Sudah Ketetapan.

Nania yang  sedang bekerja di depan komputer dan tiba-tiba.....

“Nania.....”

“Susi.....

Buat kaget aja deh, kebiasaan ini anak. Lama-lama bisa copot ini jantung karena ulah mu.”

Rekannya itu hanya bisa nyengir, karena berhasil membuat rekannya terkejut.

“Kenapa menyuruhku tiba-tiba seperti ini? Apakah ada masalah? apa yang bisa aku bantu?”

Seketika itu juga Nania langsung menghela napasnya, seakan-akan ada beban berat di hadapinya saat ini.

“aku mintak tolong dong, tolong gantikan long shift ku malam ini.

Karena Papa mengajak makan malam di rumah, karena ada sesuatu hal yang dibicarakannya.”

“tumben Papa mu ngajak makan malam? Apa ada sesuatu yang tidak aku ketahui wahai sayangku.”

Nania menatap Susi, dan air matanya langsung mengalir yang kemudian di hapus oleh sahabat nya itu.

Lalu memeluknya dan berharap pelukannya bisa membuat sang sahabat merasa lebih tenang.

“ngak enak cerita disini, yuk ke kantin aja. Kan sekarang jam istrihat kita.”

Ujar Susi dan kemudian Nania langsung menyelesaikan pekerjaannya lalu bergandengan tangan bersama Susi menuju kantin rumah sakit.

Selama makan Nania, terlihat diam dan tidak selera makan, hal itu tentunya menjadi perhatian Susi.

“Cerita dong sayang, supaya hati mu lega dan jika tidak ada solusinya dariku dan setidaknya ada teman mu untuk menangis.”

Akhirnya Nania tersenyum menanggapi ucapan dari Susi, lalu meneguk minuman yang ada dihadapannya.

“Papa bangkrut karena investasinya yang di gagal di perusahaan startup.

Kemarin malam Geisya menghubungi ku, dan memintaku untuk menikah dengan anak om Basil.

Namanya Dewa, kedua orangtuanya sudah putus asa dalam mencari jodoh untuk anaknya.

Papa akan mendapatkan suntikan dana ke Ankarbaya group, jika salah satu putrinya bersedia menikah dengan Dewa.

Sebenarnya Geisya yang di inginkan, agar bisa meleburkan perusahaan Jaguar group dengan Ankarbaya group menjadi satu.

Tapi karena keadaan Dewa yang lumpuh paska kecelakaan dan Geisya tidak mau mempunyai suami yang cacat, dan Nania hanyalah pilihan terakhir.”

“Dewa...... Dewa........

Dewa itu terkenal pribadi yang kejam, angkuh nan sombong dan segala ucapan mampu membuat orang-orang disekitarnya menderita lahir batin.

Menurut desas-desus nya, saat ini sang Dewa itu mengalami kelumpuhan karena kecelakaan tunggal di jalan tol.

Saraf kakinya tidak ada respon, dan sampai saat ini sulit untuk melakukan kemoterapi penyembuhan.

Karena Dewa menolak pengobatan, dan adik senior kita yang pernah bekerja sebagai perawat sang Dewa itu frustasi.

Tidak ada perawat maupun dokter yang bersedia menangani pria egois itu.

Geisya menghubungi agar kamu menggantikannya menjadi istri pria menyedihkan itu.”

“kamu benar Susi, sebagai balas budi dan inilah yang harus aku lakukan.

Kamu tau kan kalau aku ini anak adopsi mereka?

Anak yang sengaja di adopsi, dengan tujuan sebagai pancingan agar bisa hamil.”

Susi hanya bisa memeluk Nania, dan mereka berdua menangis bersama seolah-olah Susi merasakan apa yang telah dirasakan oleh sahabat nya itu.**

Tanpa terasa hari sudah menjelang sore, dan akhirnya Nania pulang ke rumah setelah Susi tiba di counter perawat untuk menggantikan Nania.

Nania sengaja naik ojek online saat pulang ke rumah, agar tidak telat makan malam bersama keluarganya.

Sesampainya di rumah dan ternyata kedua orangtuanya baru tiba di rumah juga, dan Nania langsung masuk kamar.

Berselang beberapa waktu kemudian Nania, sudah berada di meja makan menunggu kedua orangtuanya untuk makan malam.

Hanya suara sendok yang mengenai piring yang terdengar, mereka hanya diam sambil makan malam.

Selesai makan malam, Nania dan kedua orangtuanya duduk di sofa seraya menikmati teh.

“Nania....

Kamu sudah jelas tau keadaan perusahaan Papa.”

“ngak usah banyak intro Papa, langsung aja ke inti pokok permasalahannya.”

Ucap mama nya Nania, yang terlihat tidak sabaran lagi untuk menyampaikan niatnya kepada Nania.

“Nania sudah tau kok, karena Geisya sudah meminta kepadaku.”

“syukurlah kalau kamu sudah tau, terus gimana keputusan mu?”

Nania tersenyum kepada mama nya yang bersikap dingin untuk mencairkan suasana yang tegang.

“Nania bersedia menikah dengan Dewa, dan akan berusaha semampuku untuk menjadi istri yang baik untuk Dewa.”

“bagus kalau begitu, itu artinya kamu tau diri.”

“sudah dong ma, kita sudah mencapai kesepakatan.

Oh iya Nania, apa kamu sudah tau keadaan Dewa, calon suami mu itu?”

“sudah Pa, karena adik junior sudah beberapa yang pernah bekerja sebagai perawat nya.”

Mamanya tersenyum menanggapi ucapan dari Nania, terlihat senyuman itu menggambarkan kepuasan.

“kamu denger ya Nania, disini kamu sendiri yang mau dan itu tanpa kami paksa.

Jika ngak betah menjadi istri Dewa, mintak cerai aja tapi jangan lupa untuk menuntut hak sebagai istrinya.”

Nania hanya bisa tersenyum untuk menanggapi ucapan mamanya, dan senyuman itu hanya kamuflase semata untuk menyamarkan kegusarannya.

“Nania.....

Besok malam jam tujuh, kita akan ke rumah calon suami mu.

Tolong persiapan dirimu dan jangan kecewakan Papa.”

Nania hanya mengangguk dan kemudian kedua orangtuanya meninggal Nania yang masih duduk di sofa.

Lalu Nania meraih handphonenya dan terlihat menghubungi seseorang.

‘halo Susi, apakah dirimu butuh bantuan?’

‘kalau sobatku sudah selesai urusan keluarga,  sudi kirinya baginda ratu untuk membantuku karena ada pasien yang banyak karena kecelakaan bus.’

‘siap meluncur kawan.’

Nania mengakhiri panggilan telepon tersebut dan segera bergegas ke rumah sakit untuk membantu rekan kerjanya.

Setelah memakai seragam kerja dan Nania langsung menuju state atau counter perawat.

“Ners Nania, syukurlah dirimu datang. Yuk kita berjuang bersama-sama.”

Ucap seorang dokter yang langsung menyapa Nania, dokter muda yang tampan yang pernah di omongin sama pasien yang lansia waktu itu.

(Ners adalah gelar seorang perawat, yang sudah menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana keperawatan dan telah menyelesaikan program pendidikan profesi keperawatan).

Mereka langsung berhamburan untuk memberikan pertolongan medis kepada pasien.*

“akhirnya semua pasien bisa mendapatkan perawatan dan tindakan yang tepat waktu, maaf ya kawan sudah mengganggu mu.”

“santai aja Susi, kamu tau kan kalau aku ngak pernah betah tinggal di rumah.”

“iya saya tau itu, terus bagaimana kelanjutannya.”

“iya begitulah, besok malam kami akan ke rumah calon mempelai pria nya.”

“buset dah....

Dimana-mana nih ya, calon mempelai pria dan keluarganya yang mendatangi calon mempelai wanita nya, bukan sebaliknya.”

“Susi kayak ngak paham aja deh, kalau Susi mau pulang, silahkan.

Biar aku gantikan lagi sampai besok siang, dan kamu istrihat aja deh.”

“baiklah kawan, besok aku datang untuk mempersiapkan mu bertemu dengan calon suami mu.”

Nania hanya tersenyum menanggapinya, dan sahabat sekaligus rekan kerjanya itu langsung pulang.

“Ners Nania....”

“iya dokter Sandro, apa yang bisa ku bantu?”

“besok malam ada waktu luang kah? Aku mau ajak Ners Nania makan malam.”

“maaf dokter, sudah ada janji makan malam keluarga. Maaf ya.....”

Walaupun terlihat kecewa, pria yang di panggil dokter Sandro itu melangkah kaki nya ke arah ruang rawat para pasien yang masih di IGD.

Dari sorot matanya yang dalam, pria itu sepertinya menyukai Nania. Seorang perawat yang handal dan profesional, cantik dan lembut.

Mungkin itulah yang membuat dokter itu tertarik kepada Nania.

Terpopuler

Comments

rismawati bangun

rismawati bangun

Aku sangat sama penulis nya, karena memberikan pengetahuan kepada pembaca.

2023-06-12

2

lihat semua
Episodes
1 Ucapan Kasar.
2 Pasien Yang Unik
3 Sudah Ketetapan.
4 Rencana Perjodohan.
5 Isyarat Yang Tidak bisa Di pahami.
6 Perlakuan Nania.
7 Merasa Seperti Perawat.
8 Nenek Dewa.
9 Sang Mantan
10 Tidak Dianggap Sebagai Istri.
11 Ranum Di Hajar Nenek.
12 Terapi.
13 Dia Lagi.
14 Seperti Barang Dagangan.
15 Ada Yang Aneh Dengan Nania.
16 Ranum Mengadu kepada Dewa.
17 Semua Mata Tertuju Pada Nania.
18 Jumpa Imbang.
19 Cemburu
20 Beruntung.
21 Perencanaan Pelarian.
22 Pengakuan Dewa Yang Menyakitkan.
23 Bertemu Lagi Dengan Ranum.
24 Nania Keguguran.
25 Nenek Meninggal Dunia.
26 Mama nya Dewa dan Istrinya.
27 Dewa Bertemu Dengan Geisya.
28 Cerita Aneh Dari Profesor Dadang.
29 Profesor Dadang.
30 Nasib Dewa.
31 Kebaikan Nania.
32 Rencana.
33 Nania Salah
34 Dewa di usir Profesor Dadang.
35 Jangan Biarkan Di Merasa Hampa.
36 Rencana Geisya.
37 Percobaan Pertama yang Gagal.
38 Persetujuan.
39 Rencana Yang Lain.
40 Rencana Lain yang Lebih Dahsyat.
41 Brata Ankarbaya Meninggal.
42 Pembacaan Wasiat.
43 Nania sudah Pulih.
44 Indra Melamar Susi
45 Memulai Pengobatan.
46 Bertemu Dengan Geisya.
47 Kejadian yang Tak Terduga.
48 Bertemu Lagi Dengan Geisya.
49 Perempuan Yang Dibeli.
50 Diam Dari Seorang Istri.
51 Geisya Lagi.
52 Terdiam.
53 Ada Apa Dengan Nania?
54 Mengeluh.
55 Membujuk Nania.
56 Indra Melamar Susi.
57 Mengganggu Lamaran.
58 Dada yang Sesak.
59 Mintak Untuk Mengerti.
60 Melabrak Geisya.
61 Pembatalan Proyek Profesor Dadang.
62 Ancaman Geisya.
63 Dewa Cemburu.
64 Awal Bertemu Dengan Keluarga Ankarbaya.
65 Kegilaan Geisya.
66 Sebuah Kisah dari masa lalu.
67 Rayuan Maut Geisya.
68 Awal Bertemu Dengan Profesor Dadang.
69 Ancaman Fikri.
70 Fikri Bisa Diatasi.
71 Berpetualang.
72 Menjadi Pegawai Negeri Sipil.
73 Ners Terbaik.
74 Akhir Dari Kisah Masa Lalu.
75 Keputusan Terakhir.
76 Nania Masih Bingung Akan Sifat Dewa.
77 Indra dan Susi Menikah.
78 Nania Kabur.
79 Nania Tidak Ditemukan.
80 Pesan Dari Nania.
81 Bayangkan Nania.
82 Mencari Jejak Nania.
83 Nasihat Perkawinan.
84 Memberi Pengertian.
85 Mencari Jejak Nania.
86 Geisya Bertemu Dengan Gerol.
87 Kena Batunya.
88 Geisya Selesai.
89 Keberadaan Nania.
90 Cerita Masa Lalu Nania.
91 Bertemu Gerol.
92 Teka-teki Dari Nania.
93 Bertemu Dengan Anak.
94 Bertemu Dengan Nania.
95 Pengakuan Terhadap Brian.
96 Hanya Berharap.
97 Pernyataan Dewa.
98 Persyaratan.
99 Seperti Ada Harapan.
100 Sudah Mulai ada Tempat.
101 Dewa Berhasil.
102 Berlibur.
103 Kejelasan Akan Cinta.
104 Happy Ending.
Episodes

Updated 104 Episodes

1
Ucapan Kasar.
2
Pasien Yang Unik
3
Sudah Ketetapan.
4
Rencana Perjodohan.
5
Isyarat Yang Tidak bisa Di pahami.
6
Perlakuan Nania.
7
Merasa Seperti Perawat.
8
Nenek Dewa.
9
Sang Mantan
10
Tidak Dianggap Sebagai Istri.
11
Ranum Di Hajar Nenek.
12
Terapi.
13
Dia Lagi.
14
Seperti Barang Dagangan.
15
Ada Yang Aneh Dengan Nania.
16
Ranum Mengadu kepada Dewa.
17
Semua Mata Tertuju Pada Nania.
18
Jumpa Imbang.
19
Cemburu
20
Beruntung.
21
Perencanaan Pelarian.
22
Pengakuan Dewa Yang Menyakitkan.
23
Bertemu Lagi Dengan Ranum.
24
Nania Keguguran.
25
Nenek Meninggal Dunia.
26
Mama nya Dewa dan Istrinya.
27
Dewa Bertemu Dengan Geisya.
28
Cerita Aneh Dari Profesor Dadang.
29
Profesor Dadang.
30
Nasib Dewa.
31
Kebaikan Nania.
32
Rencana.
33
Nania Salah
34
Dewa di usir Profesor Dadang.
35
Jangan Biarkan Di Merasa Hampa.
36
Rencana Geisya.
37
Percobaan Pertama yang Gagal.
38
Persetujuan.
39
Rencana Yang Lain.
40
Rencana Lain yang Lebih Dahsyat.
41
Brata Ankarbaya Meninggal.
42
Pembacaan Wasiat.
43
Nania sudah Pulih.
44
Indra Melamar Susi
45
Memulai Pengobatan.
46
Bertemu Dengan Geisya.
47
Kejadian yang Tak Terduga.
48
Bertemu Lagi Dengan Geisya.
49
Perempuan Yang Dibeli.
50
Diam Dari Seorang Istri.
51
Geisya Lagi.
52
Terdiam.
53
Ada Apa Dengan Nania?
54
Mengeluh.
55
Membujuk Nania.
56
Indra Melamar Susi.
57
Mengganggu Lamaran.
58
Dada yang Sesak.
59
Mintak Untuk Mengerti.
60
Melabrak Geisya.
61
Pembatalan Proyek Profesor Dadang.
62
Ancaman Geisya.
63
Dewa Cemburu.
64
Awal Bertemu Dengan Keluarga Ankarbaya.
65
Kegilaan Geisya.
66
Sebuah Kisah dari masa lalu.
67
Rayuan Maut Geisya.
68
Awal Bertemu Dengan Profesor Dadang.
69
Ancaman Fikri.
70
Fikri Bisa Diatasi.
71
Berpetualang.
72
Menjadi Pegawai Negeri Sipil.
73
Ners Terbaik.
74
Akhir Dari Kisah Masa Lalu.
75
Keputusan Terakhir.
76
Nania Masih Bingung Akan Sifat Dewa.
77
Indra dan Susi Menikah.
78
Nania Kabur.
79
Nania Tidak Ditemukan.
80
Pesan Dari Nania.
81
Bayangkan Nania.
82
Mencari Jejak Nania.
83
Nasihat Perkawinan.
84
Memberi Pengertian.
85
Mencari Jejak Nania.
86
Geisya Bertemu Dengan Gerol.
87
Kena Batunya.
88
Geisya Selesai.
89
Keberadaan Nania.
90
Cerita Masa Lalu Nania.
91
Bertemu Gerol.
92
Teka-teki Dari Nania.
93
Bertemu Dengan Anak.
94
Bertemu Dengan Nania.
95
Pengakuan Terhadap Brian.
96
Hanya Berharap.
97
Pernyataan Dewa.
98
Persyaratan.
99
Seperti Ada Harapan.
100
Sudah Mulai ada Tempat.
101
Dewa Berhasil.
102
Berlibur.
103
Kejelasan Akan Cinta.
104
Happy Ending.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!