke dalam Kamri mandi. Setelah selesai aku keluar kamar dan bnr saja yang masuk Bara. Aku liat dia sedang di depan leptop ntah alat dia kerjakan aku tidak tau.

“mas mau aku buatkan kopi atau teh.” dia langsung melihat ke arah ku dengan tatapan sini dia pada ku.

“sini kamu,plak berani-beraninya kamu memakai barang saya atas ijin siapa kamu memakainnya hah.” rasanya tamparan sangat menyakitkan.

“Maaa,, maaf mas soalnya tidak ada lagi Airin baru akan membelinya besok, jadi Airin meminjam punya mas dulu maaf kalo Airin tidak bilang dulu pada mas.”

“selain gak punya harga diri kamu juga tidak punya sopan santun yah yang kamu tau hanya uang dan uang.”

Saat dia ingin kembali menamparku tiba-tiba ada yang mengtok pintu kamar. “ siapa.”

“saya  tuan, nyonya menyuruh saya memanggil tuan muda dan nyonya muda ke meja makan untuk makan bersamaa tuan.”

“kami akan ke sana nanti kamu bisa pergi sekarang. Awas kalo kamu berani bilangan pada mamah atas apa yang terjadi saya tidak segan-segan untuk membuat mu lebih menderita. Paham.”

Saat dia sudah berlalu aku menangis sejadi-jadinya rasa sakit di pipi belum lagi di hati atas perkataan dia membuat ku sangat hancur sebegitu hinakah aku di matanya, sebegitu buruk kah aku di matanya tuhan kenpa hidup ku tidak pernah bahagia apa aku di lahirkan hanya untuk bahan hinaan bahan cacin.

Aku berusaha menghapus air mata ku agar tidak terlihat tapi nihil merah di mata ku tetap terlihat, tapi aku beranikan diri untuk keluar dan menyusul suami ku dan mamah.

Seblum membuka pintu aku menari napas dalam-dalam dan memasangnya wajah tersenyum.

“Airin kenapa kamu lama sekali, kami di sini nunggu kamu loh untuk makan bersama. Airin kamu menangis kah,? Kenapa?”

“gak mah Airin. Hanya rindu sama yang di rumah biasanya jam segini kita lagi ngumpul dan mengobrol kan hal yang tak penting. Jadi Airin nangis kangeng aja.” aku terpaksa berbohong pada mamah mana mungkin aku bilang aku menangis karena ulah anaknya yang sudah menampar ku gara-gara aku memakai peralatan mandinya.

“Di sini kan rumah suami mu jadi ini juga keluarga mu Airin. Anggep lah ini keluarga mu. Kamu bisa bercerita apa saja pada mamah atau pada suami ku sendiri.”

“Iya mah maksih sudah mau nerima Airin. Mas mau kama sama apa biar Airin ambilkan.” aku berusaha terlihat baik-baik saja agar mamah tidak merasa curiga.

“sayur sama ikan.” bada menjawab hanya secupuknya saja.

“Aaduh-aduh mentang pengantin baru yah mesra banget sampe makan saja harus di ambilkan, tapi balik juga itu tandanya istri yang berbakti pada suami.” mamah memujiku.

Kami pun makan dengan hening hanya ada suara sendok yang beradu mengiring makan kita saat sudah selesain. Aku bangung untuk membereskan semuanya.

“kamu ngapain airin. Biarin pelayan saja yang membersihkan nya.” tanya mamah pada ku.

“aku mau beresin ini mah. Gak papa Airin  mau bantu juga, dari pada Airin diem saja gak ada aktifitas apa-apa mah.”

Aku membawa piring kotor itu ke arah wastafel dan langsung mencuci.

“Lihat lah Bara istri ku bukan kah mamah tidak salah untuk memilihnya untuk menjadi istrimu dia baik dan juga sopan sama mamah.”

“Mah itu hanya topeng dia agar mamah simpati padanya apa kah mamah tidak curiga pada nya mana mungkin seorang wanita yang masih beli mau menikah dengan peria lumpuh seperti ku dan umur kita pun beda jauh mah.” bara meyakinkan mamah agar percaya pada omongannya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!