Bab 2. Sharmila's Pregnancy Secret

"Alex, aku butuh bicara denganmu tentang sesuatu yang penting."

"Apa itu, Mila? Ada apa?" Tanya Alex dengan wajah yang serius juga, karena melihat keadaan Sharmila yang sepertinya sedang cemas.

Sharmila langsung mengajak Alex untuk bicara serius tentang keadaan dirinya yang kini telah berbadan dua.

"Aku hamil, Alex. Dan kau adalah ayahnya."

Alex mengerutkan keningnya mendengar jawaban yang diberikan oleh mantan kekasihnya itu. "Apa?! Bagaimana ini bisa terjadi? Kita tidak berencana untuk memiliki anak." Kilahnya.

Sharmila membuang nafas kasar. "Hahhh, aku tahu. Tapi ini sudah terjadi dan aku butuh dukunganmu."

"Maaf Sharmila, tapi aku tidak bisa bertanggung jawab atas kehamilanmu. Kita hanya bersenang-senang bersama dan ini bukanlah tanggung jawabku. Apalagi, kamu sendiri yang menginginkan semua itu."

Jawaban yang diberikan oleh Alex memang benar adanya. Semua ini terjadi karena keinginan Sharmila sendiri, karena di juga yang menghubungi Alex untuk diajak melakukan hubungan yang dia inginkan.

"Ta-pi, tapi ini anak kita, Alex. Kita harus bertanggung jawab sebagai orang tuanya." Sharmila berusaha membujuk alex dengan perasaan cemas dan gugup.

Alex tetap menggelengkan kepalanya. "Maaf, Mila. Tapi aku tidak bisa melakukan itu. Kita hanya bersenang-senang dan aku tidak bisa mengambil tanggung jawab atas kesalahanmu sendiri."

Sharmila terdiam. Dia salah dengan semua ambisinya yang mengikuti trend yang sedang viral di kalangan remaja.

"Ta-pi, tapi ini anak kita, Alex. A-ku, aku butuh dukunganmu dan aku tidak bisa melakukannya sendiri. Hiksss…"

Isakan Sharmila tidak membuat Alex merasa iba, karena dia memang tidak pernah menginginkan Sharmila. Mantan kekasihnya itulah yang pada awalnya menghubunginya, dan mengajaknya. Dia berbagai seorang lelaki normal, tentu saja tidak menolak mendapatkan tawaran enak dari mantan kekasihnya yang katanya akan segera menikah.

"Maaf, Mila. Tapi aku tidak bisa membantumu. Aku tidak siap untuk menjadi ayah dan aku tidak bisa mengambil tanggung jawab atas kesalahan ini."

Sharmila mengusap air matanya. "Baiklah, aku mengerti. Tapi aku akan melakukan apa yang terbaik untuk anak ini. Aku hanya berharap kau bisa memikirkan kembali sikapmu."

"Aku minta maaf Sharmila, tapi aku tidak bisa berbuat apa-apa untukmu. Aku harap kau bisa memahami ini."

Sharmila mengangguk dan mengucapkan terima kasih. "Terima kasih untuk waktumu, Alex."

Semuanya berawal dari rasa penasaran Sharmila, yang sedang mempersiapkan pernikahannya dengan Rian, yang tidak sengaja membaca sebuah artikel yang membahas tentang keperawanan untuk mantan. Artikel tersebut menarik minatnya dan membuatnya penasaran. Artikel tersebut juga mempromosikan sebuah obat yang diklaim dapat mengembalikan selaput dara seperti sedia kala, terutama bagi mereka yang belum pernah melahirkan.

Setelah membaca artikel tersebut, Sharmila ingin mencoba kebenaran dari artikel tersebut, sesuai dengan beberapa komentar mereka yang berpengalaman bersama mantan kekasihnya.

Sharmila ingin membuktikan efektivitas dari obat yang dipromosikan di artikel tersebut dan mengembalikan keperawanannya sebelum menikah dengan Rian, bersama dengan mantan kekasihnya yang bernama Alex.

Dan akhirnya semuanya terjadi sini dia harus mencoba untuk membuktikan obat Virginia tersebut, supaya pernikahannya dengan Rian berhasil tanpa kendala yang berarti.

***

Ternyata kedua orang tuanya Sharmila mengetahui keadaan anaknya yang sudah hamil. Mereka berdua mendesak supaya Sharmila mengaku siapa sebenarnya ayah dari anak yang dikandungnya. Tapi Sharmila memilih bungkam karena tidak mungkin mengatakan bahwa Alex adalah ayah dari anaknya, karena dia akan menikah dengan Rian. Seorang pemuda pilihan orang tuanya.

Hal ini karena Alex juga tidak mau bertanggung jawab. Tapi Sharmila menyakinkan pada kedua orang tuanya jika semuanya akan baik-baik saja sesuai dengan rencana mereka setelah dia melakukan beberapa hal yang dia yakini akan berhasil tanpa ada yang merasa curiga, termasuk Rian sendiri, yang nantinya akan menjadi suaminya.

"Sharmila, kami ingin tahu siapa ayah dari bayi yang kamu kandung. Kau harus mengatakan kebenarannya pada kami, nak." Darto mencoba untuk mencari tahu siapa yang telah melakukan sesuatu dengan anak gadisnya.

"Ma, Pa, Mila minta maaf, tapi Mila tidak bisa memberitahu siapa ayah bayi ini."

Sharmila menundukkan kepalanya. Dia tidak bisa mengatakan kebenaran tentang ayah dari bayi yang dikandungnya saat ini.

"Kenapa tidak? Ini sangat penting untuk keluarga kita." Puji, mamanya, berusaha meyakinkan

Sharmila menggelengkan kepalanya masih dengan kepala yang menunduk. "Mila tahu, tapi Mila tidak bisa mengatakannya. Jika mama dan papa mau membatalkan pernikahan Mila dengan mas Rian, Mila tidak akan protes. Tapi jika pernikahan ini terjadi, Mila juga berjanji jika pernikahan tidak akan ada masalah dan kendala apapun.

Sharmila begitu yakin dengan apa yang dia katakan. Dia sudah membaca banyak komentar yang membuktikan keampuhan obat Virginia, jadi dia juga yakin akan berhasil jika meminumnya.

"Apa maksudmu? Kamu harus memberitahu kami sekarang juga." Mamanya masih mendesak.

"Ma, Pa, Mila tahu bahwa ini membuat kalian khawatir dan Mila minta maaf atas kesulitan yang Mila buat. Tapi, Mila berjanji akan menyelesaikan masalah ini dan membuat semuanya baik-baik saja. Yang penting mama dan papa diam saja, seakan-akan tidak terjadi apapun."

Mama dan papanya Sharmila saling pandang mendengar perkataan anaknya yang begitu meyakinkan, seolah-olah semuanya bisa diatasi dengan mudah.

"Tapi bagaimana jika ini merusak reputasi dan nama baik keluarga kita? Kami tidak bisa membiarkan hal ini terjadi." Puji tetap merasa khawatir.

"Mila memahami kekhawatiran kalian, tapi Mila yakin bisa menemukan solusi yang tepat. Mila akan mencoba menyelesaikan masalah ini dengan cara Mila sendiri dan Mila minta kalian untuk memberikan dukungan dan doa saja."

Kedua orang tuanya kini terdiam dan tidak bisa melakukan apa-apa lagi. Semua sudah terjadi dan rencana pernikahan Sharmila dengan Rian tinggal menghitung hari, jadi mereka tidak ingin merusak rencana yang bisa membuat nama baik keluarga mereka rusak.

"Baiklah, tapi jangan membuat keputusan yang gegabah dan jangan lupa bahwa kami selalu mendukungmu asalkan itu demi kebaikan kita bersama."

Sharmila tersenyum tipis mendengar perkataan mamanya. Terima kasih, Ma, Pa. Mila akan berusaha sebaik mungkin dan membuat kalian bangga pada akhirnya."

Kini Sharmila siap untuk mengonsumsi obat Virginia itu sehari sekali selama seminggu, supaya organ intimnya kembali seperti semula. Masih virgin dan tampak tidak pernah tersentuh sama sekali. Dia berharap agar usahanya ini berhasil dan Rian tidak mempermasalahkan apapun, yang penting pada saat malam pertama mereka nanti ada darah yang keluar seperti seorang perawan pada umumnya.

'Semoga saja mas Rian tidak curiga. Aku harus bisa bersikap biasa saja, seolah-olah belum pernah melakukan hubungan dengan pria lain.'

Meskipun yakin jika usahanya berhasil, tapi Sharmila tetap merasa khawatir dan was-was. Dia cemas jika Rian merasakan perbedaan yang signifikan saat mereka berhubungan di malam pertama nanti.

Terpopuler

Comments

Aerik_chan

Aerik_chan

like

2023-07-29

0

Life is just an illusion🥲

Life is just an illusion🥲

itu tren dijakarta emang beneran ada?, tren kok aneh-aneh 🤣

2023-05-19

2

lina

lina

aduuuh mila. yg sesat ko d ikutin

2023-05-08

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!