Brakkk Lucia bangun dan memukul meja kantin.
"Kau tak tau apa-apa sebaiknya diam" ucap Lucia yang memukul meja.
"Lucia tenanglah" ucap Scoups
"Dia tak tau apa yang harus kulakukan, dia tidak akan mengerti, karena pria seperti dia memang tak punya hati" ucap Lucia yang ingin pergi namun tiba-tiba berhenti.
"awwwwww" rintisan Lucia yang memegang dadanya
Brughhhh Lucia terjatuh pingsan
"Lucia" teriak Mereka semua.
Mereka membawa Lucia ke UKS, setelah dokter memeriksa Lucia, dokter pun memberitahukan sesuatu yang membuat Jeonghan dan lainnya terkejut.
"Apa terjadi sesuatu pada siswi itu? " tanya Dokter yang bertugas di UKS.
"Dia tiba-tiba pingsan dokter Jung" ucap Jeonghan.
"Di dada dan juga beberapa bagian tubuh dia memiliki lebam seperti pukulan benda keras" ucap Dokter Jung yang membuat mereka kaget.
"Apa dia korban penyiksaan? " tanya dokter Jung yang membuat Scoups dan Jeonghan terdiam.
"Jeonghan apa kau mengetahui sesuatu? " tanya Wonwoo dengan tatapan curiga.
"Dia sudah sadar? " tanya Scoups yang mengalihkan pertanyaan Wonwoo.
"Sudah, kalian boleh menjenguk dia" ucap dokter Jung.
Jeonghan masuk ke UKS dan melihat Lucia, tampak jelas Lucia menahan tangisnya.
"Sebaiknya kita pulang" ucap Jeonghan
Jeonghan membantu memapah tubuh Lucia.
"Scoups ambil tas Lucia" ucap Jeonghan
"Kami pulang dulu" ucap Jeonghan dan di iyakan oleh mereka semua.
"Hati-hati" ucap Vernon, Joshua dan Mingyu.
Jeonghan membawa Lucia masuk ke mobil, kemudian Scoups dan Jeonghan langsung masuk ke mobil. Baru di dalam mobil Lucia langsung menangis, mutiara langsung berjatuhan di dalam mobil Jeonghan.
"Apa ini perbuatan ayah mu? " tanya Jeonghan namun tak di jawab oleh Lucia.
Mereka pun sampai di rumah Jeonghan, saat baru masuk mereka di kaget kan oleh cahaya merah yang kemudian mengikat tubuh Lucia dengan erat.
"Lucia" teriak Jeonghan dan Scoups.
"Akkkhhhh" teriak Lucia yang menahan sakit
Tiba-tiba suara yang sangat dikenal oleh Lucia terdengar.
"Aku menyuruh mu untuk mencari Helena putri ku, bukan untuk bersenang-senang" ucap Raja Aegir yang hanya terdengar suaranya.
"Aku memberimu waktu satu bulan jika dalam satu bulan kau tak mendapatkan Helena ku, maka kau tak akan bisa bertemu dengan ibumu lagi, kau juga akan mati" ucap Raja Aegir lagi.
Brukkkk tubuh Lucia terjatuh.
"Lucia" ucap Jeonghan dan Scoups yang menghampiri Lucia.
"Kau tidak apa-apa? " tanya Scoups.
Bukannya menjawab Lucia malah berlari ke halaman belakang.
"Lucia" panggil Scoups dan Jeonghan yang mengejar Lucia.
"Kenapa ayah memperlakukan aku seperti ini, kenapa. Aku juga putri mu, kenapa hanya Helena yang ayah sayang, kenapa" teriak Lucia.
"Lucia sudahlah" ucap Jeonghan
"Kalian tidak tau apa yang aku rasakan, aku benci, aku benci harus dilahirkan seperti ini" ucap Lucia.
"Lucia tenanglah, kau sekarang tidak sendiri. kami bersama mu" ucap Scoups yang memeluk Lucia.
"Meskipun kamu mermaid kami akan tetap menganggap mu adik kami" ucap Scoups lagi
"Katakan pada ayah mu jika dia terus menyiksa mu seperti tadi, kami akan marah" sambung Scoups.
"Ya, kami tidak akan membiarkan adik kami di sakiti"sahut Jeonghan.
"Terimakasih, terimakasih telah membantuku" ucap Lucia.
"Apa?, mermaid" ucap Wonwoo yang memang mengikuti Jeonghan, Scoups yang mengantar Lucia pulang.
"Aduhhh, kok bisa ada dia sih" ucap Jeonghan
"Ada yang harus kalian jelaskan" ucap Wonwoo yang masuk ke dalam.
Wonwoo duduk di sofa, begitupun dengan Jeonghan dan Scoups dan juga Lucia. Lucia menundukkan kepalanya, dia takut kalau Wonwoo akan membocorkan rahasianya.
"Kau monster? " tanya Wonwoo dengan nyadar datar.
"Wah, apa ada monster secantik aku" ucap Lucia dengan wajah kesal.
"Ada, kau" ucap Wonwoo santai.
"Kau ini sangat menyebalkan" ucap Lucia.
"Wonu, kami harap kamu dapat menjaga rahasia ini" ucap Jeonghan.
"Apa untungnya bagi ku" ucap Wonwoo yang masih santai.
"Baiklah, begini saja. Kau memang sudah mendengarnya, jadi kau pasti sudah tau kalau aku mermaid, dan kau pasti tau kalau air mata mermaid bisa menjadi mutiara yang mahal. Aku bakal kasih kamu mutiara supaya kamu bisa mendapatkan banyak uang" ucap Lucia.
"Oh maaf, sepertinya aku sudah sangat kaya" ucap Wonwoo dengan wajah datar.
"Wahhh kau sangat sombong sekali" ucap Lucia yang tak habis pikir.
"Itu kenyataannya" sahut Wonwoo.
"Wonu~ya~ tolonglah" ucap Jeonghan yang menatap Wonwoo.
"Apa alasan mu datang ke daratan? " tanya Wonwoo.
"Aku bukan datang, tapi di lempar atau di buang" ucap Lucia dengan wajah memelas.
"Kenapa? " tanya Wonwoo
"Kau sungguh kepo" ucap Lucia
"Aku pergi dulu" ucap Wonwoo yang berdiri ingin pergi namun di tahan oleh Lucia.
"Ehhh maaf-maaf, kau cepat sekali marahnya" ucap Lucia dan hanya ditatap oleh Wonwoo dengan tatapan tajam
"Kau kesini mencari kakak ku" ucap Lucia
Lucia menceritakan semua pada Wonwoo. Scoups dan Jeonghan juga membantu Lucia untuk menjelaskan semuanya pada Wonwoo.
"Jadi itu sebabnya kalian memberikan nama kalian padanya" ucap Wonwoo
"Iya, kami kasian pada Lucia. Kami juga yakin dia gadis yang baik walaupun dia bukan manusia" ucap Jeonghan.
"Kau hanya diberi waktu satu bulan kan? " tanya Wonwoo.
"Huffff iya, sekarang waktu ku hanya sebulan" ucap Lucia yang menyenderkan tubuhnya di sofa.
"Dalam waktu satu bulan mencari satu orang, kalian pikir bisa? " tanya Wonwoo.
"Ini Seoul, ibu kota Korea Selatan yang memiliki jumlah penduduk lebih dari sepuluh juta yang terdaftar di Seoul, bagaimana mungkin menemukan satu orang dalam waktu yang singkat" ucap Wonwoo.
"Perempuan tadi" ucap Lucia yang kembali duduk dengan bagus di sofa.
"Perempuan tadi, aku yakin dia Helena" ucap Lucia dengan sangat yakin.
"Bagaimana kamu tau Lucia? " tanya Jeonghan ragu.
"Saat ayah melemparkan aku ke daratan Sean melemparkan kalung ini kearah ku, dan saat aku pingsan aku mendengar suara Sean dengan jelas mengatakan kalau kalung ini akan membantu ku menemukan Helena dengan bercahaya" jelas Lucia yang memegang kalung di lehernya.
"Kalung ini juga akan melindungi aku" sambung Lucia
"Mutiara-mutiara ini akan bersinar jika aku bertemu dengan Helena, dan saat aku menabrak perempuan tadi mutiara ini bersinar "ucap Lucia yang mencoba menjelaskannya.
"Bagaimana kami bisa percaya? " tanya Wonwoo lagi
Kemudian Lucia mengangkat tangannya, di atas tangannya keluar cahaya. Perlahan cahaya tersebut hilang dan terlihatlah sebuah kerang yang memiliki tiga mutiara di atas telapak tangan Lucia. Scoups, Jeonghan kaget sekaligus kagum melihat kekuatan Lucia, dan Wonwoo pun begitu namun dia mencoba untuk tetep berusaha tenang.
"Ini ambil untuk kalian" ucap Lucia yang menyodorkan tangannya ke Scoups, Jeonghan dan Wonwoo.
"Mutiara ini akan bersinar saat kalian dekat dengan Helena, dan besok kalian bisa mencobanya"Jelas Lucia yang menyerahkan mutiara pada ketiga cowok didepannya.
"Terserah kalian akan menjadikan mutiara itu seperti apa, kalau ataupun gelang, terserah kalian" ucap Lucia.
"Mutiara ini akan bersinar dan hanya kita yang dapat melihatnya. Bahkan Helena tak akan bisa melihatnya" ucap Lucia lagi.
"Kalian pahamkan sekarang, kalau begitu aku harus memulihkan kondisi ku dulu" ucap Lucia yang langsung berlari ke kolam.
Byurrrrrr suara air kolam saat Lucia melompat ke kolam. Jujur saat melihat Lucia berubah Wonwoo menjadi kaget, dia tak tau sedang merasa mimpi ataupun kenyataan.
"Wonwoo ini bukan mimpi.....
...****************...
...****************...
Hai guys dukung terus author ya
jangan lupa follow, like,comment, dan tambahkan ke daftar favorit kalian, supaya kalian mendapatkan notifikasi saat author update.
maaf jika ada kata-kata yang typo
byebye....
...****************...
...****************...
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 51 Episodes
Comments