Part 2

"Sudah dua hari aku berada disini, s*al sekali aku bertemu dengan wanita itu." Ucap Hans yanh saat ini duduk di atas balkon kamar yang dia tempati.

Sebenarnya Hans sangat ingin keluar dari rumah itu, tetapi akibat dari obat yang di berikan padanya dua hari kemarin, membuat tubuhnya masih lemas.

Walaupun dokter sudah memberikan obat padanya, tapi dokter sendiri tidak tahu kenapa tubuh Hans belum stabil. Dan Hans hanya bisa menunggu beberapa hari, agar tubuhnya sembuh seutuhnya lalu pergi dari rumah itu.

Saat Hans termenung, dia melihat seorang wanita yang sedang di paksa masuk kedalam rumah yang tidak jaih dari rumah Carlos.

Hans yang tidak ingin ikut campur berdiri bermaksud untuk masuk kedalam kamar, namun sebelum dia masuk, dia melihat kembali rumah itu.

Mata Hans terbuka lebar saat tahu siapa wanita yang di paksa masuk kedalam rumah itu.

"Adaline Wilson." Gumam Hans.

Kedua tangan Hans mengepal, dan matanya menatap dengan tajam ke arah rumah yang tidak jauh dari rumah Carlos itu.

"Keluarga Wilson, akhirnya putrimu akan lenyap." Ucap Hans yang masih menatap tajam kearah rumah itu.

Hans melihat Adaline yang di paksa masuk itu jatuh diatas lantai, karena dia berusaha memberontak. Namun dia tetap di paksa masuk oleh beberapa orang meski Adaline berteriak.

Saat itu entah mengapa ada perasaan yang sulit di artikan oleh Hans, ketika melihat Adeline berteriak kesakitan.

"Apa ini? Harusnya aku senang karena akhirnya anak dari keluarga Wilson tersiksa. Tapi kenapa aku..."

Belum selesai Hans berpikir, dia mendengar jeritan dari arah rumah itu.

Hans melihat Adeline tersungkur sambil memegangi pipinya. Mungkin salah satu orang disana telah memukulnya.

Hans dengan cepat berjalan keluar dari kamar.

"Tuan Hans anda mau pergi kemana? Tuan Carlos tidak mengijinkan anda keluar." Cegah seorang pengawal.

Hans berhenti lalu menatap pengawal itu "Kau bisa berkelahi?" Tanya Hans tiba-tiba pada pengawal itu.

"I..Iya."

"Berapa banyak yang bisa kau tumbangkan seorang diri?"

"Tu...Tuan Hans."

"Jawab saja."

"Enam...Mungkin enam sampai delapan orang."

"Itu cukup. Ikut aku."

"Tapi tuan Hans...Anda..."

"Katakan pada Carlos aku akan memaafkan dia, kalau dia membantuku menyelamatkan seseorang di rumah itu."

Hans menunjuk rumah yang tidak jauh dari rumah dimana dirinya berada.

Pengawal itu melihat kearah tangan Hans menunjuk.

"Itu... Itu salah satu rumah milik tuan Wilson."

"Lalu?"

"Tidak ada yang bisa menerobos rumah itu, tuan."

"Omong kosong! Katakan saja kalau kau takut, aku akan kesana sendirian."

"Tunggu tuan Hans...Saya...."

"Apa?"

Pengawal itu diam, dia benar-benar tahu siapapun tidak bisa sembarangan masuk kedalam rumah itu.

"Katakan apa?" Tanya Hans dengan suara meninggi.

"Saya...."

"Ada apa ini?"

Hans dan pengawal itu menoleh pada sumber suara yang berbicara tadi. Disana Carlos berdiri membawa sebuah kantong plastik.

"Tuan Carlos." Ucap pengawal tadi.

"Bawa ini."

Carlos memberikan kantong plastik tadi pada pengawalnya.

Dengan cepat pengawal itu mengambil dan membawa kantong plastik itu ke dapur.

"Ada apa Hans? Apa kau merasa sudah lebih baik." Ucap Carlos.

"Itu bukan urusanmu."

Carlos hanya bisa diam, dia tahu Hans masih belum bisa menerimanya sebagai pengganti kakaknya yang sudah meninggal.

Hans berlalu begitu saja melewati Carlos, dia berjalan kearah luar.

"Kau mau kemana Hans?" Tanya Carlos mencoba mengikuti Hans.

Hans tidak menggubris pertanyaan dari Carlos.

"Kau tidak akan pernah bisa keluar dari rumah ini. Jadi sia-sia kau seperti itu." Ucap Carlos dengan keras.

Hans berhenti lalu membalikkan tubuhnya dan menatap tajam Carlos.

"Kau sudah membuatku kehilangan kakakku, dan sekarang kau berusaha untuk mengurungku, Carlos Antonio!" Seru Hans sambil menatap Carlos dengan tajam.

"Bukan begitu Hans, dengarkan aku."

"Aku tidak butuh penjelasan darimu."

Carlos menghela nafas berat, dia tidak tahu harus berkata apa lagi pada Hans.

"Hans..."

"Cukup!"

Baru saja Hans melangkahkan kakinya, sebuah teriakan kembali terdengar dari arah rumah itu.

Carlos pun mendengar teriakan itu, namun dia bersikap biasa saja.

"Apa kau mendengarnya?" Tanya Hans.

"Ya, lalu?"

"Kau tahu bukan? Kau tahu teriakan siapa itu."

"Itu adalah teriakan dari putri satu-satunya keluarga Wilson, Adaline Wilson."

Hans melihat baik-baik raut wajah Carlos. Dia merasa heran, karena yang dia tahu jika Carlos adalah salah satu dari pengawal berani mati keluarga Wilson.

Carlos menatap Hans, dia tahu apa yang ada dalam pikiran Hans saat ini.

"Duduklah, aku akan memberitahu mu sesuatu." Ucap Carlos dengan pelan.

Hans yang ingin tahu, mengikuti apa yang Carlos katakan. Dia pun duduk di sofa yang berada di seberang Carlos.

Terpopuler

Comments

Ñůŕšý

Ñůŕšý

memang harus istirahat agar tubuhmu menjafi kuat

2023-08-26

0

Tak

Tak

mm,,,ada rhsia apa sbnrnya dibalik semua ini 🤔,,smoga segera terpecahkan

2023-08-25

0

𒁍⃝Ғνᷤcͣκᷜɪͭиͥʙ⨻ꚃтʌʀÐ︎᚛➢

𒁍⃝Ғνᷤcͣκᷜɪͭиͥʙ⨻ꚃтʌʀÐ︎᚛➢

wah mau memberikan sesuatu barang atau Sebuah Rahasi nih

2023-08-25

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!