Chapter 5 : Ayo Menikah!

Perasaan aneh itu muncul lagi di hati mentari ketika menatap Chandra terlihat menahan sakit. Tanpa berkata apa apaa, ia memberanikan diri mendekat ke Dokter Chandra dan menyentuh kening lelaki dihadapannya.

"yaampuuuun Dok!!! Panas banget!!! " pekik Mentari tanpa sahutan dari Chandra.

"Kok bisa sampek panas gini sih? " tanya Mentari tanpa bisa menyembunyikan kekhawatiran nya.

Ia pun langsung mencari termometer di ruangan Chandra dan setelah menemukannya ia langsung menaruh di telinga Chandra.

"Astaghfirullah, 38 lebih Dok! " pekik Mentari sekali lagi. "Ayo, aku papah ke brankar" ajak Mentari sambil mengangkat tangan Chandra yg sudah lemas keatas bahunya. Setelah direbahkan, Chandra mendapat kan perawatan pribadi dr Mentari. Ia menelpon bagian receptionists untuk mengantar cairan infus yg diminta serta obat.

Beberapa saat kemudian yg diminta itu datang melalui perawat, tanpa lama Mentari langsung memasang infus dan memasukkan obat yg diperlukan melalui cairan infus. Chandra hanya bisa diam mendapatkan perawatan itu. Dirasa tenaganya sudah habis , ia mulai tertidur.

Mentari masih setia menunggu Chandra siuman, sudah 2 jam dia berada disamping lelaki yg masih berada di hatinya itu. Chandra yg mulai sadar melihat sekelilingnya dan melihat Mentari duduk disampingnya yg melihat kearahnya juga.

"Hai, Mentari. Gimana ujianmu? " tanya Chandra seperti tidak ada yg salah pada dirinya. "Sembuhkan dulu dirimu Dok, baru tanya begitu" sewot Mentari yang kesel dengan tingkah Chandra cuek soal kondisinya.

"aku gapapa, udah mendingan karena perawatan mu. Makasi ya Mentari" lagi lagi Chandra berbicara dengan tersenyum pada Mentari, sampai wanita itu memalingkan wajah karena malu.

"Yasudah kalau Dokter udah mendingan, aku pulang dulu ya. Hasil ujiannya Alhamdulillah aku lulus Dok" kata Mentari memaksakan senyum nya, padahal kabar bahagia tp melihat kondisi Chandra yg lemah ia jadi tidak bersemangat juga.

"Wah Alhamdulillah. Syukurlah Mentari. Aku ikut seneng dong, junior bimbingan ku bisa jadi dokter beneran, ciee yg mau buka praktek" goda Chandra sambil tertawa kecil.

"Bismillah, semoga bisa buka praktek sambil ambil spesial" jawab Mentari dengan suara yg semakin tenang.

"keren banget sih kamu Tar, bangga aku jadi tutormu" Chandra kembali memamerkan senyumnya kepada Mentari. Ia tau apaa yg dikatakannya membuat Mentari salting, tapi ia melihat Mentari sangat lucu dan menggemaskan sampai ia melupakan sakit hati nya sementara.

"Apa aku mengajak dia menikah aja ya?" batin Chandra tiba2.

"ya, aku akan mengajak Mentari menikah agar keluargaku tidak malu dan aku bisa berlahan menyembuhkan hati ini. entah kenapa Mentari membuat ku yakin bahwa dia memang untukku meskipun saat ini aku belum cinta" kata batin Chandra memantapkan hati.

"Mentari kamu bisa mendekat nggak, aku mau membisikkan sesuatu. Aku gak bisa ngomong keras nih" bujuk Chandra.

Mentari tanpa curiga nurut aja, ia mulai menundukkan kepalanya hingga telinga cantiknya itu paas dengan posisi bibir Chandra.

"Ayo menikah! " bisik Chandra dengan lembut.

mentari seketika membelalakan matanya dan segera menjauh dr brankar namun salah satu tangannya dipegang oleh Chandra.

"Aku beneran Tar, aku ingin mengajakmu menikah. Aku tidak bercanda dan sebelum bertanya Sekar dimana, ia sudah pergi dari kehidupanku" kata Chandra dengan sorotan sedih.

Mentari hanya diam, ia memikirkan perkataan Chandra ini apakah halusinasi karena terkena efek obat. Chandra tidak mau melepaskan tangannya dari dokter junior nya ini.

"Apakah Dokter Chandra serius? " tanya Mentari meyakinkan apaa yg dia dengar.

"iyalah, masa bercanda sih. Aku akan belajar mencintai mu seperti kamu pernah mencintaiku atau lebih. Tapi mohon maaf untuk saat ini hati sedang sakit dan membutuhkan penyembuh seperti kamu, Mentari" jawab Chaandra

"aku akan berfikir terlebih dahulu. tapi jika serius bawa orang tuamu menemui orang tuaku untuk menikahiku" kata Mentari sambil melepaskan tangan Chandra dengan mulus sambil beranjak pergi dr ruangan.

Chaandra terdiam...

"Baiklah tunggulah aku Lusa yaaa" jawab Chandra spontan.

Mentari hanya senyum sajaa yang diarahkan ke Chandra sebelum pergi dari ruangan itu.

"Selamat istirahat Dokter Chandra" kata manis Mentari yang dianguki Chandra.

"Apakah aku bisa membuat Chaandra mencintaiku" batin Mentari dibalik pintu ruangan Dokter Chandra sambil berjalan menuju mobilnya.

***

Dalam perjalanan pulang, Mentari memikirkan ajakan Chandra untuk menikah. Ia sudah tau kalau dirinya mungkin hanya menjadi pengganti Sekar sebagai pengantin lelaki itu.

"Apakah aku hanya dibuat sebagai pelampiasan dan pengganti Dokter Chandra ya? " batin Mentari dengan wajah nesu, berfikir dengan cermat keputusan yg akan di ambil.

"tapi aku mencintainya, aku ingin membuat dia cinta. Bisakah aku? " lanjut kata batin Mentari antara senang akan menikah dengan lelaki yg ia sukai sejak lama dan merasa sedih jika dia harus menjadi pelampiasan sesaat.

"ah gak masalah deh, jadi pelampiasan sesaat juga gapapa pokoknya nanti dia akan bucin sama aku. Cinta karena terbiasa" lirih Mentari sambil menyemangati diri sendiri.

Episodes
1 Chapter 1 : Pupus Harapan
2 Chapter 2 : OTW Bertemu Kembali
3 Chapter 3 : Bertemu Kembali
4 Chapter 4 : Sudah Normal, tapi...
5 Chapter 5 : Ayo Menikah!
6 Chapter 6 : SAH!
7 Chapter 7 : Apakah dia akan menyentuhku?
8 Chapter 8 : Kabur aaah!
9 Chapter 9 : Mata ku ternoda!
10 Chapter 10 : Tetap perjaka dan gadis
11 Chapter 11 : Serangan mendadak
12 Chapter 12 : Panggilan konfirmasi
13 Chapter 13 : Krucuk Krucuk Krucuk
14 Chapter 14 : Izin menyentuhmu
15 Chapter 15 : Asisten penuh rasa
16 Chapter 16 : Bisikan gelegar hasrat
17 Chapter 17 : Dapur panas
18 Chapter 18 : Frontal
19 Chapter 19 : Ciuman Pertama
20 Chapter 20 : Basa Basi
21 Chapter 21 : Foto keluarga plus Mantu
22 Chapter 22 : 1 bulan pernikahan
23 Chapter 23 : Perangkap Bean Bag
24 Chapter 24 : Sekamar tp Tak Seranjang
25 Chapter 25 : Sarapan penuh drama
26 Chapter 26 : Pamitan yang alot
27 Chapter 27 : Memulai Cerita Penting
28 Chapter 28 : Cerita Panas
29 Chapter 29 : Astaga! kamu HAMIL!
30 Chapter 30 : Kram Perut
31 Chapter 31 : Kita mulai ya!
32 Chapter 32 : Makin Terbiasa
33 Chapter 33 : Kamu telah menipu ku!
34 Chapter 34 : Berikan anak kami waktu
35 Chapter 35 : Dia benar benar pergi
36 Chapter 36 : Dugaan Hamil
37 Chapter 37 : Beneran Hamil
38 Chapter 38 : Gempa & Abu Vulkanik
39 Chapter 39 : Kontraksi di kamar mandi
40 Chapter 40 : Bahagia tapi harus berpisah
41 Chapter 41 : Keluar dari pengungsian
42 Chapter 42: Perawatan dan Pemulihan
43 Chapter 43 : Keluarga Diningrat berkumpul
44 Chapter 44 : Proses Cerai
45 Chapter 45 : Putusan Cerai
46 Chapter 46 : Akan pergi jauh
47 Chapter 47 : Dibawah kendali
48 Chapter 48 : Mode saling mengabaikan
49 Chapter 49 : Si Kembar kangen daddi
50 Chapter 50 : Pelukan pagi
51 Chapter 51 : Basah Kuyup
52 Chapter 52 : Pergi bekerja
53 Chapter 53 : Tidak menolak dicium
54 Chapter 54 : Makan malam bersama
55 Chapter 55 : Bertemu wanita itu
56 Chapter 56 : Terkuak Kebenaran
57 Chapter 57 : SHAK SHIK SHOK! GAS!!
58 Chapter 58 : Besok nikah lagi!
59 Chapter 59 : Kedatangan orang tua
60 Chapter 60 : Menikah Kembali!
61 Chapter 61 : Tidur Bersama Anak
62 Chapter 62 : Nambah Jagoan
63 Chapter 63 : Bahagia bersamamu selamanya
64 Thank You for Reading 🫶
Episodes

Updated 64 Episodes

1
Chapter 1 : Pupus Harapan
2
Chapter 2 : OTW Bertemu Kembali
3
Chapter 3 : Bertemu Kembali
4
Chapter 4 : Sudah Normal, tapi...
5
Chapter 5 : Ayo Menikah!
6
Chapter 6 : SAH!
7
Chapter 7 : Apakah dia akan menyentuhku?
8
Chapter 8 : Kabur aaah!
9
Chapter 9 : Mata ku ternoda!
10
Chapter 10 : Tetap perjaka dan gadis
11
Chapter 11 : Serangan mendadak
12
Chapter 12 : Panggilan konfirmasi
13
Chapter 13 : Krucuk Krucuk Krucuk
14
Chapter 14 : Izin menyentuhmu
15
Chapter 15 : Asisten penuh rasa
16
Chapter 16 : Bisikan gelegar hasrat
17
Chapter 17 : Dapur panas
18
Chapter 18 : Frontal
19
Chapter 19 : Ciuman Pertama
20
Chapter 20 : Basa Basi
21
Chapter 21 : Foto keluarga plus Mantu
22
Chapter 22 : 1 bulan pernikahan
23
Chapter 23 : Perangkap Bean Bag
24
Chapter 24 : Sekamar tp Tak Seranjang
25
Chapter 25 : Sarapan penuh drama
26
Chapter 26 : Pamitan yang alot
27
Chapter 27 : Memulai Cerita Penting
28
Chapter 28 : Cerita Panas
29
Chapter 29 : Astaga! kamu HAMIL!
30
Chapter 30 : Kram Perut
31
Chapter 31 : Kita mulai ya!
32
Chapter 32 : Makin Terbiasa
33
Chapter 33 : Kamu telah menipu ku!
34
Chapter 34 : Berikan anak kami waktu
35
Chapter 35 : Dia benar benar pergi
36
Chapter 36 : Dugaan Hamil
37
Chapter 37 : Beneran Hamil
38
Chapter 38 : Gempa & Abu Vulkanik
39
Chapter 39 : Kontraksi di kamar mandi
40
Chapter 40 : Bahagia tapi harus berpisah
41
Chapter 41 : Keluar dari pengungsian
42
Chapter 42: Perawatan dan Pemulihan
43
Chapter 43 : Keluarga Diningrat berkumpul
44
Chapter 44 : Proses Cerai
45
Chapter 45 : Putusan Cerai
46
Chapter 46 : Akan pergi jauh
47
Chapter 47 : Dibawah kendali
48
Chapter 48 : Mode saling mengabaikan
49
Chapter 49 : Si Kembar kangen daddi
50
Chapter 50 : Pelukan pagi
51
Chapter 51 : Basah Kuyup
52
Chapter 52 : Pergi bekerja
53
Chapter 53 : Tidak menolak dicium
54
Chapter 54 : Makan malam bersama
55
Chapter 55 : Bertemu wanita itu
56
Chapter 56 : Terkuak Kebenaran
57
Chapter 57 : SHAK SHIK SHOK! GAS!!
58
Chapter 58 : Besok nikah lagi!
59
Chapter 59 : Kedatangan orang tua
60
Chapter 60 : Menikah Kembali!
61
Chapter 61 : Tidur Bersama Anak
62
Chapter 62 : Nambah Jagoan
63
Chapter 63 : Bahagia bersamamu selamanya
64
Thank You for Reading 🫶

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!