Balas saja

Anin dan Andika kerjain tugas kuliah berdua didalam kamar, Anin melihat handphone nya yang terus berbunyi membuat Anin langsung baca chat yang masuk kedalam handphone nya.

" Siapa yang kirim chat sayang?" Tanya Andika melihat Anin, yang baca chat masuk kedalam handphone nya.

" Yang kirim chat ke aku, Oki sayang, dia bilang semangat untuk aku yang kerjain tugas kuliah, tadinya dia mau ajak belajar bareng tapi tidak jadi, terus Oki bilang dia seneng punya temen baru pertama kuliah katanya. apa harus aku balas?" Tanya Anin yang minta ijin ke Andika, Anin berusaha selalu minta ijin ke Andika, apapun yang akan dilakukan oleh Anin.

" Sepertinya, Oki tipe cowok yang tidak peduli dengan status orang lain sama sekali, temen biasa tidak akan seperti Oki yang kirim chat seperti itu ke Anin." Batin Andika yang berusaha, tidak tunjukin rasa cemburu sama sekali, supaya Anin merasa nyaman setiap kali cerita ke Andika.

" Balas saja sayang, bilang ke dia, iyah tadi pacar saya ajak belajar bareng di cafe biasa kita nongkrong, jadi tidak bisa pulang bareng" Lanjut Andika sengaja, ngarang cerita nongkrong di cafe, mau tahu sejauh mana Oki berusaha deketin Anin yang sudah punya pacar.

" Iyah pah, aku kirim chat sesuai papah bilang tadi." Lanjut Anin langsung balas chat Oki, sesuai keinginannya Andika, Anin sejujurnya merasa tidak tega terus terang ke Andika tapi tidak mungkin sembunyikan chat yang dikirim oleh Oki, bisa bisa Andika salah faham.

Andika berusaha santai, tidak menunjukan rasa cemburu sama sekali, karena ada cowok yang berusaha deketin Anin yang sudah punya pacar

Dilain sisi, Gilang dan Denada, menghabiskan waktu berdua dikamar hotel, yang sengaja Gilang pesan, Gilang melihat hanphone nya ada panggilan masuk dari orang tuanya, membuat Gilang langsung angkat telefon masuk.

" Ada apa telefon Gilang? tumben sekali, sekian lama diabaikan dan sekarang telefon Gilang?" Tanya Gilang saat saluran telefon terhubung, Gilang berusaha tidak kesel karena kedua orang tuanya selalu saja cuek dengan Gilang.

" Sopan sekali kamu dengan orang tua Gilang, kita tidak telefon kamu karena sibuk kerja buat membiayai kebutuhan hidup kamu dan biayai kebutuhan hidup ART yang tidak tahu diri seperti Denada, yang kecentilan dengan kamu" Ledek Bunda nya Gilang diseberang telefon, tujuan telefon Gilang sirna begitu saja, membuat bunda nya Gilang lupa telefon anaknya mau bicara apa.

" Telefon internasional seperti ini, cuman untuk ledekin istri Gilang saja, bener bener sia sia dan tidak penting sama sekali, kalo tidak penting lebih baik telefon nya Gilang matikan saja." Tegas Gilang semakin tidak suka, dengan kedua orang tuanya yang selalu tidak anggap Denada sebagai istrinya.

" Baik lah baik lah, tujuan ayah dan bunda telefon kamu, mau kasih tahu kamu kalo biaya kuliah kamu sudah ayah dan bunda lunasin, termasuk biaya pendidikan anaknya bik Sumini juga, terus uang saku kamu sudah ayah transfer, ayah tidak akan kasih kamu uang saku lebih, jadi yang sudah ayah berikan harus cukup untuk kebutuhan kalian berdua, sedangkan untuk bik Sumini ayah berikan sistem gaji seperti biasanya. tujuannya supaya kamu malu jika kamu salah mencintai perempuan yang tidak sama derajatnya seperti kita, dan kita lihat sampai mana kamu bisa menahan malu untuk menjadikan Denada sebagaai istri kamu." Tegas Ayah nya Gilang diseberang telefon, sampai kapan pun orang tuanya Gilang tidak akan pernah merestui pernikahannya Gilang dan Denada.

" Dasar sombong, sudah lah Gilang sudah tahu dan Gilang matikan telefon nya, kalian selalu telefon Gilang setiap bahas uang saja tidak pernah yang lain, kalian egois dan sombong sekali" Protes Gilang kesal, Gilang langsung matikan telefonya dan melihat Denada yang sibuk dengan bukunya.

" Sayang, tidur yuk aku kesal sekali habis terima telefon dari orang tua aku" Sambung Gilang, Gilang merapihkan bukunya sendiri dan ajak Denada untuk tidur karena kesel karena ucapan kedua orang tuanya.

" Boleh sayang, hayo kita istirahat sayang" Lanjut Denada langsung ikutan merapihkan buku bukunya untuk dimasukin kedalam tasnya.

Dilain sisi, Oki yang terus kirim chat dengan Anin, merasa bahagia sekali, karena Anin ternyata orang nya seru diajak kirim chat.

" Selama janur kuning belum melengkung masih bisa dideketin, bahkan yang sudah menikah saja masih bisa dideketin dan direbut dengan mudahnya, apa lagi yang masih pacaran jarak jauh, tentunya dengan mudah untuk direbut seperti Anin." Ucap Oki sambil melihat hanphone nya, sambil melihat chat yang dari tadi dikirim ke Anin dan selalu direspon baik oleh Anin.

Dilain sisi, Andika setelah selesai belajar dan bantuin Anin, untuk balas chat yang dikirim oleh Oki selama lima menit bersama Anin. langsung ajak Anin melanjutkan kejahilan tadi yang tertunda didalam mobil.

" Mah, kita lanjut kejahilan aku tadi yuk mah, kita kan sudah selesai kerjain tugas kuliah masing masing kan." Ucap Andika yang mulai kejahilannya, membuat Anin menahan geli dan membiarkan Andika melanjutkan kejahilannya.

" Tentu boleh pah, masa aku larang papah jahil sih sayang, sudah kewajiban seorang istri yang membiarkan suaminya jahil sesuka hati Sayang. " Ucap Anin yang sudah siap, melihat Andika yang sudah tidak sabar mau melanjutkan kejahilannya setelah belajar.

Anin matiin hanphone nya, membuat Andika ikutin mematikan handphone nya supaya tidak ada yang ganggu sama sekali.

Dilain sisi, Susanto yang baru turun dari mobilnya, disambut oleh Salsa yang lagi mengurus tanamannya yang ada dihalaman rumahnya.

" Sayang, Anin dan Andika mana? ayah ingin sekali ajak mereka jalan jalan sayang, ayah sengaja pulang cepet mau ajak kalian jalan jalan sayang?" Tanya Susanto yang melihat Salsa yang selalu rajin untuk urus sendiri tanamannya.

" Didalam kamar sayang, taadi kata mereka mau kerjain tugas kuliah katanya, memangnya ayah mau ajak Kita kemana Sayang? " Tanya Salsa mencium telapak tangannya Susanto

" Mau ajak makan di Bogor sayang, sekalian jalan jalan sekeluarga ke sana sayang. yah sudah kita telefon mereka untuk siap siap, dan jika sudah rapih baru disuruh keluarga kamar, untuk ikut bersama kita." Lanjut Susanto yang mengerti, kebiasaan anak anaknya jika sudah didalam kamar, membuat Susanto malas ke kamar Anin untuk ketuk pintu, takut dibilang ganggu.

" Bener, kita telefon saja mereka, supaya kita juga bisa siap siap juga sayang." Lanjut Salsa yang setuju telefon anaknya, dari pada harus ke lantai dua untuk suruh Anin dan Andika untuk mandi dan ganti baju supaya ikut jalan jalan.

Susanto langsung gandeng Salsa, untuk masuk kedalam rumah dan dilanjutkan untuk masuk kedalam kamar untuk siap siap untuk pergi bersama Anin dan Andika.

Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!