Dijalanan kota, tidak jauh dari rumah makan mewah, tuan muda kota bersama lima belas pengawalnya, menunggu Arya lewat.
Anak Tuan Kota itu, berniat membalas perlakuan Arya terhadapnya, karena rasa sakitnya, dipermalukan dihadapan umum.
Setelah beberapa waktu berselang, terlihat Arya keluar dari restoran, berjalan menuju kearahnya.
"Ayo kita bersiap," ucap tuan muda kota.
Para pengawal pun mempersiapkan dirinya, dengan senjatanya masing-masing.
Arya terlihat tenang. Tidak ada rasa takut sama sekali, walaupun ia tau bahaya menghadangnya.
"Hmm... Tuan muda kota bersama para pengawalnya. Hanya semut kecil saja, ingin bertingkah," gumam Arya mendengus.
"Berhenti!" Seru Komandan Pengawal.
"Ada apa saudara memberhentikan ku?" Tanya Arya acuh.
"Dasar bajingan tengik. Apa salah dan dosa mu, Hah? Berani-beraninya kamu memukul tuan muda bersama para pengawalnya," hardik Komandan Pengawal tersebut.
"Aku tidak tau, dan tidak mau tau," sahut Arya.
"Bajingan kau. Kamu cari mati!" Seru Komandan Pengawal geram.
"Kalau iya, emang kenapa?"
"Bangsat... Hiaatt...!" Seru Komandan Pengawal, langsung menerjang Arya.
Arya sangat tenang. Dia sedikit pun tidak bergeser dari tempatnya. Malah menadah terjangan pukulan tersebut.
Duaar.... Boom.....
Dua kekuatan bentrok.
Komandan Pengawal terlempar jauh. Dan langsung tidak bergerak lagi.
Tuan muda kota, beserta para pengawalnya terkejut. Rasa benci dan marah semakin besar. Jiwanya bergetar, melihat kejadian itu.
"Serang...!" Seru tuan muda kota, memberikan perintah kepada para pengawalnya.
Serentak, semua pengawal mengepung Arya.
"Hanya semut saja, ingin bertingkah." Seringai Arya.
"Bajingan kau, hiaattt...." Serempak semuanya menyerang Arya.
Arya tersenyum, sambil melambaikan tangan kanannya. Namun lambaian tangannya, mengandung unsur kekuatan yang sangat dahsyat, bahkan unsur kekuatannya dapat membuat lawan-lawannya hancur.
Tentu saja, dengan satu serangan tunggal, tuan muda kota dan semua pengawalnya, terhempas kebelakang beberapa ratus meter, hingga menabrak bangunan yang berada ditempat itu.
Pemandangan tersebut, tentu membuat semua orang, yang tengah menyaksikan kejadian itu terkejut. Hanya dengan lambaian tangan seorang pemuda tanggung, dapat melemparkan Tuan Muda Kota dan para pengawalnya.
"Sungguh luar biasa!" Ucap orang-orang itu.
Arya dengan tenangnya melangkah, melanjutkan perjalanan, sedikit pun tidak ada rasa was-was dalam dirinya. Dia menuju penginapan tempat beristirahat, bersama rombongannya.
Arya segera masuk kedalam kamarnya. Setelah membersihkan dirinya, dia berkultivasi di atas tempat tidur.
________________
Didalam Istana Kota.
Tuan Kota Pelabuhan Tanjung Perak, Barmantian, begitu mendapat laporan dari bawahannya, marah besar. Anaknya bersama ke Lima belas pengawalnya, sudah tidak bergerak lagi, dipukul oleh seorang pemuda tanggung.
"Dimana mereka?" Tanya Tuan Kota, menatap bawahannya.
"Dijalanan kota, dekat rumah makan mewah, Tuan," jawab bawahannya.
"Siapkan sepuluh prajurit elit, sekarang kita berangkat ke sana," ucap Tuan Kota.
"Baik Tuan," balas bawahannya.
Tuan Kota beserta sepuluh prajurit elit tingkat Pendekar Spiritual, ditambah dua pengawal Tuan Kota tingkat Pendekar Dewa, berangkat menuju ketempat kejadian.
Sesampainya ditempat kejadian, tampak anaknya bersama lima belas pengawalnya telah mati, terbunuh oleh seorang pemuda tanggung.
"Argh....." Teriak Tuan Kota marah.
"Mulai hari ini. Cari pemuda itu sampai dapat. Bawa kepalanya kesini," perintah Tuan Kota tegas, kepada bawahannya.
"Baik, Tuan," jawab serempak bawahannya.
Tuan Kota, setelah memerintahkan bawahannya, lantas pergi meninggalkan tempat itu, dengan membawa rasa dendam, karena anaknya sudah tak bernyawa lagi.
Tiga hari berlalu, Panglima Kerajaan Daha, Jenderal Besar Begawan Abisana, mendatangi Istana Kota, karena Pelabuhan Tanjung Perak masih berada dibawah kekuasaan Kerajaan Daha.
Tiba di gerbang Istana, prajurit penjaga begitu melihat Panglima Kerajaan Daha, langsung memberi hormat.
"Hormat kepada Panglima Kerajaan Daha." Serentak mereka semua, memberi hormat dan langsung berlutut dihadapan Jenderal Besar.
"Salam Tuan Panglima," ucap komandan jaga, memberi salam.
"Berdiri. Antarkan aku ketempat Tuan Kota Barmantian,"ucap Panglima Jenderal Besar.
"Baik, Tuan Panglima," sahut Komandan Jaga, sambil memimpin jalannya ke ruang kerja Tuan Kota.
Komandan jaga, masuk ke ruang kerja Tuan Kota, memberi tahu bahwa ada Panglima Kerajaan Daha, Jenderal Besar Begawan Abisana.
Tentu saja Tuan Kota terkejut, karena Panglima Kerajaan datang secara tiba-tiba, tanpa memberi tau sebelumnya.
Bergegas Tuan Kota pun keluar, menyambut atasannya.
"Salam, Panglima Jenderal Besar Begawan Abisana," sambut Tuan Kota, memberi salam.
"Silahkan Tuan Panglima." Tuan Kota mempersilahkan Panglima Kerajaan Daha, masuk keruangannya.
"Terimakasih, Tuan Kota," balas Panglima. Kemudian Panglima duduk di kursi kehormatan.
"Maafkan kami, Tuan Panglima. Kami tidak tahu Tuan Panglima berkunjung kesini," ucap Tuan Kota, gemetar ketakutan.
"Aku kemari, karena ada sesuatu hal yang ingin aku tanyakan," ucap Panglima.
"Mengenai apa itu, Tuan Panglima?" Tanya Tuan Kota, penasaran.
"Mengenai perintah mu menangkap prajurit elit kerajaan."
Degh..... Rasa terkejut Tuan Kota Barmantian. Dia tidak menyangka, bahwa yang ingin dia tangkap itu, adalah prajurit elit kerajaan.
"Sudah tau kesalahan mu?" Tanya Panglima Kerajaan Daha.
"Ma.... Maafkan kami, Tuan. Ka.... Kami tidak tahu, apa yang telah kami perbuat."
Tuan Kota langsung bersujud dihadapan kaki Panglima Kerajaan.
"Ohh..., Begitu rupanya. Kesalahan sendiri ditutupi. Kesalahan orang dicari-cari," hardik Panglima.
"Ma.... Maafkan kami, Tuan." Tuan kota gemetar ketakutan.
Panglima Kerajaan Daha menatap tajam, hingga Tuan Kota semakin ketakutan.
"Mohon ampun Tuan Panglima, aku memang bersalah." Tuan kota semakin gemetar.
"Hmm.... Jelas kamu bersalah. Karena kamu telah memerintahkan seluruh prajurit kota, untuk menangkap prajurit elit kerajaan," ucap Panglima menatap Tuan Kota.
Degh.... Hatinya berdetak keras, ketika mendengar ucapan dari Panglima Kerajaan.
"Ka.... Kami, mo.... mohon ampunan Tuan Panglima, karena ketidak tahuan kami." Nyali Tuan Kota yang beringas itu, seketika ciut dihadapan Panglima Kerajaan.
Tuan Kota masih tetap bersujud dihadapan Panglima Kerajaan. Hatinya berdetak kencang, dan jiwanya juga bergetar keras.
"Berdiri," Panglima menyuruh Tuan Kota berdiri dari bersujudnya.
"Sudah tau kesalahan anak kamu, dan para pengawalnya?" Tanya Panglima.
"Sudah, Tuan Panglima."
"Kalau sudah tau, kenapa kamu melindungi orang yang salah. Seharusnya kamu mendidik anak mu biar kelakuannya baik, bukannya malah menjerumuskannya." Tegur Panglima Kerajaan.
"Ma.... maafkan kami, Tuan Panglima." Tuan Kota menunduk, tanda penyesalannya.
"Ya, sudah. Ini jadikan cambuk buat mu. Dan ini merupakan sebuah peringatan keras dariku. Hal semacam ini jangan sampai terulang lagi," ucap Panglima Kerajaan. "Jika sekali lagi terdengar kamu melindungi orang yang salah, walaupun itu anak mu sekalipun. Hukuman berat menantimu," tambah Panglima, mengancam Tuan Kota.
"Mengerti, Tuan Panglima," sahut Tuan Kota menunduk.
Panglima Kerajaan Daha, Jenderal Besar Begawan Abisana, keluar dari ruangan tanpa pamit.
_______________
Diluar Penginapan.
Esok paginya, kesepuluh prajurit elit, bersama para prajurit khusus pengawal Panglima, berkumpul diluar penginapan.
Tak begitu lama, yang ditunggu pun keluar dari penginapan tersebut.
"Para prajurit, aku ingin mengingatkan kalian. Kerajaan Daha adalah kerajaan besar dan terkuat di benua ini. Ada banyak kerajaan lainnya. Namun semua kerajaan menengah dan kecil, tunduk dan patuh pada Kerajaan Daha," jelas Panglima.
Semua prajurit terdiam. Pikirannya pada sibuk menerawang jauh ke masa depan, ketika nanti mereka tinggal di kota besar Metropolitan.
Panglima Kerajaan Daha, melirik kearah Arya, dan berkata, bahwa sebelum melanjutkan perjalanannya, Panglima akan terlebih dahulu membuat Pasukan Elite Angkatan Udara, yang nantinya ada pasukan khusus keamanan Kerajaan Daha dari udara.
"Alangkah baiknya, sebelum kita melanjutkan perjalanan, kita akan mendirikan sebuah pasukan khusus wilayah udara, nama pasukan khusus itu adalah Pasukan Elite Rajawali Sakti," ucap Panglima menjelaskan.
"Sebagai pemimpin pasukan, sudah aku putuskan, yang terkuat adalah sebagai pemimpin dengan pangkat jenderal," kata Panglima.
Tentu saja, prajurit yang terkuat adalah Arya. Dan secara kebetulan, Arya memiliki dua Burung Rajawali Sakti Raksasa. Tepat memang, jika Arya dijadikan pemimpin Pasukan Elit Udara.
"Saudara Arya, aku akan mengangkatmu menjadi jenderal, dan memimpin Pasukan Elit Rajawali Sakti. Tidak ada kata penolakan, atau kata tidak setuju dari yang lainnya. Ini sudah menjadi putusanku, sebagai Panglima Kerajaan Daha," ucap Panglima, menekankan pada semua prajurit.
"Rajawali sebagai pengingat, bahwa pasukan elit kita adalah Pasukan Khusus Angkatan Udara. Yang bertugas mengamankan Kerajaan Daha dari udara," jelas Panglima.
"Kami setuju," sahut semua prajurit serempak.
"Nanti setelah sampai di kerajaan, prajurit lainnya akan bergabung dengan Pasukan Elit Rajawali Sakti, yang merupakan Pasukan Khusus Angkatan Udara Kerajaan Daha," ucap Panglima lagi.
"Hidup Pasukan Elit Rajawali Sakti... Hidup Pasukan Elit Rajawali Sakti....," Ucap gema para prajurit bersamaan.
Arya pun tersenyum senang, melihat para prajurit telah mendukung dirinya menjadi pimpinan pasukan khusus wilayah udara, dengan pangkat jenderal.
"Jika demikian, aku sangat perlu dukungan dan kerjasamanya dari kalian, agar Pasukan Elit Rajawali Sakti menjadi kuat, dan disegani oleh kawan maupun lawan," ucap Arya penuh harap.
"Baiklah, aku setuju" jawab mereka setuju.
"Aku juga setuju," sambung Panglima.
Whuuss.... Whuuss.....
Arya mengeluarkan dua burung Rajawali Sakti Raksasa, dari belakang punggungnya. Tentu saja, hal ini membuat semuanya terkejut, termasuk Panglima.
"Tepat sekali, nama Pasukan Elit Rajawali, dengan pemimpinnya memiliki dua Burung Rajawali Raksasa," ucap Panglima.
"Sekarang sudah resmi, saudara Arya menjadi jenderal Pasukan Rajawali Sakti," imbuh Panglima senang.
Lalu mereka merayakan berdirinya Pasukan Khusus Angkatan Udara Kerajaan Daha, dengan nama Pasukan Elit Rajawali Sakti, dan sekaligus merayakan pengangkatan Arya, menjadi jenderal.
Bersambung.....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
Albet Jalius
Makin seru...
2023-05-13
3