Wanita Dalam Jebakan Ilusi
Teresa duduk sendirian di sudut gelap bar yang semakin sepi. Suara riuh kerumunan dan riang tawa mulai menghilang, digantikan oleh keheningan yang menghantui. Wajahnya tampak pucat dan lesu, mata merah dari kurang tidur dan rambut yang tak teratur. Setetes keringat menetes di pelipisnya saat ia memegang tegukan terakhir minuman keras yang ada di hadapannya.
"Oh sial, tegukan terakhir " gumam teresa seraya memegang botol minuman.
" Aku masih mau minum, " lanjutnya.
Begitu seringnya ia menemukan dirinya dalam situasi seperti ini, terjebak dalam perangkap kecanduan yang tak kunjung berakhir. Sejak kehilangan suaminya dalam kecelakaan tragis beberapa tahun yang lalu, Teresa merasa hidupnya hancur. Ia mencoba mencari penghiburan dalam minuman keras, berharap bisa melupakan rasa sakit yang menyiksa.
" ahhhhh sayang, aku selalu ada untukmu " teresa selalu terbayang wajah suaminya disaat ia sedang berhalusinasi setelah meminum minuman keras, dan mungkin ini lah alasan dia selalu meminum minuman keras.
Ia berharap setelah meminum minuman keras mendapatkan ketenangan, namun, apa yang terjadi justru sebaliknya. Minuman itu memang memberikan penghilangan sementara dari realitas yang pahit, tetapi dengan setiap tegukan yang ia ambil, dunia di sekitarnya mulai terdistorsi. Illusi mulai merayap masuk ke dalam pikirannya, memenuhi setiap sudut kehidupannya.
"Kau bajingan anderson, pergi disaat aku masih sayang padamu " teresa masih tidak menerima bahwa suaminya telah tiada.
...****************...
ketika Teresa duduk di bar yang gelap, ia merasa ada kehadiran yang aneh di sekitarnya. Suara bisikan-bisikan samar memenuhi telinganya, memanggilnya dengan suara menggoda. Terasa seperti ada tangan tak terlihat yang menyentuh pundaknya, membelai rambutnya dengan lembut. Sebuah ketakutan menggelitik hatinya, namun di saat yang sama, godaan itu begitu memikat.
" Teresa....." panggilan itu memekik di telinga.
Teresa menggigit bibirnya, berusaha menepis bayangan-bayangan yang mengejarnya. Ia tahu bahwa ini hanya ilusi yang diciptakan oleh kecanduan dan kegelisahan batinnya. Namun, setiap kali ia berjanji untuk berhenti, setiap kali ia berusaha menyingkirkan minuman keras dari hidupnya, godaan itu kembali muncul, lebih kuat dari sebelumnya.
" Teresa aku mencintaimu " ucap bayang-bayang suaminya dalam halusinasi kuat teresa.
Dalam kebingungannya, Teresa merenung tentang kehidupannya yang sekarang. Sebelum kecanduan ini merajalela, ia adalah seorang wanita yang penuh semangat, berbakat, dan memiliki masa depan cerah. Namun, sekarang, dia terjebak dalam labirin gelap yang tak berujung. Illusi dan kecanduan telah merampas segalanya darinya.
" Mengapa aku bodoh sekali " umpat teresa pada dirinya sendiri.
Teresa memandang ke dalam gelas kosong di hadapannya. Begitu menggoda, begitu menggoda untuk mengisi gelas itu sekali lagi dan membiarkan dirinya terbenam dalam kegelapan. Tetapi, di tengah perjuangan dalam dirinya, ada kilatan keinginan untuk mengubah nasibnya. Ia tak ingin terus hidup dalam ilusi yang berbahaya ini.
" Sekali teguk lagi sepertinya tidak masalah, bukan begitu sayang ? " tanya teresa yang seolah-olah sedang bertanya kepada mendiang suaminya.
Dengan tangan yang gemetar, Teresa meraih gelas kosong itu dan berdiri, Langkahnya ragu, tetapi tekadnya membara.
Ia berjalan menuju pintu keluar bar, menembus kabut malam yang menyelimuti jalan. Udara dingin malam menghantam wajahnya, menyadarkannya akan kenyataan yang ada di luar sana. Teresa berjalan tanpa tujuan yang jelas, berusaha melupakan segala godaan yang membelitnya.
Saat ia melintasi gang-gang gelap, hatinya berdebar-debar. Ia terus mengingat kata-kata suaminya sebelum ia pergi untuk selamanya.
"Kuatlah, Teresa. Kamu bisa melawan setan-setan yang ada di dalam dirimu." Kata-kata itu seperti mantra yang terus menghantui pikirannya, memberinya kekuatan untuk melawan godaan yang terus menggoda.
Teresa merasakan napasnya memburu saat ia sampai di taman kota yang sepi. Keinginannya untuk mengubah hidupnya semakin kuat. Ia ingin membebaskan dirinya dari belenggu kecanduan yang telah menguasainya begitu lama. Ia ingin menemukan kembali dirinya yang hilang.
Tiba-tiba, terdengar suara gemuruh di kejauhan. Teresa mendongak dan melihat petir menyambar langit, memecah kegelapan malam sejenak. Cahaya kilat itu seolah-olah memberinya dorongan ekstra untuk melangkah maju. Dalam hatinya, ia merasakan kekuatan yang tak terduga.
" Wow menakjubkan " ujar teresa setelah mrlihat kilatan petir yang memecah langit.
Teresa melangkah lebih cepat, semangatnya semakin terbakar. Ia mengingat kembali kenangan indah dengan suaminya, masa-masa ketika mereka masih bahagia bersama. Ia memutuskan bahwa ia tidak akan membiarkan kecanduan merampasnya sepenuhnya. Ia akan melawan.
" Sayang, aku benar-benar rindu padamu " ujar teresa seraya terus melangkah walau tubuh nya masih sempoyongan karena efek minum terlalu banyak.
Setelah berjalan cukup lama, Teresa sedang merasa berada di tepi danau yang tenang. Airnya hitam dan gelap, mencerminkan langit malam yang mendung. Teresa berjongkok di pinggir danau, mencuci wajahnya dengan air dingin. Ia merasakan kesegaran menyapu wajahnya, menghilangkan sedikit beban di pundaknya.
" Airnya begitu menyegarkan " gumam teresa.
Dalam ketenangan malam, Teresa berbicara kepada dirinya sendiri. Ia mengucapkan sumpah bahwa ia akan melawan setan-setan dalam dirinya. Ia tidak akan membiarkan dirinya tenggelam dalam ilusi yang mematikan lagi. Ia akan mencari bantuan, memulai perjalanan kesembuhannya.
" Aku berjanji tidak akan meminum minuman sialan itu lagi.
Dalam keheningan, terdengar suara angin berbisik lembut di telinganya.
"Teresa, kau adalah pemberani. Kau mampu mengatasi ini," bisikan itu berbicara kepadanya. Ia tahu bahwa tantangan akan sulit, tapi ia memiliki harapan bahwa ia bisa bangkit dari kegelapan yang membelitnya.
Teresa berdiri, menghadap langit yang gelap. Di dalam dirinya, api semangat telah menyala. Ia tahu bahwa perjalanan kesembuhannya baru saja dimulai. Ia akan melewati rintangan yang menakutkan.
Teresa menghela nafas dalam-dalam, mengumpulkan keberanian dalam dirinya.
...****************...
Namun teresa tersadar dalam pingsannya.
" Dimana aku ? " tanya teresa yang baru saja siuman
Setelah siuman teresa pun mengendarai mobilnya dan langsung pulang menuju ke rumah.
Setelah sampai di rumah, Teresa memasuki ruang keluarga yang sunyi. Ia merasa sepertinya ada kehadiran lain di sana. Ia melihat sebuah foto pernikahannya dengan suaminya yang tersimpan di rak. Wajah mereka penuh dengan kebahagiaan, mengingatkannya akan masa-masa indah yang telah berlalu.
Dalam hatinya, Teresa bersumpah bahwa ia tidak akan membiarkan kecanduan dan ilusi mengambil alih hidupnya. Ia akan mengubah takdirnya sendiri, merangkul masa depan yang lebih baik. Ia akan menghadapi setiap rintangan dengan ketabahan dan tekadu yang kuat.
" Sayang aku akan sembuh tak lama lagi " ucap teresa sambil memandang foto suaminya.
Teresa mengambil telepon dan mulai mencari informasi tentang rehabilitasi dan program pemulihan dari kecanduan. Ia menemukan beberapa lembaga yang menawarkan bantuan profesional dan dukungan kelompok. Ia mencatat nomor telepon dan alamat mereka dengan harapan bisa memulai perjalanan pemulihannya segera.
" saya dr. Jonathan disini, siap membantumu keluar dari situasi yang sulit ini " ujar dr.Jonathan.
Teresa merasa harapan kembali menyala dalam dirinya. Ia merasakan bahwa ada cahaya di ujung terowongan yang gelap. Ia tahu bahwa perjalanan kesembuhannya akan sulit, namun ia tidak akan menyerah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 37 Episodes
Comments
Unknowing
🙌
2023-06-14
1
Hanachi
Go go .. Theresa .. jatuh cintalah lagi.
2023-06-12
1