Bab 2
Tidak hanya satu kali, pria itu sudah berkali-kali menghujam tubuh Elga. Menjamah sesuka hati seperti gadis itu sebuah boneka hidup yang tidak harus diperlakukan dengan lembut. Tidak perduli suara tangis yang tertahan terdengar pilu dan menyayat hati. Pria itu semakin bergerak hingga mencapai kepuasan untuk kesekian kali.
Elga rasanya ingin mati saja. Tidak tau seperti apa hidupnya setelah ini. Rasanya, ia tidak ingin melihat dunia lagi. Bila ia tahu akhirnya akan begini sudah pasti dari jauh hari dirinya akan mengakhiri hidup atau tetap membiarkan ibu tirinya memukul atau menguburnya hidup-hidup.
Elga mati! Elga mati! Elga yang malang mati! Mati di sini! Mati di sini! Mati di tangan pria bajingan ini! Elga mati ... Elga telah mati. Batin Elga berduka untuk dirinya sendiri.
Ya ... lebih baik dirinya mati daripada harus hidup menanggung derita tiada akhir. Baru saja terbebas dari siksaan ibu tiri, kini dirinya ada di tangan pria brengsek berkali lipat. Apa lagi yang mau diharapkan selain kematian?
Kepala Elga berdenyut nyeri, pandangannya semakin buram di gelapnya malam. Namun, ia tetap bertahan mencoba mengenali wajah pria brengsek ini untuk ia kenang di dalam neraka. Tidak ada yang bisa ia lihat, selain ... erangan dan suara berat yang terdengar menjijikan di telinga. Elga bersumpah tidak akan melupakan suara itu. Akan ia bawa sampai mati.
"Akhhh ... kau masih sangat sempit," ucap pria itu setelah menyudahi aktifitasnya menggagahi gadis yang sudah tidak menangis lagi. "Aku sangat beruntung bertemu dengan mu di sini tapi aku masih belum yakin kalau aku adalah orang pertama yang menidurimu." Ia lalu memakai pakaiannya lagi.
Elga sudah tidak bisa mendengar dengan jelas. Telinganya menuli sampai ia terpejam tidak sadarkan diri.
Kendrick nama pria itu. Seorang pria yang datang ke desa hanya untuk mengasingkan diri dari hingar bingar kota untuk sementara waktu. Ken datang bersama teman-temannya termasuk para gadis untuk menemani mereka. Malam ini pesta telah dimulai, tapi Ken merasa tidak berselera memilih pergi tapi dengan perasaan serba salah. Sekujur tubuhnya terasa panas sekali, hingga ia nekat menyalurkan semua hasrat itu pada seorang wanita yang tanpa sengaja di temui di pinggir jalan.
"Aku tidak bawa uang cash. Tunggulah, aku pasti membayarmu mahal seperti janjiku tadi." Ken mengancingkan resleting celana, ia tiga tega meninggalkan wanita ini tanpa memberinya uang sedikit pun, ia tidak mendengar apa pun dari gadis itu. "Astaga ... apa dia pingsan?" Ia memastikan kondisi gadis itu dan benar saja sudah tidak sadarkan diri. Ken tetap tenang dan membebaskan tangan wanita itu. "Tidak apa, kau akan baik-baik saja." Ken lalu kembali ke bangku kemudi. Melajukan mobil seperti biasa seolah tidak terjadi apa pun.
Dua jam lamanya mobil melintasi kesunyian. Gerimis malam itu pun tidak mau reda. Seolah mengawal perjalanan Kendrick bersama wanita di dalamnya. Udara malam yang semakin dingin membuat Ken sangat ingin meresap rokok. Tapi, miliknya tertinggal di penginapan. Dering handpone mengalihkan pikiran pria itu.
"Ada apa? Tidak ... aku tidak butuh wanita lagi. Aku sudah dapatkan apa yang aku mau. Kalian bersenang senanglah di sana!" katanya lalu menutup panggilan itu.
Tepat di persimpangan jalan menuju kota, terdapat minimarket yang masih beroperasi. Ken menepi untuk membeli sebungkus rokok tanpa sedikit pun melihat orang di bangku belakang.
Suara pintu mobil ditutup membuat Elga memberanikan diri membuka mata. Ya, dirinya sudah sadar bahkan sempat mendengar obrolan Ken.
"Dia manusia atau monster? Tidak apa kalau aku mati di sini, tapi bagaimana kalau aku diberikan kepada orang lain? Tidak, aku tidak mau diperjual belikan."
Menahan perih di sekujur tubuh, Elga berusaha duduk dan memakai baju yang sudah tidak layak pakai. Di luar sana ia melihat punggung seorang pria berbaju hitam tanpa lengan berjalan menuju minimarket. Elga yakin terdapat tato di bagian lengannya.
"Aku harus pergi."
Pelan-pelan Elga membuka pintu agar tidak tertangkap lagi. Ia seperti melangkah di atas ribuan duri yang berserak di jalanan, tertatih menahan perih sampai tiba di persimpangan jalan. Elga berharap bisa pergi sebelum pria itu menangkap dirinya lagi. Sorot lampu mobil dari kejauhan menimbulkan niatnya untuk menabrakkan diri. Tapi, mobil itu menepi tiba-tiba. Seorang wanita berpenampilan modis turun dari sana.
"Kau baik-baik saja, Nona? Kenapa kau tampak sangat kacau?" Ia melihat Elga dari bawah sampai atas. Baju yang dipakai rusak parah, wajahnya sangat pucat dan tampak lemah.
Elga ketakutan, ia trauma bertemu orang baru.
"Tenanglah, aku tidak akan melukaimu. Kalau kau mau, aku akan mengantarmu pulang," katanya lagi.
Elga menggeleng lemah dan berucap lirih, "Aku mau pergi dari sini."
"Kau sangat lemah, tidak mungkin bisa pergi jauh."
"Ta-tapi aku harus pergi. Atau biarkan aku mati. Tab rak saja aku dengan mobil itu." Pandangan Elga semakin buram.
"Jangan bicara begitu, hidupmu sangat berharga, Nona. Bagaimana kalau kau ikut denganku saja." Wanita itu mendekati Elga dan tiba-tiba Elga jatuh tidak sadarkan diri.
***
Sementara itu, Kendrick berdiri di depan kasir. Menunjuk deretan rokok yang tersusun rapi di etalase. Di saat itu ia melihat noda darah yang sudah mengering di tangannya.
'Darah apa ini?' Batin Ken bertanya, otaknya mencoba mengingat apa yang sudah ia lewatkan.
Deg!
Dadanya bergemuruh saat mengingat ada kemungkinan ini adalah dar ah perawan perempuan yang telah ia nodai. Ternyata benar adanya kalau dirinya adalah orang pertama yang tidur dengan wanita itu. Kendrick tidak tau harus bahagia atau sebaliknya, yang ia tahu ada kepuasan yang ia dapatkan dari wanita itu. Sepertinya setelah ini Ken tidak akan melepaskan wanita itu.
Dengan membawa sebungkus rokok, kendrick kembali ke mobil. Betapa terkejutnya ia melihat pintu mobil sudah terbuka dan wanita itu tidak ada di sana.
"Sial! Di mana dia?" Kendrick murka, ia membuang pandangan ke segala arah dan menemukan jejak kaki wanita itu. Satu-satunya petunjuk yang ia dapatkan adalah ... wanita itu telah pergi darinya. Terdapat jejak kaki dan ban mobil yang mengarah ke kota. Pasti ada orang lain yang membawanya. Sialnya, Kendrick tidak pasti seperti apa wajah gadis itu.
"Beraninya dia pergi! Apa yang sudah jadi milikku tetap akan menjadi milikku. Tidak akan aku biarkan dia pergi jauh!"
Pria itu kembali ke mobil, melajukan mobil dengan kecepatan tinggi. Tidak perduli hujan semakin deras.
"Di mana wanita itu? Aku harus mendapatkanmu...." Ada sesuatu yang hilang namun tidak bisa dijelaskan seperti apa arti yang sesungguhnya. Yang pasti Kendrick ingin wanita itu kembali padanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 10 Episodes
Comments
⁽⁽ଘ[🐾©️le🅾️🦋]ଓ⁾⁾
Apakah Kendrick dalam pengaruh obat perangsang 🤦😱
Sungguh kasian nasibmu Elga🤧🤧
Dgn langkah tertatih kamu keluar dari mobil itu😔😔
Dan semoga ada orang tulus menolong mu 😇😇
2023-05-25
1