Perselisihan

🌹 Mansion 🌹

Delena menaiki anak tangga menuju kamar nya, ia duduk diatas ranjang sambil melamun.

"Ya Tuhan,itu tadi Reno? Suami yang Menikah dengan ku tadi pagi? sekasar itu kah dia? Mengapa ia marah marah dan membentak aku? Aku tidak sengaja menumpahkan susu di bajunya.tanpa terasa air mata Delena mulai berlinang, hiks...hiks...hiks..Tuhan apakah semua orang kaya seperti itu? sementara Arya belum pernah berkata kasar pada ku, tapi dia....

"Tok...tok... tok...Nona Davina, tolong buka pintu nya" ucap orang yang diluar pintu.

Delena mengusap kasar Airmata nya, lalu ber jalan membuka pintu..

"Pak Amar? ada Apa?

"Nona dipanggil Tuan Reno ke kamar nya"

"Apa? a..apa yang akan ia lakukan pada ku? ucap nya gugup dan terlihat takut.

"Lebih baik Nona datang ke kamar nya, jangn buat Tuan lama menunggu" ucap pak amar memperingati.

"Ba.. baik lah.." Delena menutup pintu kamar, lalu berjalan mendekati kamar Reno, yang posisi nya dekat dengan tangga, bingkai pintu nya berwarna emas dengan ukiran ornamen, sangat berbeda dari kamar yang lain.

🌹 Kamar Reno 🌹

Pak Amar mengetuk pintu, terdengar suara berat seseorang dari dalam menyuruh masuk,

Pak Amar Membuka handle pintu

"Ceklek..!

"Tuan.! pak Amar masuk ke dalam kamar di ikuti Delena di belakang nya, Delena sangat kaget dengn kamar mewah Reno, luas kamar nya tiga kali lipat dari kamar yang ia tempati sekarang, Ranjang yang berukuran besar, ada sofa panjng besar di tengah ruangan, Tv flat di samping ranjng dan ada Mini Bar di sudut Ruangan. di dipojokkan samping jendela ada sofa satu dudkn mirip kerajaan yang sandran nya tinggi. dua nakas kanan dan kiri samping ranjang, serta Ruangan Pakaian khusus.

Delena berdiri di samping pak Amar, Reno menatap tajam ke arah Delena, dan memberi isyarat mengibaskan tangan nya pada Amar agar kluar kamar, pak amar mengerti membungkuk memberi hormat lalu pergi.

Delena hanya diam mematung,ia pun bingung menghadapi pria dingin dan Arogan di depan nya, Reno sedang duduk di sofa satu dudukn sambil bersandar dengan kaki diselonjor kan di atas puff kotak,

"Buka kan sepatu ku" ucap nya dengan suara berat, menatap delena dari atas sampai bawah "Kau sangat pintar brsandiwara dengn pakaian tertutup, semua orang pun sudah tau siapa kau..ciihh! sungguh menjijikkan!

"Ayo cepat Apalagi yang kau tunggu" perintah Reno.

Delena mendekati, melipat kedua lutut nya di bawah sambil membuka sepatu pantofel dan kaos kaki Reno, dengn telaten. ada seringai licik di bibir Reno, melihat tak percaya seorang Davina yang cantik, elegan dan di gilai para Bos bos kaya dan berduit, mau ber Ketut lutut untuk membuka sepatu nya.

Delena berdiri dan tertunduk, Reno bangkit dari duduknya dan menatap tajam ke wajah Delena, menarik Rahangnya dengan kasar dan berkata

"Tatap wajah ku, Apa otak mu bermasalah sekarang hah! dimana keangkuhan dan ke sombongan mu! Bukan kah kau senang memamer kan tubuh mu dengn para Bos kaya dan lihat sekarang, ck..ck.. penampilan mu berubah, layak nya seorang putri, Ciih! melepas kasar wajah delena.

Delena sangat kaget, dengn perlakuan kasar Reno, laki laki yang menjadi suaminya kini, Air mata sudah tidak bisa ditahan lagi, kluar begitu saja dari sudut matanya, Merasa goresan luka dihati yang begitu dalam, ia pun tidak bisa mengakui bahwa dirinya bukan lah Davina, ia punya perjanjian dengan Papah nya, demi ibunya ia rela diperlakukan tidak selayak nya seorang istri, dan hatinya terus membatin

"Tuhan, Apa yang telah saudara ku lakukan semasa hidupnya, mengapa klurga ini begitu membenci, bahkan laki laki didepan ku begitu membenci sosok Davina, tapi mengapa ia malah menikahi nya,"

"Simpan saja Airmata palsu mu itu! tidak usah mencari simpati ku" Reno mendekati Delena dan terus menghina wanita yang berada di depan nya, seakan belum puas dengn hinaan

"Well..kau pikir aku menikahi karna jatuh cinta

Haa...haa...haa... Reno terbahak,

"Jangan Mimpi!" berkata dengn mata tajam

Sekarang cepat buka baju ku, kau telah menumpah kan susu di baju mahal ku! rasa nya Aku suka dengan gaya mu yang sekarang, berubah Anggun demi sebuah Uang dan kekayaan kakek ku!menjijikkan menjual tubuh demi uang!"

"Cukup! kau sudah keterlaluan Tuan! Apakah menghina seorang wanita membuat mu puas! Delena yang mendengar penghinaan Reno Sudah tidak bisa berdiam diri lagi untuk membela dirinya sendiri, walau ia tau semua itu di tujukan buat Davina, tapi nyata nya yang di depan nya bukan lah Davina tapi Delena.

"Apa yang kau bilang..?kau memang pantas di hina karena kau wanita hina yang Aku nikahi untuk menjadi pembantu ku !"

Hiks...hiks...hiks... Air mata Delena mengalir deras,ia sudah tidak tahan lagi, tubuhnya gemetar, jantung nya berdetak kencang, pundak nya bergoncang,semua karna tangisn yang memilukan,ia tidak pernah di perlakukan bgitu hina, hanya karna sebuah kesalahan saudara kembar nya ia harus menanggung semua hinaan dan cacian.

"Sudah cukup! Aku tidak ingin sandiwara murahan mu! Reno membuka bajunya lalu melempar kan kewajah Delena. "cepet kau siap kan Air hangat, Aku ingin mandi"

Delena menghapus Air mata nya kasar, mengambil seonggok pakaian yang tergeletak dilantai, menaruh ke dalam ranjang kotor, lalu masuk ke dalam kamar mandi, menyediakan Air hangat dalam Bathtub.

"Air hangat nya, sudah terisi" ucap delena sambil menahan tangisnya.

Reno yang sedang duduk dengan balutan handuk putih di pinggang, dan memperlihat kan otot tubuhnya yang kekar dan Atletis, Reno berjalan masuk ke kamar mandi.

"Kau tetap disini, dan tunggu di luar, Aku tidak Sudi disentuh oleh tangan mu yang kotor"

Delena hanya bisa pasrah dengan segala hinaan Reno, Airmata rasanya enggan untuk berhenti, ia mengambil kimono dalam lemari dan menaruhnya di atas ranjang.

Delena duduk disebuah sofa, sorot mata nya suram, ia terus memikirkan nasib ke depan nya، dan harus tetap menunggu ke ajaiban mengharap Kaka nya Davina segera pulang، lalu mengganti kan dirinya, ia sudah mulai curiga dengan papahnya, yang bilang kalau Davina sedang sakit dan di rawat di luar negeri, tapi kenyataannya,Davina begitu buruk dimata Reno dan keluarga nya, Delena masih harus memecah kan teka teki ini.

"Ceklek..! pintu kamar mandi pun terbuka, Reno kluar dan mengambil baju yang telah Delena siap kan.setelah memakai kimono, Reno duduk di sofa kesayangan nya, di sofa satu dudukn sambil kakinya berselonjor

Tok ..tok...tok... pintu kamar terbuka, setelh di izinkan masuk. pak amar masuk ke dalam kamar dan menghampiri Reno, memberi kan sebuah ponsel.

"Keluar lah..!

"Baik Tuan"

Reno mengamati ponsel itu lekat, sebuah ponsel biasa yang harga taksiran nya sekitar kurang dari 2 juta, ia sedikit kaget dan tak percaya seorang Davina yang cantik dan kaya Raya hanya memakai ponsel murahan pada umumnya nya.