Pada awalnya, Rian merasa penasaran. Secara diam-diam, Rian mencari tahu tentang laki-laki yang sudah menghamili Sharmila. Dia ingin tahu siapa yang bertanggung jawab atas kehamilan Sharmila. Gadis saat ini sudah menjadi istrinya dalam waktu sehari, tapi pada kenyataannya telah hamil lima bulan.
Tapi, ketika dia menemukan bahwa Alex adalah ayah kandung, Rian tidak tahu apa yang harus dia lakukan. Di satu sisi, dia merasa bahwa Alex harus bertanggung jawab atas kehamilan Sharmila, tapi di sisi lain, Rian tidak bisa mengabaikan keinginan Sharmila sendiri.
Dari beberapa sumber pencariannya itu, Rian menemukan fakta bahwa Alex adalah mantan kekasih istrinya, yang seharusnya bertanggung jawab atas anak tersebut.
'Tapi kenapa Alex tidak peduli dengan keadaan Sharmila?' tanya Rian dalam hati.
Dia terus cari jawaban yang bisa membuatnya berfikir lebih jauh tentang keadaan Sharmila saat ini.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi Rian mengambil waktu untuk memikirkan konsekuensi dari tindakannya. Rian harus mempertimbangkan dampak dari tindakan apapun yang dia ambil pada Sharmila, Alex, dan bahkan pada dirinya sendiri.
Meskipun ada bukti yang kuat, dari pesan singkat bahwa Alex bertanggung jawab atas kehamilan Sharmila, Rian kembali mempertimbangkan bahwa Sharmila sudah mengungkapkan kebenaran tentang keadaan dirinya kepada Alex. Tapi Alex tidak mempedulikannya, karena semua yang terjadi adalah kemauan Sharmila sendiri.
Rian merasa bahwa dia harus berbicara langsung dengan Alex setelah menemukan bukti bahwa Alex adalah ayah kandung dari anak yang dikandung oleh Sharmila. Rian memilih untuk datang menemui Alex di kantornya untuk membicarakan masalah ini.
'Aku harus bertemu dengan Alex.'
Akhirnya Rian benar-benar menghubungi Alex, tanpa sepengetahuan Sharmila. Dan sekarang mereka sudah berada di sebuah kafe tak jauh dari rumah sakit.
"Hai, Alex. Perkenalkan, aku Rian. Apakah bisa kita bicara sebentar?" Rian memperkenalkan dirinya sendiri begitu berada di depan Alex.
"Oh, kamu yang menghubungi aku tadi. Tentu saja, ada apa?" Alex bersikap wajar karena tidak tahu apa yang ingin dibicarakan Rian dengannya.
"Saya menemukan bukti bahwa kamu adalah ayah kandung dari anak yang dikandung oleh Sharmila." Rian berkata langsung pada intinya.
Alex mengerutkan keningnya mendengar perkataan Rian. Tapi sedetik kemudian dia tersenyum tipis. "Iya, saya tahu. Sharmila sudah memberitahuku semuanya."
Rian cukup terkejut mendengar jawaban datar yang diberikan oleh Alex barusan. "Tapi, apakah kamu tidak merasa bahwa kamu harus bertanggung jawab atas anak ini?" tanyanya kemudian.
Alex menggelengkan kepalanya. "Saya sudah berbicara dengan Sharmila dan dia sudah memberitahuku bahwa dia tidak ingin saya terlibat dalam hidup anak ini. Dia merasa bahwa itu adalah keputusan yang tepat untuk dia dan dia ingin bertanggung jawab sendiri."
"Tapi, apa itu benar-benar keputusan yang tepat? Anak ini juga memiliki hak untuk memiliki kedua orang tuanya yang bertanggung jawab atas dirinya." Rian mencoba menebak isi hati Alex.
Tapi pada kenyataannya, Alex tetap bersikap datar. Dia tidak terpengaruh apapun yang dikatakan oleh Rian padannya.
"Saya mengerti apa yang kamu katakan, tapi aku rasa kamu harus memahami keputusan Sharmila. Dia telah memikirkan semuanya dengan matang dan saya merasa bahwa kita harus menghormati keputusan dia."
Rian juga merasa marah pada Alex karena telah menghamili istrinya. Ia merasa bahwa Alex tidak memiliki moral dan tidak menghargai sebuah hubungan yang seharusnya dengan Sharmila. Rian merasa bahwa Alex telah mengambil sesuatu yang sangat berharga darinya.
Rian tertegun sejenak untuk berpikir dan meredakan a merahnya setelah mendengar perkataan Alex yang tanpa beban apapun. "Tapi apakah tidak lebih baik jika kamu ikut bertanggung jawab atas anak ini?" tanyanya lagi.
"Aku tidak bisa memaksanya. Jika Sharmila tidak ingin saya terlibat, maka itu harus dia yang memutuskan. Lagipula, dia sendiri yang mau waktu itu."
Wajah Rian menegang saat mendengar jawaban yang diberikan oleh Alex.
"Tapi, apakah kamu tidak khawatir tentang konsekuensi jangka panjang dari tindakan ini? Maksudnya untuk Sharmila dan anaknya."
Alex tertawa kecil mendengar pertanyaan Rian yang menurutnya aneh. "Hehehe... Aku sudah memikirkannya dan saya rasa bahwa ini adalah keputusan terbaik bagi Sharmila dan anak ini. Aku tidak bisa memberikan tanggung jawab padanya, dan dia tahu itu."
Rian menghela nafas panjang saat mendengar jawaban Alex. "Hemmm... Baiklah, aku mengerti."
Setelah beberapa saat kemudian Alex pamit dari tempat tersebut, setelah selesai berbicara mengenai Sharmila dan bayinya yang saat ini masih ada di dalam perut.
Rian merasa sedih dan kecewa. Ia merasa bahwa ia telah dikhianati oleh istrinya dan bahwa hubungan mereka telah rusak. Ia merasa bahwa ia tidak dapat lagi mempercayai istrinya dan merasa ditipu. Ia merasa sakit hati karena istrinya memilih untuk berselingkuh dan hamil dengan orang lain, bahkan sebelum mereka menikah.
Setelah percakapan dengan Alex, Rian mulai memikirkan langkah selanjutnya yang harus diambil.
'Apa yang harus aku lakukan sekarang? Bagaimana aku bisa membantu Sharmila dan anak ini? A-ku, aku tidak bisa membiarkan mereka berdua menghadapi masalah ini sendirian.'
'Aku perlu berbicara dengan Sharmila. Aku harus tahu apa yang dia pikirkan dan apa yang dia inginkan selanjutnya.'
'Tapi, bagaimana dengan Alex? Aku rasa dia harus bertanggung jawab atas anak ini. Tapi, jika Sharmila tidak ingin dia terlibat, apa yang bisa aku lakukan?'
'Aku perlu mencari tahu tentang Sharmila sebelum ini? Apakah dua memang terbiasa hidup bebas, atau hanya sekedar rasa cinta saja yang belum selesai?'
'Aku tidak bisa membiarkan Sharmila dan anak ini berjuang sendirian. Aku harus berbuat sesuatu untuk membantu mereka.'
Namun, Rian juga merasa cemas dan khawatir untuk masa depan Sharmila dan anaknya. Ia merasa bahwa ia harus mengambil tindakan untuk melindungi istrinya dan anaknya Sharmila dari situasi yang sulit ini. Ia merasa kesulitan untuk memikirkan masa depan dan memperbaiki keadaan karena situasi yang sangat sulit ini.
'Bagaimana tanggapan ibu, dan orang-orang yang akan mengetahui semuanya ini?'
'Tapi bagaimanapun juga Sharmila adalah istriku sekarang. Aku tidak bisa membiarkannya sendirian dalam keadaan seperti ini.'
Di sisi lain, Rian merasa bersalah dan bertanggung jawab atas situasi ini. Ia merasa bahwa ia tidak cukup memberikan perhatian dan kebutuhan yang cukup pada Sharmila sehingga dia masih memikirkan, bahkan bisa tergoda untuk berselingkuh dan hamil dengan Alex sebelum mereka resmi menikah.
Rian merasa bersalah dan bertanggung jawab atas kegagalan hubungan mereka dan situasi yang sulit ini.
'Tapi, bagaimana jika anak itu lahir dan waktunya jauh lebih cepat daripada perhitungan normal?'
'Bagaimana tanggapan ibu, jika wajahnya juga tidak mirip dengan kuat a keluargaku?'
'Arghhh...'
Rian meremas rambutnya sendiri, menghadapi situasi yang membuatnya harus berpikir keras.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 27 Episodes
Comments
Life is just an illusion🥲
akhirnya setelah setelah menguras emosi dan tenagaku , episode ini telah ku baca sampai selesai
2023-05-20
0
Life is just an illusion🥲
Rian! lu itu yang goblok! anjerrr emosi gue wkkwkwk
2023-05-20
1
Life is just an illusion🥲
iya gitu donk hajar dia kek😈
2023-05-20
0