Chapter 2

Melemparkan tasnya di sofa yang ada di ruang tamu. Daniella nampak merasa lelah pada hari itu.

Insiden yang terjadi di tempat kerjanya dengan seorang pembeli benar-benar membuat hati dan pikiran Daniella merasa was-was. Meskipun ia hanya di berikan surat peringatan. Sama saja hal itu membuat Daniella merasa tidak tenang.

Pekerjaannya adalah hal yang terpenting baginya saat ini.

Karena dari disanalah satu satunya sumber penghidupan bagi dirinya dan sang adik.

Daniella masih punya tanggung jawab untuk memberikan biaya pendidikan kepada sang adik yang saat ini masih bersekolah menengah ke atas.

Sebagai pengganti kedua orang tuanya yang telah lama meninggal. Daniella bertanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan juga sang adik.

"Kak, kenapa pulang-pulang kok lemes begitu?" tanya Aron sang adik. Ketika ia mendapati kakaknya tengah bersandar di sebuah sofa dengan wajah dan tubuh yang lesu.

"Tidak apa-apa, Kakak hanya lelah saja. Hari ini hari yang melelahkan. Banyak pekerjaan yang harus Kakak kerjakan di restoran." ucapkan Daniella berbohong. Dia tidak ingin apa yang ia alami dalam urusan pekerjaan menjadi beban pikiran sang adik Aron yang berusia 16 tahun itu.

"Tadi aku masak nasi goreng. Aku tidak tahu apakah rasanya enak. Kalau kakak mau, aku akan mengambilkannya untuk mu." tawar Aron.

"Siapkan saja di meja makan. Nanti aku akan memakannya." sahut Daniella.

"Oke, aku akan siapkan di meja makan." ujar Aron, kemudian ia segera berlalu ke dapur untuk menyiapkannya makan malam untuk sang kakak.

Daniella kemudian pergi meninggalkan ruang tamu dan pergi ke belakang.

Ia tidak ingin membuat sang adik merasa tidak diapresiasi. Karena ia telah berusaha memasak makan malam untuk mereka.

Berjalan ke ruang tengah, Daniella kemudian berjalan menuju meja makan yang terletak di sudut ruangan. Yang mereka fungsikan sebagai ruang makan.

Daniella dan Aron kemudian menikmati makan malam mereka bersama sama.

"Rasanya tidak buruk. Ini enak sekali." puji Daniella pada nasi goreng yang telah di masak sang adik.

"Tentu saja enak. Aku mencari resepnya di internet." jawab Aron sambil tersenyum tipis.

"Terima kasih Ar, sudah selalu menyiapkan makan malam untuk kakak. Di saat Kakak sudah lelah seperti ini kakak malas masak." celoteh Daniella.

"Kita hidup hanya berduaan Kak. Jadi kita harus saling bekerja sama. Tanpa Kakak aku bisa apa. Aku hidup ditanggung oleh mu. Masa ia aku membiarkan kakak melakukan banyak hal sendiri. Aku pasti akan bantu apa yang bisa aku bantu. Aku hanya bisa menyemangati kakak untuk terus giat bekerja. Karena banyak tagihan yang harus tetap di bayar. Tagihan listrik, tagihan air, dan kebutuhan yang lainnya. Belum lagi Kakak harus memenuhi kebutuhan Kakak sendiri dan juga aku."

"Sudah jangan bicarakan itu. Aku tidak keberatan menanggung semuanya. Lagi pula semua sudah menjadi tanggung jawab ku. Karena aku adalah anak tertua dan pertama." jelas Daniella.

"Tapi tetap saja Kak, aku harus berterima kasih dan juga aku sangat bangga sama kakak. Karena setelah Bapak dan Ibu pergi, Kak Daniella lah sebagai pengganti mereka untuk ku."

"Tidak apa-apa, aku cukup kuat untuk menanggung kehidupan kita berdua. Sudahlah, jangan membicarakan yang sedih-sedih. Aku kan lelah masa sudah disodorkan dengan cerita yang mellow mellow." ujar Daniella sambil terus menyuapkan nasi goreng ke mulutnya.

"Kakak cuma pesan satu pada mu Ar. Belajarlah yang rajin dan jangan kecewakan Kakak. Aku tidak menyuruhmu untuk pintar. Tetapi aku hanya berpesan sekolah lah yang benar. Dan belajar yang sungguh-sungguh. Saat kamu sudah lulus sekolah nanti, kamu bisa mencari pekerjaan yang bagus dan kamu juga bisa merubah nasibmu sendiri. Bagaimanapun kita berdua pastinya akan punya kehidupan masing-masing. Meski begitu, satu hal pesan kakak. Kita harus selalu kompak sebagai saudara. Kita harus saling mendukung dan saling membantu."

"Aku pasti akan selalu ingat pesan-pesan Kakak."

"Good."

"Satu hal lagi pesan Kakak. Jangan bergaul dengan orang-orang yang negatif. Kakak tidak ingin kamu tenggelam dalam pergaulan yang tidak bagus. Gaya hidup remaja zaman sekarang sangat rentan dengan berbagai macam godaan pergaulan bebas. Kamu harus ingat siapa diri mu. Kamu harus kasian kakak. Aku ingin kamu memahami itu. Jangan buat masalah dan hindari masalah. Tak apa kamu di bilang kuper. Masa remaja bukanlah waktunya untuk merusak dirimu sendiri. Tapi masa remaja adalah masa-masa di mana kamu harus bisa memupuk segala potensi yang ada dalam diri mu untuk bisa kamu kembangkan. Maka kakak selalu pesan. Belajarlah yang rajin dan cari potensi mu."

"Siap Kak," jawab Aron sambil meletakkan tangannya di sisi pelipisnya. Seperti seseorang yang sedang hormat bendera.

Kedua adik kakak itupun kemudian kembali menikmati makan malam mereka dengan ceria.

Meskipun mereka hanya tinggal berdua. Mereka selalu bisa bekerjasama dengan baik.

Terpopuler

Comments

Fenti

Fenti

mampir lagi😁

2023-05-24

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!