Kelakuan Imah

Sebuah mobil tiba di depan sebuah rumah berlantai dia, dengan pagar besi yang membatasi pekarangan dengan jalan raya yang ada di depannya.

Suara klakson terdengar, memberi isyarat untuk sekuriti segera membukakan gerbang. pintu besi itu pun terbuka, dan mobil kembali melaju masuk.

Sang sekuriti dengan spontan memberi hormat kepada pengemudi mobil tersebut.

"Selamat malem, Mas Jordi," ucap si sekuriti.

"Malem, Pak," sahut pria muda yang mengemudi.

setelah berhenti di depan teras, semua penumpang turun dan berjalan ke arah pintu utama.

Nampak Jemima, Papah dan juga kakaknya, Jordi, menunggu seseorang membukakan pintu setelah mengetuknya beberapa kali.

Nampak seorang perempuan membukakan pintu dari dalam, dan menyambut ketiganya. Baru saja dia hendak menyapa, akan tetapi wajahnya berubah kaget dengan salah seorang di depannya.

"Imah?!" panggil perempuan tersebut.

"Mamah...," sahut Jemima sambil maju dan hendak memeluk sang mamah.

Namun, Mamahnya mundur sambil menutup hidungnya dengan telunjuk dan ibu jarinya. Jordi pun masuk lebih dulu sambil memeluk mamahnya sekilas dan naik ke atas.

Sementara sang papah masih berdiri di belakang putrinya yang masih terlihat berantakan.

"Ini... ini si Imah kenapa bisa begini sih, Pah?" tanya Mamah.

"Mamah ih... mau dipeluk juga, kenapa pake mundur sih," keluh Jemima sambil berjalan masuk begitu saja dan hendak duduk di sofa ruang tamu.

"Eh... mau ngapain kamu, Imah? Nggak boleh... nggak... jangan duduk disitu. Mandi dulu sanah. Cepetan," cegah Mamah.

"Ck...," cebik Jemima kesal.

Dia pun berjalan ke lantai atas dimana kamarnya berada sambil menghentak-hentakkan kakinya.

Mamahnya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan putri bungsunya itu yang selalu melakukan hal-hal aneh.

Papah berjalan ke arah sofa dan duduk di sana, diikut Mamah yang langsung bertanya tentang putrinya.

"Ada apa lagi sih, Pah? Dia jadi apa kali ini?" tanya Mamah.

"Gembel," jawab Papah singkat, sembari memijat pangkal hidung.

Mamah menghela nafas panjang sambil menyandarkan punggung, dan menepuk keningnya mendengar penuturan sang suami.

"Kenapa tuh anak begitu terus sih? Kapan coba dia bisa normal kek anak-anak lainnya? Kemarin dia jadi tukang cangcimen, kemarinnya lagi malah sampe viral gara-gara dia pake kostum badut mampang," keluh Mamah melihat kelakuan sang putri.

"Yah... mau gimana lagi, Mah. Emang dia udah kaya gitu dari dulu. Ditambah lagi sekarang dia masuk jurusan kesejahteraan sosial yang tiap hari bahasannya kek gitu," sahut Papah.

"Hah... punya anak cowo dia normal semua, ganteng, nurut, bikin tenang orang tua. Lah ini cewe satu malah bikin khawatir terus. kelakuannya aneh banget," keluh Mamah lagi.

Tepat saat itu, pintu terbuka dan seorang pria muda dengan dandanan rapi serta tas selempang yang menyampir di bahu, datang dan menyapa pasangan suami istri yang tengah kebingungan memikirkan putrinya.

"Hai, Mah... Hai, Pah...," sapanya.

"Baru pulang, Tom?" tanya sang Papah.

"Iya, Pah. Tadi kafe lumayan rame jadi aku tambah jam bukanya. Papah sama lagi ngapain disini diem-dieman?" tanya Tomi, putra sulung Mamah dan Papah.

"Adek mu bikin ulah lagi," sahut Mamah ketus.

"Si Imah? Apa Jordi?" tanya Tomi yang duduk di depan keduanya.

"Ya siapa lagi yang sering bikin ulah," sahut Mamah.

"Kenapa lagi emang tuh anak?" tanya Tomi.

Keduanya tak menjawab, lalu tiba-tiba dari arah belakang muncul Jordi yang baru saja selesai mandi, dan menunjukkan layar ponselnya pada sang kakak.

"Nih," ucapnya.

"Hah?! Hahahahaha...,"

Seketika, Tomi pun tergelak melihat penampilan adik bungsunya saat menyamar menjadi seorang tuna wisma dan digelandang petugas satpol PP.

Bersambung... 🐥🐥🐥🐥🐥

Visual Tomi

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!