"Gue masuk dulu, Bang. Bye," ucap Jemima.
Di kampus, Imah yang baru turun dari mobil kakaknya langsung berlari ke dalam halaman Perguruan tinggi tempat dia menempa ilmu Kesejahteraan sosialnya.
Tomi hanya bisa geleng kepala melihat kelakuan sang adik yang kelewat semrawut. Meski dianugerahi paras yang cantik dengan tubuh yang tinggi semampai, namun kelakuannya membuat gadis tersebut betah menyandang predikat jones alias jomblo ngenes.
Setelah melewati halaman dan gedung utama rektorat, Jemima tiba di gedung D dimana fakultasnya berada.
Gedung dengan lantai empat itu dilengkapi dengan tangga berjalan alias eskalator untuk mempermudah mobilitas mahasiswanya.
"Imah," panggil seorang mahasiswi yang melihat Jemima masuk ke dalam gedung tersebut.
Dia sedang berdiri di dekat lobi gedung, sambil menenteng map mika berwarna ungu ditangannya.
"Eh, Nces... si Iis mana?" sapa Jemima yang berjalan menghampiri temannya tersebut.
"Tadi katanya mau ke toilet bentar. Nggak taunya lama bener," jawab mahasiswa bernama Jessica, atau yang akrab dipanggil Ences itu.
"Ngapa lu nggak ikut ke dalam?" tanya Jemima.
"Ogah. Tau sendiri toilet di bawah bau. Si Iis disuruh pake yang di atas bilangnya udah ggak tahan. Ya udah, terpaksa gue nunggu di sini," keluh Jessica.
"Oh...," gumam Jemima.
"Eh, gimana tugas dosen yang kemaren gimana? Udah kelar belum lu?" tanya Jessica.
"Hampir," jawab Jemima singkat.
"Kok hampir? Bukannya elu udah dari minggu kemarin ya mulai ngerjainnya," tanya Jessica lagi.
"Ya sebenarnya udah bisa dibilang selesai sih. Cuma kek kurang dikit lagi aja gitu. Apes banget gue kemaren. Mana pake acara ditangkep ama satpol PP lagi," tutur Jemima.
"What?! Hahaha... elu... hahaha... lucu... lucu. Ceritain dong gimana bisa sampe ketangkep. Hehehe...," kelakar Jessica.
Jemima pun menoyor kepala temannya itu karena kesal ditertawakan.
"Si*lan lu. Ya tau sendiri kalo gue nyamar jadi gembel buat observasi. Ya pasti ditangkeplah kalo ketauan," ungkap Jemima.
"Hehehe... ya pan elu yang bilang sendiri kalo elu udah lihai soal begitu. Dari jaman SMA aja udah aneh tapi aman-aman aja kan. Hehehe...," sahut Jessica.
"Ya makanya gue bilang lagi apes. Diem lu ah, ketawa mulu," gerutu Jemima.
"Hehehe... habisnya lucu sih... hehehe... gembel cantik ditangkep satpol PP. Hehehe...," ledek Jessica.
"Si*lan lu," keluh Jemima.
"Mana gembelnya?" tanya seorang mahasiswi lain yang tiba-tiba nimbrung bersama kedua gadis tadi.
"Eh elu udah selesai, Is?" tanya Jemima.
"Lama bener lu di WC," gerutu Jessica.
"Ya maaf. Mules banget gue. Eh... pada bicarain apa sih? Dari dalem kedengeran benget si Ences ketawa ngakak gitu," tanya Daisy atau yang sering dipanggil Iis oleh kedua temannya.
"Ada gembel ditangkep satpol PP. Udah ah... yuk buruan ke kelas. Keburu dosennya dateng lho," ajak Jemima.
Jessica kembali tergelak saat mendengar perkataan dari temannya itu. Sementara Daisy yang belum paham maksud perkataan temannya, hanya bisa mengerutkan kening sambil menerka-nerka obrolan kedua temannya.
Sesampainya di kelas, rupanya ketiga sahabat itu datang berbarengan dengan dosen yang akan mengajar mereka.
"Pagi, Bu," sapa ketiga gadis tersebut.
"Pagi," sahut sang dosen.
"Mari saya bantu, Bu," ucap Jemima yang melihat sang dosen kerepotan membawa tas laptop dan juga map mika di tangan satunya.
Jessica yang melihat hal itu pun ikut membantu membawakan, mengingat kondisi sang dosen yang tengah hamil besar dan terlihat kepayahan membawa semua barangnya.
Kedua mahasiswi tersebut pun masuk dan meletakkan semua bawaan dosen di meja depan. Jemima bahkan membantu beliau melangkah perangkat laptop ke proyektor yang tersedia di ruangan tersebut.
"Terimakasih ya, Jemima," ucap sang dosen.
"Sama-sama, Bu," sahut Jemima.
Perkuliahan pun dimulai. Sang dosen memaparkan beberapa materi yang belum tuntas di bab terdahulu.
Di akhir pembelajaran, beliau menanyakan perihal progres tugas observasi lapangan menyangkut kehidupan para tunawisma di ibu kota dan apa ide atau peran serta yang bisa dilakukan setiap individu untuk membantu menanggulangi permasalah sosial tersebut.
"Tugas dikumpulkan paling lambat akhir bulan ini. Saya harap, Anda sekalian sudah mulai menyusun laporannya," ucap sang dosen.
Pernyataan tersebut mengundang berbagai reaksi tentunya dari para mahasiswa, termasuk Jessica dan juga Daisy yang masih belum mendapatkan bahan laporan.
Berbeda dengan Jemima yang sudah banyak mewawancarai para tunawisma dan sedikit demi sedikit menyusunnya menjadi draft laporan.
"Oh, iya. Ada satu pemberitahuan lagi dari saya. Mohon perhatikan," seru sang dosen.
Semua mahasiswa yang tadi sempat gaduh akibat pengumuman perihal tugas pun seketika diam, dan memperhatikan apa yang akan disampaikan oleh dosen mereka.
"Sehubungan dengan kehamilan saya yang sudah hampir memasuki HPL, maka mulai minggu depan perkuliahan akan digantikan oleh asisten saya. Sekian, kelas selesai," lanjut sang dosen.
Bersambung... 🐥🐥🐥🐥🐥
Visual Jessica
Visual Daisy
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments