“mau atau tidak kamu harus menikah dengannya Arini” teriak ibu pada ku.
“tapi Bu aku tidak tau dia, kenapa ibu tidak bilang dulu pada ku bu.” jawab ku pada ibu.
“inget Airin kamu harus bantu ibu buat cari uang, kakak mu butuh biyaya besar buat kulaihnya,,, paham kamu.”
“lalu kenapa tidak kakak saja yang nikah sama laki-laki itu ibu,, kenapa harus Airin”aku makin berteriak pada ibu.
“palak,,barni-braninya kamu meninggikan nada mu pada ibu mu Airin,,kakak mu sedang berkuliah sekrang. Harusnya kamu sebagai seorang adik harus mendukungnya.” rasa tampara itu tidak berasa sakit pada pipi ku karena sudah terbiasa aku di tampar.
“apa aku harus mengorbankan masa depan ku demi kakak bu?? Kenapa harus selalu Airin yang berkorba Bu kenapa.”
Satu tamparan mendarat kembali ke pipi mulus ku “palak,, anggep saja ini hutang budi mu pada ku, dan karena mu aku sama anak ku susah. karena kamu pembunuh suamiku paham kamu”. suara ibu lebih keras pada ku.
“mau atau tidak nya kamu,, besok kamu harus menikah dengannya. karena ibu sudah menerima uang nya. Kamu tega melihat ibu mu di penjara”. ancaman itu yang membuat ku langsung menunduk lesu.
Mana mungkin seorang anak tega melihat ibunya mendekam di penjara itu yang di pikiran ku sekarang.
“ok Airin mau tapi Airin mau ke makam bapak dulu bu” pinta ku.
“kamu kira saya percaya,, saya tau kamu pasti mau kabur kan.”
“gak Bu Airin janji hanya ke makam bapak”
“saya bilang tidak ya tidak.” ibu langsung mendorong ku, dan mengunci pintu.
“ibu,,,ibu buka jangan di kunci bu, Airin janji gak bakal kabur Bu hixhixhixhix.”
Aku menangis di balik pintu kamar, Kenapa banyak sekalian cobaan yang aku alami tuhan apa yang mau kau rencanakan pada ku tuhan.
Ntah aku kuat atau tidak untuk menjalinnya. Tapi aku tau tuhan tidak akan menguji umatnya di luar kemampuan nya .
“pak Airin rindu bapak, Airin cape pak kenapa bapak gak ajak Airin. Kenapa waktu itu gak Airin aja yang di posisi bapak.anak bapak ini besok mau nikah pak, bapak senang kan putri bapak bakal nikah, tapi Airin gak tau pak seperti apa orangnya dia pilihan ibu pak hixhixhix” aku kembali menangis mengingat besok aku bakal di bawa oleh keluarga orang yang aku gak kenal , keluarga baru,suasana baru, lingkungan baru ntah lah.
Mentari pagi yang cantik hariin sangat menyejukkan tapi tidak dengan hati ku sekang aku merasa hidup ku sudah hancur sehancur"nya.
“hapus air mata mu Airin jangan bikin saya malu dei acara sekarang” ibu berbisik di telingaku.
“tapi bu Airin gak mau nikah sama dia bu”
Aku terdiam membisu tanpa ada 1 kata pun keluar dari mulut ku.
“saya terima nikahnya Airin binti rinto Setiawan dengan mas kawin 20 gram kalung mas di bayar tunai.”
“gimana saksi sah.”
“sah.”
Tanpa aba-aba air mata ku langsung ke luar. Jika orang lain pasti senang dengan pernikahan nya tapi beda lagi dengan aku merasa sakit menerima semua ini. Nasib apa yang aku jalani sekarang aku tak tau ada apa di depan ku pun aku tak tau.
“ayo Airin kita keluar kalo sampe kamu buat ulah saya tidak segan-segan untuk memenunuh kamu Airin.” aku hanya diem karena mau gimana pun aku sudah menjadi seorang istri.
Alangkah kagetnya aku ternyata orang yang di jodohkan dengan ku seorang perila lumpuh. Ntah untuk yang ke seberapa kali ibu Kembali berbohong pada ku. Dunia ku runtuh seruntuhnya harus seperti apa aku menghadapi suami ku tuhan.
”memepelai wanita tolong ke sini untuk memasangkan cincin pernikahan kalian.” ibu menarik ku dengan paksaan agar aku mau ngikutin nya.
“ini sayang cincinnya pasang ke jari suami mu.” sangat manis sekali ibu kalo di depan orang sungguh ekting yang sangat bagus.
Aku hanya mengambil cincin itu dan memasukannya ke jari suamiku dan dia pun sama mengambilnya dan memasukannya ke dalam jari ku tapi ada penekan dari dia, aku tidak mengerti apa maksud dari itu semua.
Acaranya pun di gelar sangat sederhana hanya keluarga dia dan aku yang tau memang sengaja dan kami pun hanya menikah sirih aku tak tau kenapa hanya nikah sirih. Acara pun sudah usai saatnya aku harus pergi dari rumah yang sedari kecil aku tempati bersama bapak banyak kenangan di sini sedih sakit kekecewaan semuanya ada di sini.
“tok tok tok Airin buka pintunya sayang.” aku tau itu bukan suara ibu melainnya Tante tari. Aku tau maksud dia masuk ke kamar ku untuk apa.
“iya tan masuk aja gak di kunci ko.” aku mempersilakan nya masuk.
“ gimana sayang kamu sudah beberesnya kah? Kalo sudah kita berangkat sekarang yu keburu malem kan.”
“iya Tan sudah semua” aku cuma menjawab seperlunya saja karena memang aku sendang merasa tidak inget banyak bicara.
“Sayang tante tau meninggalkan rumah dan keluarga itu bukan keinginan kita, tapi kita juga harus melakukan nya karna kita sudah punya suami jadi mau tidak mau ikut hanya bisa menuruti nya.”
Aku hanya mengangguk bahwa aku setuju dengan omongan Tante tari itu.
Aku pun dengan Tante tari keluar kamar dan langsung melihat ibu bersama Kakak ku tersenyum bahagia ntah yang di pikirkan Medan mungkin "enak yah benalu di rumah kita menghilang.” mingkin itu yang omongkan di dalam hati merka.
“sayang berpamitan lah dengan ibu sama kakak mu.”
“aku menghampiri mereka dan memeluk mereka mungkin mereka resih.”
“airin bahagia lah dengan suami mu di sana jaga dia, kalo ada apa-apa jangan sungkan-sungkan datang kemari ini rumah kamu juga.”
“iya Airin kalo ada apa-apa kamu cerita sama Kaka yah.”
mendengar itu rasanya aku ini memberi apresiasi pada mereka karna sudah menjadikan aktor protagonis yang sangat baik.
Baik lah kalo gitu kami pamit “airin bawa suamimu ke dalam mobil mungkin dia sudah lelah seharian ini nanti tante menyusul.” ntah apa yang akan di bicarakan dengan ibu aku tak tau.
Aku mendorong kursih roda milik suamiku di arah mobil tanpa sepatah kata pun. Semua orang melihat ku mereka nampak iba pada ku karna mereka tau sepeti apa perlakuan ibu ku pada ku. Jadi mereka sudah bisa menebak pasti itu bukan kemauan ku untuk menikah apa lagi dengan dadakan sepeti ini terus dengan orang lumpuh pula pasti karena harta di pikiran mereka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments