Hari terus berganti dan begitu cepat berlalu, hari ini Zelea sudah menerima ijazah, Zelea siap akan melamar kerja.
Zelea saat ini duduk sendiri di kost nya, tangannya sibuk memainkan laptop, Zelea membuka akun perusahaan milik orang tua Nofal, untuk mencari tahu apa kah ada lowongan kerja atau tidak.
Bibir Zelea seketika tersenyum saat membaca bahwa Perusahaan tersebut membutuhkan pekerja baru dibagian sekertaris Presdir.
"Aku harus segera mengirim surat lamaran kerja ke sana."
Zelea tidak mau kehilangan kesempatan ini, dan segera mengirim lamaran kerja melalui email. Zelea berharap dirinya bisa diterima.
Zelea beristirahat, menutup laptopnya. Dengan mata terpejam tanpa tidur Zelea mengepalkan tangan, Zelea akan berusaha merubah diri supaya tidak selamanya ditindas dan dihina.
Malam harinya Zelea membuka laptopnya lagi, dan alangkah bahagianya Zelea mendapati email nya mendapat balasan. Disitu dijelaskan bahwa Zelea diterima dan besok pagi ditunggu kedatangannya di perusahaan.
"Aku diterima ye ..." Teriak Zelea seraya melompat-lompat kegirangan.
Zelea begitu bahagia mendapat kabar ini, dan malam ini Zelea tidur cepat supaya besok pagi tidak kesiangan.
Malam panjang terlewati kini tiba pagi hari, pagi yang cerah ini disambut dengan senyum cerah oleh Zelea, gadis itu begitu semangat karena pagi ini akan mendatangi perusahaan yang telah menjadi impiannya.
Zelea menggunakan seragam putih dan hitam, pukul delapan pagi Zelea berangkat, dan pukul delapan tiga puluh menit Zelea sudah sampai di perusahaan.
Di ruang HRD, Zelea mengikuti serangkaian tes untuk bisa diterima kerja di perusahaan ini.
Dan hari itu setelah selesai wawancara Zelea diminta menunggu, setelah setengah jam. Zelea dipanggil kembali.
"Nona, Anda diterima kerja. Dan selamat sudah bergabung dengan perusahaan kami, semoga saja betah," ucap wanita cantik di ruang HRD, menjabat tangan Zelea.
Karena Presdir ingin bertemu sekertaris barunya, Zelea segera diantar ke ruang Presdir.
Sampainya di depan pintu lift, Zelea melihat karyawan wanita itu menekan tombol sembilan belas, kemudian mereka masuk ke dalam sana, beberapa saat lift sudah sampai setelah pintu terbuka mereka keluar dari sana.
Wanita itu mengetuk pintu Presdir, setelah mendapat jawaban dari dalam langsung membuka pintu itu.
klek.
"Silahkan Mbak masuk." Wanita itu mempersilahkan Zelea untuk masuk.
Setelah itu wanita tadi pergi meninggalkan Zelea di ruangan ini, di dalam ruang ini Zelea melihat ada dua orang pria, tapi mereka terlihat seumuran, sudah tidak lagi muda.
"Tuan," sapa Zelea seraya memberi hormat.
"Perkenalkan nama kamu," perintah pria yang duduk di kursi kerja, Zelea menduga pria itu adalah Tuan Radit, karena wajahnya sangat mirip dengan Nofal. Mengingat nama Nofal, Zelea mengepalkan tangan.
"Zelea Angraeni." Zelea memperkenalkan diri, semua Zelea sebutkan, sementara pria yang duduk di kursi kerja seperti sedang mencocokkan dengan data diri Zelea di surat lamaran kerja, hanya antisipasi takutnya yang datang bukan Zelea orang yang asli.
Setelah semua data sama, pria itu manggut-manggut. "Baik kamu saya terima bekerja di perusahaan saya sebagai sekertaris saya."
Zelea senang mendengar kalimat yang pria itu ucapkan. "Terimakasih Tuan."
Pria itu tersenyum. "Nama saya Radit." Pria itu menoleh pria yang berdiri di sebelahnya. "Dia adalah Asisten saya yang bernama Mip."
Zelea mengangguk mengerti.
"Mip kamu antar Zelea ke ruang kerjanya."
"Baik Tuan," jawab Asisten Mip.
Zelea mengikuti langkah pria itu, ternyata ruang kerja Zelea masih satu ruangan dengan Radit, hanya ada dinding kaca sebagai pembatas, sengaja dibuat seperti ini supaya di saat Radit butuh apa-apa mudah memanggil Zelea.
Mulai hari ini Zelea sudah bisa bekerja, Zelea yang sebenarnya anak pintar berhasil sukses membuat Radit senang dengan kerja kerasnya.
Zelea senang bisa membuat Radit puas dengan hasil pekerjaan, dengan seperti ini Zelea mudah untuk mendekati pria itu, tetap pada tujuan awal bahwa Zelea bekerja di perusahaan ini hanya untuk balas dendam.
Dan hari semkin berlalu, Zelea sudah bekerja selama satu bulan, dan selama satu bulan ini Zelea sudah banyak tahu tentang Radit, dan selama Zelea bekerja di perusahaan ini tidak pernah melihat Nofal berkunjung, padahal Zelea ingin melihat reaksi Nofal saat melihat dirinya bekerja di perusahaan ayahnya.
Namun hal itu tidak membuat Zelea melemah, malah membuat Zelea semakin bersemangat, kini Zelea dan Radit sudah sangat dekat, apa lagi Zelea pintar dan pekerjaannya bagus, tidak sulit untuk Radit bisa dekat dengan Zelea.
Tapi bagi Radit hanya sebatas dekat antara atasan juga bawahan, tidak lebih dari itu, dan Zelea senang sudah mendapat kepercayaan dari Radit.
Sore hari Radit bersama Asisten Mip, keluar dari restoran, pertemuannya dengan klien sudah selesai dan sekarang saatnya pulang ke rumah.
Sekarang mereka sudah masuk ke dalam mobil, dan mobil sedang berjalan, Asisten Mip menjalankan mobil dengan kecepatan biasa, karena saat ini jalanan sedang padat kendaraan bertepatan orang-orang yang pulang kerja.
Saat sudah melewati jalanan yang tampak sepi, Asisten Mip menambah kecepatan mobilnya, laju begitu cepat apa lagi saat ini jalanan temurunan dan di depan sana jalan belokan. Sebelum berbelok laju mobil harus dikurangi namun tiba-tiba rem tidak berfungsi, Asisten Mip panik dan belum sempat bicara dengan Radit, lebih dulu sampai jalan berbelok dan mobil tidak bisa dikendalikan tetap terus melaju cepat.
Aaaaa!
Brukk!
Bersamaan teriakan mereka di dalam mobil, mobil mereka menabrak pembatas jalan dan berhenti menabrak pohon. Dan seketika keluar asap dari mesin mobil.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 102 Episodes
Comments
Ristieriswanharti
banyak keterangan
sedikit percakapan
2024-02-02
0
manisa
sabotase
2023-06-25
0
my name
zelea kah yg melakukan sabotase 🤔
2023-06-13
1