Bab 4. Benih Siapa?

Di saat Rian masih berkecamuk dalam pikirannya sendiri dengan banyak praduga, dokter justru memberikan ucapan selamat kepadanya sekali lagi.

"Selamat, Pak Rian. Semoga untuk selanjutnya anak dan istri Anda sehat-sehat saja. Tolong diperhatikan setiap makanan ataupun minuman yang dikonsumsi."

"Ba-ik dok, terima kasih."

Rian gugup dan terbata-bata saat mengucapkan terima kasih. Dia belum sepenuhnya percaya dengan apa yang dia dengar, jika sekarang ini isterinya sudah hamil tiga minggu. Padahal mereka berdua baru saja menikah kemarin.

Semuanya terkuak setelah Sharmila mual-mual dan akhirnya pingsan, kemudian Rian mengetahui keadaan istrinya yang sesungguhnya sudah hamil setelah tiba di rumah sakit dan diperiksa oleh dokter.

Sayangnya Rian bukankah seorang laki-laki yang pendek akal sehingga tergesa-gesa mengambil tindakan. Dia tidak langsung bertanya pada Sharmila dan menutupi semuanya termasuk pada keluarganya sendiri untuk melakukan penyelidikan selanjutnya.

Rian ingin mengetahuinya secara langsung siapa laki-laki yang sudah menanamkan benih pada istrinya, dan kenapa Sharmila sampai diam dan tidak berbicara dengannya terlebih dahulu sebelum acara pernikahan kemarin.

'Pasti ada yang disembunyikan.'

'Tapi, semalam semua berjalan normal. Dia juga masih perawan. Lalu…'

Berbagai praduga muncul di benak Rian terkait kondisi Sharmila saat ini. Dia marah karena merasa tertipu dengan keadaan Sharmila yang sudah hamil saat menikah dengannya. Tapi dia juga sudah terlanjur jatuh cinta dengan Sharmila, sehingga ada perang batin yang dia miliki.

Rian mengalami perang batin yang kompleks setelah mengetahui istrinya, Sharmila, sudah hamil saat menikah dengannya. Di satu sisi, dia merasa marah dan tertipu karena merasa bahwa Sharmila telah menyembunyikan fakta ini darinya. Rian merasa bahwa Sharmila seharusnya mengungkapkan kehamilannya sebelum menikah.

Namun di sisi lain, Rian sudah terlanjur jatuh cinta dengan Sharmila dan memiliki perasaan yang kuat terhadapnya. Rian khawatir jika dia menunjukkan kemarahan dan kekecewaannya, maka akan merusak hubungan mereka yang baru saja terjalin dan berdampak negatif pada kesehatan Sharmila dan bayi yang ada di dalam kandungannya.

Hal ini menyebabkan Rian mengalami konflik batin antara rasa marah dan kecewa yang dia rasakan dengan perasaan cinta yang dia miliki terhadap Sharmila. Rian merasa bingung dan tidak tahu harus berbuat apa selanjutnya.

Selain itu, Rian merasa cemas dan khawatir tentang kondisi kesehatan Sharmila dan bayi yang ada di dalam kandungannya. Ini menyebabkan Rian mengalami stres dan kecemasan yang signifikan.

***

Untuk mengurangi rasa penasarannya, Rian melakukan penyelidikan, siapa laki-laki yang sudah menanam benih pada Sharmila sebelum dirinya. Dia juga ragu dengan hasil pemeriksaan dokter, karena pada saat malam pertama Sharmila masih gadis dengan mengeluarkan darah perawan. Bahkan dia memujinya dan menganggap Sharmila adalah gadis yang bisa menjaga diri.

"Aku harus mencari tahu kebenaran dari semua ini. Atau, pemeriksaan dokter yang salah?"

Rian merasa perlu untuk melakukan penyelidikan untuk mengetahui siapa yang sebenarnya menanam benih pada istrinya sebelum dirinya. Meskipun Sharmila masih perawan pada malam pertama mereka, tetapi kehamilan Sharmila menunjukkan bahwa dia telah melakukan hubungan seksual dengan pria lain sebelum menikah dengannya.

Rian tidak percaya dan terkejut bahwa ada orang lain yang memiliki hubungan intim dengan istrinya sebelum menikah. Dia merasa cemas dan khawatir bahwa orang lain mungkin memiliki kepentingan atau motif tertentu untuk melakukan tindakan tersebut.

Namun, Rian juga merasa ragu-ragu dan bingung dalam melakukan penyelidikan ini. Dia khawatir bahwa mencari tahu tentang masa lalu Sharmila dan mencurigai orang lain dapat merusak hubungan mereka dan membuat Sharmila merasa tidak nyaman.

Selain itu, Rian juga merasa tidak tahu harus mulai dari mana dalam melakukan penyelidikan ini. Dia tidak memiliki cukup informasi atau bukti yang dapat membantunya dalam mencari tahu siapa yang melakukan tindakan tersebut.

"Jangan-jangan Sharmila masih menjalin hubungan dengan pria lain setelah dijodohkan denganku? Tapi kenapa dia tidak jujur saja?"

"Aku tidak percaya bahwa Sharmila telah melakukan hubungan intim dengan pria lain sebelum menikah denganku. Dia terlihat seperti gadis baik-baik. Tapi bagaimana bisa dia hamil tiga minggu?"

"Sharmila telah melakukan hubungan intim sebelum menikah denganku, tapi dengan siapa?"

Rian juga mungkin merasa bingung dan tidak percaya bahwa Sharmila telah melakukan hubungan seksual sebelum menikah dengannya. Dia berpikir bahwa kehamilan Sharmila dipastikan terjadi karena hubungan intim yang dilakukan sebelum pernikahan.

"Seharusnya orang lain yang bertanggung jawab atas kehamilan Sharmila. Tapi sekarang dia adalah istriku, dan aku telah berjanji untuk melindunginya baik dalam suka dan duka."

"Arghhh… apa yang harus aku lakukan?"

Rian memiliki praduga bahwa Sharmila memiliki alasan tertentu untuk tidak mengungkapkan kehamilannya berpikir bahwa Sharmila merasa malu atau takut untuk mengungkapkan keadaannya, atau ada alasan lain yang membuatnya enggan untuk berbicara tentang kehamilannya.

"Apa dia dalam ancaman atau tekanan seseorang?"

Praduga-praduga ini mungkin membuat Rian merasa bingung dan cemas, karena dia tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi dan siapa yang bertanggung jawab atas kehamilan Sharmila. Oleh karena itu, Rian perlu mengumpulkan informasi dan bukti yang cukup untuk membantunya mengatasi praduga-praduga yang dia miliki dan mencari tahu kebenaran tentang kehamilan Sharmila.

Seharusnya Rian bertanya pada Sharmila secara langsung, tapi dia justru menutupi keadaan yang sebenarnya dan tidak mengambil tindakan yang tepat. Sebagai suami, Rian lebih proaktif dalam membantu istrinya dengan diam.

Rian seolah-olah terjebak dalam rasa takut dan malu sehingga membuatnya tidak bisa bertindak secara tepat. Rasa takut dan malu yang kemungkinan juga dirasakan oleh Sharmila saat mengetahui kebenaran tentang keadaannya.

Hal ini juga yang menyadarkan Rian jika situasi yang dialami oleh Sharmila sangatlah sulit, sama seperti dirinya.

"Umh… Mas, Mas Rian?"

Sharmila sadar dan memanggil-manggil Rian yang berdiri melamun sejak tadi di depan jendela kamar tidur.

"Kamu, sudah sadar. Apa yang kamu rasakan?" Tanyanya lembut, kemudian berjalan menuju ke arah tempat tidur pasien Sharmila.

Rian tidak ingin membuat Sharmila merasa tidak nyaman, jadi dia juga tidak menyinggung tentang hasil pemeriksaan dokter yang sudah diketahui.

Sharmila tampak takut. Dia melihat dengan tidak fokus ke sembarang arah, mencoba mengalihkan perhatiannya. Dia takut jika keadaannya diketahui oleh Rian, yang sekarang ini sudah menjadi suaminya.

"A-pa yang terjadi, mas Rian?" Tanyanya bingung.

Ini bukan kamar hotel tempatnya menginap semalam, dan punggung tangannya juga terpasang pulang infus. Sharmila ingat jika dia sedang berada di kamar mandi dan mual-mual.

Ingat dengan kejadian yang terjadi padanya, Sharmila semakin terlihat tegang. Dia tidak bisa melihat ke arah suaminya, yang sekarang berjalan mendekat ke tempatnya tidur.

"Sayang, kenapa kamu tidak bilang?" Tanya Rian memancing kejujuran Sharmila.

"A-ku, aku…"

"Ssst… Tidak apa-apa. Aku paham."

Sharmila merasa sangat bersalah dan menyesal karena telah melakukan kebohongan besar pada suaminya. Dia tidak tahu apa yang harus dia katakan saat ini.

Terpopuler

Comments

Life is just an illusion🥲

Life is just an illusion🥲

kabur ahh... pikiranku jadi mendrama kwkwkwk 🤣👹

2023-05-19

0

Life is just an illusion🥲

Life is just an illusion🥲

dasar Mila tak tahu malu, ka*** aja terus Son nangis kwkwk.

2023-05-19

0

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻

wah 😮semangat

2023-05-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!