Perasaan aneh itu muncul lagi di hati mentari ketika menatap Chandra terlihat menahan sakit. Tanpa berkata apa apaa, ia memberanikan diri mendekat ke Dokter Chandra dan menyentuh kening lelaki dihadapannya.
"yaampuuuun Dok!!! Panas banget!!! " pekik Mentari tanpa sahutan dari Chandra.
"Kok bisa sampek panas gini sih? " tanya Mentari tanpa bisa menyembunyikan kekhawatiran nya.
Ia pun langsung mencari termometer di ruangan Chandra dan setelah menemukannya ia langsung menaruh di telinga Chandra.
"Astaghfirullah, 38 lebih Dok! " pekik Mentari sekali lagi. "Ayo, aku papah ke brankar" ajak Mentari sambil mengangkat tangan Chandra yg sudah lemas keatas bahunya. Setelah direbahkan, Chandra mendapat kan perawatan pribadi dr Mentari. Ia menelpon bagian receptionists untuk mengantar cairan infus yg diminta serta obat.
Beberapa saat kemudian yg diminta itu datang melalui perawat, tanpa lama Mentari langsung memasang infus dan memasukkan obat yg diperlukan melalui cairan infus. Chandra hanya bisa diam mendapatkan perawatan itu. Dirasa tenaganya sudah habis , ia mulai tertidur.
Mentari masih setia menunggu Chandra siuman, sudah 2 jam dia berada disamping lelaki yg masih berada di hatinya itu. Chandra yg mulai sadar melihat sekelilingnya dan melihat Mentari duduk disampingnya yg melihat kearahnya juga.
"Hai, Mentari. Gimana ujianmu? " tanya Chandra seperti tidak ada yg salah pada dirinya. "Sembuhkan dulu dirimu Dok, baru tanya begitu" sewot Mentari yang kesel dengan tingkah Chandra cuek soal kondisinya.
"aku gapapa, udah mendingan karena perawatan mu. Makasi ya Mentari" lagi lagi Chandra berbicara dengan tersenyum pada Mentari, sampai wanita itu memalingkan wajah karena malu.
"Yasudah kalau Dokter udah mendingan, aku pulang dulu ya. Hasil ujiannya Alhamdulillah aku lulus Dok" kata Mentari memaksakan senyum nya, padahal kabar bahagia tp melihat kondisi Chandra yg lemah ia jadi tidak bersemangat juga.
"Wah Alhamdulillah. Syukurlah Mentari. Aku ikut seneng dong, junior bimbingan ku bisa jadi dokter beneran, ciee yg mau buka praktek" goda Chandra sambil tertawa kecil.
"Bismillah, semoga bisa buka praktek sambil ambil spesial" jawab Mentari dengan suara yg semakin tenang.
"keren banget sih kamu Tar, bangga aku jadi tutormu" Chandra kembali memamerkan senyumnya kepada Mentari. Ia tau apaa yg dikatakannya membuat Mentari salting, tapi ia melihat Mentari sangat lucu dan menggemaskan sampai ia melupakan sakit hati nya sementara.
"Apa aku mengajak dia menikah aja ya?" batin Chandra tiba2.
"ya, aku akan mengajak Mentari menikah agar keluargaku tidak malu dan aku bisa berlahan menyembuhkan hati ini. entah kenapa Mentari membuat ku yakin bahwa dia memang untukku meskipun saat ini aku belum cinta" kata batin Chandra memantapkan hati.
"Mentari kamu bisa mendekat nggak, aku mau membisikkan sesuatu. Aku gak bisa ngomong keras nih" bujuk Chandra.
Mentari tanpa curiga nurut aja, ia mulai menundukkan kepalanya hingga telinga cantiknya itu paas dengan posisi bibir Chandra.
"Ayo menikah! " bisik Chandra dengan lembut.
mentari seketika membelalakan matanya dan segera menjauh dr brankar namun salah satu tangannya dipegang oleh Chandra.
"Aku beneran Tar, aku ingin mengajakmu menikah. Aku tidak bercanda dan sebelum bertanya Sekar dimana, ia sudah pergi dari kehidupanku" kata Chandra dengan sorotan sedih.
Mentari hanya diam, ia memikirkan perkataan Chandra ini apakah halusinasi karena terkena efek obat. Chandra tidak mau melepaskan tangannya dari dokter junior nya ini.
"Apakah Dokter Chandra serius? " tanya Mentari meyakinkan apaa yg dia dengar.
"iyalah, masa bercanda sih. Aku akan belajar mencintai mu seperti kamu pernah mencintaiku atau lebih. Tapi mohon maaf untuk saat ini hati sedang sakit dan membutuhkan penyembuh seperti kamu, Mentari" jawab Chaandra
"aku akan berfikir terlebih dahulu. tapi jika serius bawa orang tuamu menemui orang tuaku untuk menikahiku" kata Mentari sambil melepaskan tangan Chandra dengan mulus sambil beranjak pergi dr ruangan.
Chaandra terdiam...
"Baiklah tunggulah aku Lusa yaaa" jawab Chandra spontan.
Mentari hanya senyum sajaa yang diarahkan ke Chandra sebelum pergi dari ruangan itu.
"Selamat istirahat Dokter Chandra" kata manis Mentari yang dianguki Chandra.
"Apakah aku bisa membuat Chaandra mencintaiku" batin Mentari dibalik pintu ruangan Dokter Chandra sambil berjalan menuju mobilnya.
***
Dalam perjalanan pulang, Mentari memikirkan ajakan Chandra untuk menikah. Ia sudah tau kalau dirinya mungkin hanya menjadi pengganti Sekar sebagai pengantin lelaki itu.
"Apakah aku hanya dibuat sebagai pelampiasan dan pengganti Dokter Chandra ya? " batin Mentari dengan wajah nesu, berfikir dengan cermat keputusan yg akan di ambil.
"tapi aku mencintainya, aku ingin membuat dia cinta. Bisakah aku? " lanjut kata batin Mentari antara senang akan menikah dengan lelaki yg ia sukai sejak lama dan merasa sedih jika dia harus menjadi pelampiasan sesaat.
"ah gak masalah deh, jadi pelampiasan sesaat juga gapapa pokoknya nanti dia akan bucin sama aku. Cinta karena terbiasa" lirih Mentari sambil menyemangati diri sendiri.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 64 Episodes
Comments