Jadi Pembantu?

Alma terbangun jam 6 tepat, hari ini dia akan melakukan interview untuk loker ART yang kemarin risa beritahu. Entah kenapa ia merasa bersemangat hari ini, alma membereskan tempat tidur dan bersiap untuk mandi. interview akan berlangsung jam 8.30 Risa memberitahu bahwa caffe kenanga buka jam 8 jadi lebih baik dia datang di jam 8.30

Risa juga bilang bahwa pemilik caffe biasanya ada di jam jam awal cafe buka. Jadilah alma berpikir datang di jam 8.30 di waktu caffe memang sudah siap buka.

Setelah selesai dengan mandi, alma bergegas keluar kamar untuk membantu sang ibu di dapur.

"Masak apa bu?"

"ini ayah kamu mau tumis kangkung, tumben jam segini udah mandi. mau ada interview lagi emang?" Ibu rosita -ibu alma- bertanya dengan nada lembut, tidak salah ibu nya bertanya begitu biasanya jadwal interview alma selalu jam 10.00 atau tidak 11.00 siang.

"iya bu kebetulan ini interview nya pagi, jadi mau siap siap lebih awal" Alma tersenyum menatap ibu nya, sambil membantu memotong cabai.

"memang nya interview dimana ?" sebenarnya ibu alma tidak memaksa dan mengharuskan anak perempuan nya ini bekerja, ia juga kasihan melihat putri satu-satunya itu harus bolak-balik cari kerja. pasti sangat melelahkan, namun putri bungsu nya ini tidak pernah sekalipun mengeluh jika pulang dari interview.

"Interview di caffe bu ada lowongan jadi pelayan, ya lumayan aja gaji nya. Alma mau coba siapa tau aja kan rejeki alma disitu"

Alma memilih berbohong tentang pekerjaan yang ia lamar, alma takut ibu nya melarang, sebab alma tau ibu nya sangat tidak ingin alma melakukan pekerjaan berat, kerjaan sebelumnya yang mengharuskan alma mengangkat beban lumayan berat saja ibu nya selalu mengomel menyuruhnya berhenti kerja kata nya 'kamu perempuan angkat beban berat bisa-bisa peranakan kamu turun, bahaya nak' awalnya alma berpikir itu bisa teratasi dengan urut tradisional tapi begitu tau fatalnya alma menjadikan itu alasan utama ia mengundurkan diri walau sebenarnya alasan utama nya itu karena Alma cekcok dengan tangan kanan si bos.

Rosita tersenyum menatap sang putri,

"ibu doakan semoga ini jadi yang terakhir kamu antar lamaran ya nak" Alma tersenyum sendu dan mengangguk sebagai balasan ucapan ibu nya, ia mengaminkan dalam hati. semoga Tuhan mengabulkan doa ibu nya.

"Nah taruh ini di meja sekalian panggil ayah mu bilang sarapan udah siap gitu" Alma mengangguk dan melaksanakan titah sang ibu. Akhirnya mereka sarapan bersama di selingi canda tawa, alma selalu merasa beban di pundaknya hilang begitu melihat tawa kedua orang tua nya. semoga selalu seperti ini, pinta alma dalam hati.

****

Alma sudah sampai di tempat tujuan 'caffe kenanga' risa bilang jika sudah sampai alma hanya perlu bilang pada bagian kasir bahwa dia datang untuk melamar kerja sebagai Art untuk pemilik caffe ini. Tapi alma kok merasa tidak asing dengan nama caffe ini seperti pernah dibahas tapi alma lupa pasti nya.

Setelah berbicara pada kasir bernama Amanda itu alma dipersilahkan duduk dan menunggu sebentar, selagi menunggu alma mengamati seisi caffe, merasa caffe ini benar-benar membuat alma merasa tenang.

Gaya klasik dan hiasan sederhana tidak salah caffe ini memiliki banyak peminat dari segala umur, disini juga menyediakan pembelian alat lukis sebagai hiburan para pengunjung di buka dengan harga 25.000 mereka sudah bisa mendapat alat lukis lengkap.

sangking asiknya menatap se-isi caffe alma sampai tidak sadar bahwa ada seseorang yang berdiri di depan meja nya. orang itu berdehem membuat alma tersadar dan mengalihkan pandangannya yang sontak menatap ke depan dengan mata membelalak.

"LHO KAMU?!"

*****

Alma merebahkan tubuhnya di atas kasur dengan wajah lesu. ia membawa kabar baik bahwasanya alma di terima kerja sebagai Art apartemen itu. Masalahnya si pemilik nya lah yang menjadi beban pikiran gadis itu, ponsel alma berdering. id caller 'Risa' tertera di ponsel alma, gadis itu mendudukkan diri dan mengangkat panggilan itu.

"Hallo sa"

"Hai ma, kenapa suara lo lesu gitu? gimana tadi interview lo? lancarkan?"

"lancar kok, gue juga di terima kerja disana, besok gue bisa langsung kerja"

"nah bagus dong, gue seneng denger nya, tapi kenapa lo malah kaya gak semangat gitu dah?" risa merasa heran harusnya gadis ini senang karna penantiannya mendapat kerja akhirnya terbayarkan.

"itu dia masalah nya, lo harus tau siapa pemilik caffe itu dan apartemen nya"

"emang siapa?" tanya risa penasaran.

"Angkara Gautama. Lo gak lupa kan kalo dia punya caffe nah itu caffe kenanga punya dia. masa lo lupa padahal lo sendiri yang cerita" Alma mendengus pelan.

"astaga gua baru inget kalo dia punya caffe, tapi gue beneran lupa soal nama caffe nya. terus gimana ? coba ceritain"

alma menghembuskan nafas nya,

"jadi gini..."

Flashback on

"LHO KAMU?!"

gadis itu menjerit , terkejut dengan sosok di depan nya ini.

"Santai ma, segitu kaget nya ngeliat aku berasa liat hantu" si tampan itu terkekeh.

"gak nyangka kita ketemu lagi, ternyata kamu yang mau ngelamar. dunia emang sesempit ini ya" ia melanjutkan masih dengan kekehan nya. Ya dia Angka. sosok yang berusaha alma hindari dan lupakan tetapi kenapa seolah semesta selalu membuat berbagai cara untuk mereka bisa bertemu.

"Gue inget, dia pemilik caffe kenanga pantes familiar sama nama ni caffe" gumam alma pelan.

"Ya? kamu ngomong apa?"

"ah enggak kok, ini CV aku. silakan kamu liat buat bahan pertimbangan" Alma menyerahkan dokumen itu pada Angka yang langsung diterima pemuda dengan senyum manis itu.

"kamu gak lanjut kuliah ma?" pertanyaan itu alma jawab dengan gelengan.

"kenapa? padahal yang aku liat nilai kamu bagus dan udah pasti bisa keterima di univ yang akreditas nya bagus" ujar angka setelah melihat ijazah dan transkrip nilai milik alma.

Ternyata gadis itu sudah banyak berubah dalam pelajaran meningkat cukup pesat dari waktu di SMP. Dulu yang Angka ingat gadis ini agak pemalas dan selalu mengerjakan tugas di kelas itupun nyontek dengan teman sebangku nya, ia sangat lemah pada pelajaran b.inggris dan matematika. Gadis ini bahkan pernah di hukum berdiri di depan kelas karna tertidur saat jam pelajaran matematika di mulai.

"Aku gak banyak berharap soal kuliah dengan ekonomi seadanya lulus kuliah aja udah syukur, aku emang niat langsung kerja setelah lulus buat bantu keuangan keluarga" alma tersenyum menatap Angka.

"Padahal kamu bisa masuk jalur beasiswa, semua akan di tanggung pihak kampus"

"Gak semua di tanggung pihak kampus ka, pasti ada aja pengeluaran gak terduga. Jadi yaudah deh milih kerja aja" Angka mengangguk memilih untuk tidak banyak bertanya takut menyinggung gadis itu juga.

"Oke, sebenernya aku gak enak kamu harus kerja sebagai Art tapi aku emang butuh banget Art untuk apart ku. Kerjaan nya juga gak banyak cuma bersih-bersih, mencuci sama nyiapin makan malam. soalnya aku berangkat pagi dan pulang sore, jadi kamu cukup siapin makan malem aja. kamu bisa masak kan?"

"bisa kok" alma menjawab cepat dengan anggukan kepala.

"yaudah jam kerja kamu dari jam 8 sampe jam 4 sore , setelah masak untuk makan malem kamu bisa pulang"

Alma tidak banyak berkomentar sebab ia merasa blank sekarang yang gadis itu lakukan hanya mengangguk dan menjawab seadanya , sudah di bilang bukan jika di hadapan Angka ia akan banyak gugup nya.

Sesi interview berakhir dengan jabatan tangan karena Angka harus berangkat ke kampus nya jadi tidak banyak pembicaraan yang di lakukan, jadi sudah dipastikan besok alma akan bekerja pada angka dan alma pun sudah resmi menjadi asisten rumah tangga dengan Angkara Gautama sebagai tuan nya.

Semoga saja hati nya bisa di ajak berkompromi untuk tidak kembali jatuh hati pada orang yang sama. Angka, Tuan nya.

*****

Terpopuler

Comments

kimraina

kimraina

Good luck Alma 👍

2023-07-17

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!