Bab 3
"Baringkan dia di sini," ujap Jesica pada orang yang menggendong wanita yang tadi mereka jumpai di pinggir jalan. "Ambilkan minum untuknya."
Elga pikir dirinya sudah mati, tapi alam bawah sadarnya menyuruh ia tetap terjaga. Elga membuka mata dan mendapati dirinya berada di dalam ruangan yang sangat asing.
"Syukurlah kau sudah sadar. Kau tampak kacau sekali minumlah dulu." Jesica memberikan segelas air putih dan membantu Elga minum, tapi perempuan muda itu menolaknya.
"Biarkan aku mati ... aku mau mati saja." Elga menangis gemetaran membayangkan nasib malang yang telah menimpa dirinya. Baju yang masih melekat di badannya menjadi betapa menyedihkan dirinya.
"Aku tidak tau kenapa kau bicara begitu, yang aku tau kau sangat ketakutan sekali. Sepertinya kau baru melewati masa sulit. Apapun itu kau tidak boleh punya pikiran untuk mengahiri hidup mu. Namaku Jesica dan sekarang tenanglah kau sudah amam bersamaku."
Sekali lagi Jesica memberikan gelas itu kepada Elga. Mendekatkan ujung gelas sampai Elga mau minum juga. "Jadi, siapa nama mu?" tanya Jesika sambil mengelus rambut Elga yang masih setengah basah, ia berusaha membujuk Elga agar mau terbuka padanya. "Aku tidak akan melukaimu, kau mengingatkan aku pada putriku yang mungkin seusia denganmu," imbuhnya saat mendapati Elga hanya diam menatapnya.
"Jadi, Biibi punya anak perempuan juga?" tanya Elga memastikan, sikap keibuan Jesica meyakinkan dirinya kalau Jesica memang orang baik. Semoga saja tidak jahat seperti ibu tirinya dan juga pria brengsek itu.
Jesica tersenyum tipis. "Iya, tapi dia sudah lama meninggal karena kecelakaan. Itu sebabnya aku sedih saat mendengar kau ingin bunuh diri. Melihatmu mengingatkan aku pada putriku itu." terang Jesica dengan mata berkaca-kaca.
"Maafkan aku bibi. Aku tidak berniat membuat Bibi bersedih." Elga memegang tangan Jesica.
"Tidak apa-apa aku memang sering mengingatnya. Jadi, siapa nama mu, cantik?" Jesica memerhatikan wajah Elga yang terdapat bekas cakaran yang sudah mengering, ia menduga ada yang sengaja menyakiti gadis itu.
"Namaku Elga," ucap Elga sambil mengerapkan mata. Elga mengasihani dirinya sendiri. Ada duka yang ia rasakan saat menyebut nama itu. Elga berharap suatu saat nanti Elga bisa mendapatkan sedikit kebahagiaan.
"Nama yang cantik. Aku sudah menghubungi dokter pribadiku yang mungkin akan tiba sebentar lagi sebaiknya kau ganti pakaianmu ini Elga." Jesica memberikan piyama tidur berbahan satin untuk Elga. Ia membantu Elga duduk dan tidak sengaja melihat punggung Elga lecet.
Elga memperhatikan dirinya yang sangat menyedihkan, bahkan bisa dibilang lebih menyedihkan dari tikus liar yang ada di luaran sana. "Aku tidak apa-apa, Bibi. Sebaiknya jangan panggilkan dokter." Elga masih trauma karena sudah dilecehkan begitu kejam hingga ia tidak mau ada orang lain melihat atau menyentuhnya.
Jesica menatap curiga karena Elga seperti sedang menutupi sesuatu, sebenarnya ia ingin tahu lebih banyak tentang Elga, tapi tidak mau membuat Elga merasa tidak nyaman dengannya.
"Baiklah kalau itu yang kau mau." Jesica mengalah karena ia tahu Elga butuh waktu menenangkan diri dan beradaptasi di rumahnya. "Berapa usia mu Elga?" Sepertinya Jesica ingin memastikan sesuatu.
"20 tahun," jawab Elga sambil mengedarkan pandangan ke segala arah. Ia baru sadar kalau tas berisi pakaiannya tidak ada. Pasti terjatuh saat pria brengsek itu memaksanya masuk ke mobil.
"Aku tidak menemukan apa pun selain dirimu. Aku memutuskan segera membawamu pergi karena tadi kau sempat tidak sadarkan diri," ucap Jesika.
Elga menunduk dalam dan menangis lagi. "Maaf karena aku sudah merepotkan Bibi, ntah apa jadinya aku kalau tidak bertemu Bibi di sana." Kemungkinan buruk dirinya habis di tangan pria itu atau sudah di jual ke tangan orang lain.
"Tidak masalah, kalau kau mau mulai hari ini kau bisa tinggal di sini," ucap Jesica, ia tersenyum penuh arti. Menerima Elga seperti menerima kehadiran putrinyan sendiri.
Elga memegang tangan Jesica. "Terima kasih, Bibi. Aku memang mencari tempat tinggal. Tapi aku tidak mau tinggal di sini tanpa melakulan apa pun. Kalau boleh biarkan aku bekerja untuk Bibi."
Elga sudah terbiasa bekerja dari pagi sampai malam, bahkan selama itu ia tidak mendapatkan upah sedikit pun. Semua uang hasil jerih payahnya selalu diambil ibu tirinya. Kini, ia pun tidak bisa tinggal di rumah orang asing tanpa melakukan apa pun.
"Soal itu nanti kita bicarakan, sekarang fokus saja pada kondisimu. Bibi lihat kau kacau sekali. Apa ada yang menyakitimu, Elga?"
Jesica terus mengorek informasi tentang Elga, ia sudah banyak menemukan gadis-gadis seperti Elga yang datang ke konta untuk mencari kerja dan berakhir menjadi wanita malam. Ya, diam-diam Jesica berencana menjadikan Elga bagian dari bisnisnya yang selama ini ia geluti dan sangat menguntungkan.
Jika dilihat lagi. Elga memiliki warna kulit putih bersih. Wajahnya sangat cantik dan postur tubuhnya tinggi semampai. Jesica yakin banyak pria yang akan tertarik dengan Elga.
Ia akan jadikan Elga primadona dengan bayaran termahal di rumah bordirnya. Ya, Jesica akan membuat Elga menjadi seorang wanita malam paling popoler di kalangan para pria.
Diamnya Emi sebagai pertanda jika gadis itu memang tidak baik-baik saja. Emi gemetaran dan air matanya pun semakin membasahi wajah. Jesica tidak memaksa Emi untuk terbuka padanya. "Ya sudah, sebaiknya kau istrahat saja. Nanti kita cari kerjaan yang cocok untuk mu."
"Sekali lagi terima kasih, Bibi." Elga marasa sedikit lega dan berharap kejadian buruk yang ia alami tidak terulang lagi.
***
"Selama ini aku selalu mendapatkan apa yang aku mau. Menguasai apa yang menjadi milikku tanpa ada yang mengganggu, mencampakkannya saat aku bosan tanpa ada yang bisa mencegah. Tapi, sekarang bisa-bisanya gadis itu lepas dariku."
Sorot mata Kendrick menajam saat melihat satu anting milik wanita itu yang tertinggal di dalam mobilnya. Setelah menembus hujan di tengah gelap malam, Kendrick tidak berhasil juga menemukan wanita itu. Yang ada ... hanya satu anting permata biru yang kini ada di genggaman.
Kendrick masih ingat rasa hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya saat pusaka miliknya terbenam di bagian inti tubuh wanita asing itu. Ia tidak akan melupakan suara desa han yang tertahan dari bibirnya.
Kendrick memejamkan mata, mencoba mengingat seperti apa suara gadis itu saat memakinya.
"Aku pasti akan mendapatkanmu dan saat itu aku bersumpah tidak akan melepasmu. Pergilah sejauh yang kau bisa tapi nanti kau pasti akan tetap kembali padaku."
Satu anting tidak akan bisa menjadi petunjuk jalan bagi Kendrick agar bisa secepatnya menemukan wanita itu, tapi selama ini ia memiliki insting kuat yang selalu tepat sasaran. Dan tentang gadis itu ia pasti akan menemukanya mungkin di kota ini atau di belahan bumi yang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 10 Episodes
Comments
💜🌷halunya jimin n suga🌷💜
ya ampun keluar kandang macan
masuk kndang singa ini mah namaya..... elga elga
2023-08-16
0
ℑ𝔟𝔲𝔫𝔶𝔞 𝔞𝔫𝔞𝔨-𝔞𝔫𝔞💞
kapan kamu beruntungnya Elga...🤧🤧🤧
2023-06-22
0
Tetty Romauli Manullang
sedih sekali nasib mu Elga
2023-05-27
0