5. Hal Yang Mengejutkan

"Putraku, ayok bangun sarapan dulu sayang ini sudah hampir siang", Ujar Elisabeth membangunkan anaknya yang masih tertidur pulas.

" Iya ma, sebentar lagi", sahut Kanvar yang masih setengah sadar. Jarang-jarang seorang Tuan Kanvar Anderson kesiangan untuk bekerja, dia kelalahan karena acara ulang tahunnya yang berlangsung sampai tengah malam.

"Kanvar, hari ini adalah menu special kesukaanmu, berbagai macam seafood mulai dari cumi, udang, bahkan kepiting, walaupun sudah lewat satu hari tak henti-hentinya mama berharap untuk yang terbaik nak", Ujar Elisabeth.

" Terima kasih ma", sahut Kanvar dengan tanpa basa basi sambil mengunyah makanan yang ada dimulutnya.

"Putraku, Kanvar Anderson, kau hampir memiliki segalanya, tapi bagaimana dengan seorang wanita? Bahkan kau mempermalukan Ayah didepan semua orang terutama didepan Tuan Roni dan Nyonya Wesly orang tua dari Rona Wilona, kau membuatnya menangis". Ujar Tuan Carson Anderson.

" Maafkan aku Ayah, jujur aku tidak suka perjodohan yang dipaksakan", jawab Kanvar.

"Apakah kau tau Kanvar, bahkan ada yang mengira kau menyukai sesama jenis itu sangat memalukan! ", Ucap Carson dengan nada tinggi.

" Baiklah Ayah, bisa mohon hentikan! Kita sedang bertatapan dengan makanan jadi nikmatilah sarapan pagi ini dengan tenang! ", sahut Kanvar yang membalas dengan nada tinggi.

" Nak, jika memang Rona bukan pilihanmu, mama tidak memaksakan, jika memang kau bukan penyuka sesama jenis buktikan, Ayah dan mama akan mengalah untuk tidak ikut campur dengan urusan percintaanmu kelak, setidaknya kau peduli dengan kami yang sudah lanjut usia yang sangat ingin menimang cucu", Ujar Elisabeth dengan raut wajah sedih membuat Kanvar tidak tega melihatnya.

"Iya ma, Kanvar usahakan", Ucapnya.

Kanvar pun selesai menyantap dan langsung menelpon Vigo sekretaris pribadinya.

"Vigo, cari dan selidiki wanita yang memakai baju hitam seksi dengan bahan kristal payet tadi malam, aku juga melihatnya pergi bersama Elie manager butik mama. Aku tau kau selalu memperhatikan setiap tamu yang datang", Ujar Kanvar.

" Baik Tuan, segera dilaksanakan", sahut Vigo.

Aku melamun menghadap luar kaca butik masih memikirkan apa yang terjadi semalam sambil memegang sebuah pensil dan buku sketsa khusus desain busana. "Kenapa aku jadi kepikiran? Apa karena dia lelaki yang tampan dan didambakan semua wanita? Kata-katanya begitu melekat dikepalaku", Lirihku dalam hati.

" Hey Azia, kenapa melamun? Ayok kerja sebelum bu Elie menunjukan sikap cerewetnya", Ucap seorang wanita berambut sebahu berwarna coklat dengan dan tubuh tidak terlalu tinggi.

Dia adalah Rina sahabat Azia, yang juga lulus tes untuk bekerja di wilayah Anderson. Tapi nasib mereka berbeda, orang tuanya masih ada dan bisa menyanggupi dirinya untuk melanjutkan pendidikan sampai sarjana walaupun dia memang bercita-cita bekerja di perusahaan Anderson hanya menjadi karyawati itu sudah menjadi kebanggaannya.

"Ah Rina, mengejutkan saja kerjaanmu" jawab Azia masih dengan wajah murung.

"Apa yang sedang kau pikirkan Zia, jarang-jarang sahabatku ini melamun apalagi disaat bekerja, bahkan seharusnya buku desainmu itu tidak kosong", Ujar sahabatnya itu.

" Bukan apa-apa Rin, ada sedikit hal saja yang membuatku kepikiran" sahut Azia dengan nada seperti tidak bertenaga.

"Azia! Rina! Kita akan kedatangan tamu VIP cepat bersiap jangan besantai saja! ", teriak manager dari kejauhan.

" Baik bu Elie ", sahut mereka bersamaan.

Tak lama kemudian 3 mobil sedan hitam berhenti didepan butik. Seorang pria berbadan tinggi kekar dan berwajah tampan keluar dari mobil. Ya sangat mengejutkan, Kanvar Anderson pria yang menyebut Azia calon istrinya didepan mantan temannya itu.

" Hey lihat Zia, itu dia tuan Kanvar Anderson, lelaki tampan idaman semua wanita, bahkan rumornya tidak ada yang pernah berani menyentuhnya", bisik Rina.

Azia benar-benar terkejut, pria tampan itu langsung melangkah menuju dimana tempat kakinya berpijak. Bahkan Rina dan bu Elie tidak kalah terkejutnya.

Kanvar mendekatkan wajahnya terlalu dekat dengan wajah Azia, telunjuknya memegang dagunya yang membuat kepala Azia mendongak ke atas agar dia bisa melihatnya.

"Kau ingat denganku, wahai nona muda yang tidak tau sopan santun", Ucap Kanvar dingin.

" I... I... Iya Tuan, maafkan saya atas kelancangan saya", sahut Azia dengan gugup.

"Kalau begitu, jika ingin ku maafkan jadilah calon istriku dengan benar", Ujar Kanvar dengan tatap mata yang tajam, bahkan membuat seisi butik tercengang.

" A.. A... Apa!", teriak Azia tidak sadar dan menutup mulutnya.

"Kau memang kekurangan etika nona Azia, beraninya berbicara dengan nada tinggi dihadapanku, jadilah calon istriku jika tidak ingin kehilangan pekerjaanmu!", ancam Kanvar dingin dengan suasana mencekam.

" Maafkan saya tuan, saya hanya sedikit kebingungan, jika memang itu yang tuan inginkan agar saya dimaafkan, saya akan menyetujuinya". Jawab Azia dengan gugupnya, dia bahkan sudah mengetahui namanya.

"Bagus nona Azia, akan ku persiapkan cepat pertunangan kita, kau tidak boleh lamban, jika aku sudah memerintahkanmu untuk mengikuti apa yang kukatakan", Ujar Kanvar.

" Baik Tuan", sahut Azia masih sedikit ketakutan.

"Ayo Vigo, kita pergi urusanku sudah selesai disini", Ucap Kanvar tanpa basa basi meninggalkan butik.

" Baik Tuan", jawab Vigo yang juga tidak suka basa basi.

"Azia, semenjak kau kerja dibutik, semuanya diluar nalarku! ", Ucap bu Elie yang juga masih kebingungan tapi senang dengan pernyataan Kanvar tadi.

" Benar Zia, hidupmu berubah, selamat ya, kau hebat bisa membuat Tuan Kanvar yang didambakan semua wanita sampai datang mengucapkan hal yang tak terduga", Ujar Rina yang juga kegirangan.

Azia hanya tersenyum tidak menjawab apapun. Mereka tidak tau apa yang terjadi malam itu. Dan sebenarnya dia pun masih bingung, mengapa putra tunggal Anderson mengajaknya yang miskin ini untuk menjadi istrinya.

"Begitu aneh dan tak terduga", pikir Azia.

Jam sudah menunjukan waktu untuk pulang. Azia menaiki bus seperti biasanya dan sampai di halte dekat rumahnya. Hujan turun mendadak aku langsung lari berjalan menuju supermarket terdekat untuk membeli payung. Jarak antara halte dan rumahnya kurang lebih satu kilometer.

Sesampainya di supermarket Azia melihat seorang pria yang tidak asing memakai jas navy duduk meratapi hujan sambil meminum segelas kopi panas. Ternyata itu adalah Rangga Dominik.

"Wajah yang menyedihkan", sapa Azia dengan raut wajah masam karena ingat kata-kata yang buruk darinya menggambarkan Azia saat dipesta.

Rangga pun terkejut, " Ternyata calon istri temanku masih mau menyapaku", ucapnya dengan nada sombong.

"Terserah kau saja", sahut Azia singkat.

Azia langsung masuk ke dalam supermarket untuk membeli payung karena memang hanya itu tujuanku. Setelah keliling mencari payung tidak ada , Azia pun langsung pergi menanyakan kasir.

" Permisi, saya ingin membeli payung tetapi saya tidak menemukannya". Tanya Azia.

"Mohon maaf, payungnya sudah habis nona", ujar kasir itu.

Azia keluar sambil menghela nafas dan hampir mulai untuk berlari namun seorang lelaki menarik tangannya karena ada motor yang mendadak lewat didepanku.

" Kau buta? Kau bosan hidup? ", ucap Rangga dengan nada tinggi, Azia pun terdiam mematung.

" Dimana rumahmu, ku antar kau pulang", ucap Rangga.

"Rumahku dekat tak jauh dari sini, aku bisa sendiri tidak perlu tumpangan", sahut Azia ketus.

Rangga menghela nafasnya, " Baiklah, setidaknya pakai payung".

Rangga mengambil payung yang ada di mobilnya dan memberikannya pada Azia.

"Ini payungnya, aku permisi", ucap Rangga langsung pamit pergi melaju dengan mobilnya.

" Setidaknya dia punya sisi baik, aku belum sempat mengucapkan terima kasih", ucap Azia sambil tersenyum tipis dan berjalan pulang.

Terpopuler

Comments

LISA

LISA

Surprise bgt nih Zia lgsg dilamar oleh Kanvar 😊

2023-06-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!