Andika sebelum membiarkan Anin, turun dari mobilnya memberikan uang saku untuk Anin, karena Anin paling seneng pagang uang tunai dari pada pakai kartu ATM.
" Sayang, pakai sesuai kebutuhan mamah yah, ingat diusahakan untuk nabung yah sayang." Ucap Andika memberikan beberapa lembar uang merah, untuk Anin pakai hari ini.
" Siap papah sayang, papah juga jangan boros yah sayang, harus bisa nabung juga. " Ucap Anin, yang terima uang pemberian Andika dan mencium telapak tangannya Andika sebelum turun dari mobil.
" Siap sayang, belajar yang semangat yah mah" Lanjut Andika mencium keningnya Anin
Anin ngangguk dan langsung turun dari mobil, langsung jalan menuju dalam gedung kampusnya, Anin bahagia sekali karena setiap hari selalu di anterin oleh Andika dan kadang Andika jemput Anin untuk pulang bareng
Dilain sisi, Gilang dan Denada masuk kedalam kelas, Gilang sengaja datang ke kampus lebih pagi karena ingin belajar bersama Denada sebelum bel masuk dibunyikan.
" Andika, kenapa belum sampai kelas yah, padahal tadi katanya sudah dijalan mau ke kampus" Ucap Gilang heran, karena Andika bilang otw ke kampus sudah sejam tapi sampai sekarang masih belum sampai juga
" Mungkin Andika masih bersama Anin sayang, mereka kan masih pacaran sampai sekarang kan." Ucap Denada yang berusaha berfikir positif, karena sampai jam tujuh Andika belum sampai di kampus juga.
" Iyah sayang, mereka betah sekali yah sayang, pacaran lama lama tidak seperti kita yah yang langsung meresmikan hubungan kita" Lanjut Gilang bangga karena sebelum ujian nasional sudah resmi menikah dengan Denada
" Bener sayang" Lanjut Denada yang bahagia diajak nikah cepet.
Denada dan Gilang terus saja ngobrol berdua sebelum bel masuk kelas dibunyikan.
Dilain sisi, Andika pertama kalinya sekolah tanpa Anin, membuat Andika berusaha menerima kenyataan jika sekarang Andika harus mandiri melakukan apapun tanpa adanya Anin.
" Tidak enak sekali ternyata ke sekolah tanpa ada Anin, tapi pekerjaan ayah dan ayah Susanto berbeda sih, jika sama kan enak kuliah bisa bareng hemm menyebalkan tapi mau bagaimana lagi yah sebagai penerus ayah harus bisa mandiri." Ucap Andika, Andika merapihkan bajunya dan rambutnya setelah tadi acak acakan sebelum sampai di kampus.
Andika merasa sudah rapih langsung saja turun dari mobil dan jalan menuju dalam kampusnya.
Dilakn sisi, Anin melihat Sulis temen sekolahnya, teryata satu kampus, satu jurusan, dan satu kelas. membuat Anin langsung menghampiri Sulis.
" Kok tidak bilang bilang sih, kalo kamu juga kuliah disini?" Tanya Anin melihat Sulis masuk kedalam kelas
" Maaf maaf, tadinya memang saya diajak pindah oleh kedua orang tua saya, tapi tidak jadi karena atasan saya masih membutuhkan tenaga ayah di kantor disini, yah sudah mendadak kemarin daftar dan kemarin juga langsung disuruh masuk ke kelas ini." Ucap Sulis terus terang dan bahagia sekali bisa ketemu dengan anin lagi
" Pantesan tidak kasih kabar sama sekali, hayo duduk disebelah saya " Lanjut Anin langsung ajak Sulis untuk duduk dibangku sebelahnya.
" Boleh deh Anin " Lanjut Sulis yang ikut saja diajak oleh Anin untuk duduk disebelahnya
Anin banyak cerita kegiatan setelah lulus sekolah, Tapi Anin melewatkan cerita keseharian bersama Andika karena sampai sekarang Anin belum siap untuk kasih tahu jika Anin sudah menikah dengan Andika.
Dilain sisi, Okta yang sudah selesai buat kue, langsung siap siap ke rumahnya Salsa untuk makan kue bersama.
" Ke rumah besan ah, dari pada bosan di rumah sendirian selama mas Haikal kerja." Ucap Okta yang masukin kue buatannya kedalam toples, untuk dibawa ke rumahnya salsa
Dilain sisi, Andika kaget melihat Denada satu kelas dengan Andika, yang Andika tahu Denada adalah anaknya bik Sumini ART nya Gilang.
" Dia kuliah disini Gilang? kok tidak bilang ke saya sih?" Tanya Andika yang penasaran, melihat Denada duduk bersama Gilang.
" Iyah Andika, karena ayah saya yang memberikan biaya pendidikan untuk Denada, akhirnya dia bisa kuliah disini dan satu kelas bersama kita" Ucap Gilang tidak bilang, jika Denada istrinya Gilang yang sengaja di suruh kuliah oleh orang tuanya Gilang, supaya tidak malu punya menantu yang cuman lulusan SMU saja.
" Ayah kamu dermawan sekali, mau membiayai anak ART nya untuk melanjutkan pendidikannya, dan sekarang kita jadi temen selama kuliah disini Denada." Lanjut Andika yang kagum karena ayah nya Gilang mau memberikan biaya kuliah untuk Denada
" Alhamdullah Andika, orang tuanya Gilang baik sekali ke saya sampai mau memberikan biaya kuliah untuk saya." Ucap Denada, yang tidak ingin bilang jika Denada sekarang adalah istrinyaa
" Andika terus pacar kamu dimana? kenapa dia tidak kuliah disini?" Tanya Gilang dari tadi tidak melihat Anin sama sekali
" Anin kuliah di kampus X untuk kuliah bisnis administrasi, karrna kan dia jadi penerus di penerus perusahaan ayah nya" Lanjut Andika, Andika duduk disampingnya Andik
" Iyah bener juga sih, harus setia loh Andika kuliah jauh dari Anin, jangan tebar pesona dengan temen baru, supaya tidak sakitin perasaannya Anin karena kamu tebar pesona." Ledek Gilang, yang sebenarnya tahu jika Andika laki laki setia.
" Sial, mana berani saya tebar pesona, sudah jangan sembarangan bicara kamu tuh" Protes Andika kesel, karena Andika sendiri juga tidak ingin bermain api selama kuliah, Andika berusaha untuk setia walaupun kuliah nya jauh dari Anin
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 63 Episodes
Comments