Keesokan harinya di pagi hari, terlihat Christ yang sedang berolahraga di sebuah GYM / pusat kebugaran.
Christ selalu menyempatkan dirinya untuk berolahraga untuk menjaga stamina tubuh.
Pusat kebugaran itu juga merupakan salah satu bisnis usaha yang dimiliki oleh pamanya sendiri, Bagas.
Meski Bagas adalah Bos Mafia tersohor, dia tak hanya memiliki bisnis ilegal, dia juga mempunyai beberapa usaha dan perusahaan yang membuka jasa, salah satunya adalah pusat kebugaran itu sendiri.
Dia juga memiliki ratusan dan bahkan ribuan tukang pukul dan mempekerjakan karyawan di tiap sektor bisnisnya.
Beberapa anak buah bagas langsung yang menjaga dan mengurus tempat kebugaran itu.
Pusat kebugaran itu menyediakan berbagai alat yang lengkap seperti treadmil, dumble, barbel, mesin angkat beban, dan peralatan kardiovaskular lainnya.
Tak hanya itu, pusat kebugaran itu juga menyediakan tempat latihan boxing dan jujitsu, dan memiliki seorang pelatih profesional, untuk mengajari siapapun yang ingin belajar keahlian tersebut.
Christ menggunakan kaos olahraga tanpa lengan dan juga celana training panjang untuk berolahraga.
Saat mengenakan setelan itu, badan Christ terlihat cukup atletis, dengan otot-otot kering pada tubuhnya.
Tak hanya rupanya yang tampan, Christ memiliki dada yang bidang, perut yang sixpack, dan tubuh yang ideal.
Sebuah tato yang menggambarkan burung elang terlihat pada lengan kiri Jack. Tato itu merupakan simbol sekaligus identitas dari keluarga mafia Bagas.
Semua tukang pukul dan orang kepercayaan Bagas, memiliki tato bergambar elang itu.
Melakukan pemanasan dengan berlari diatas treadmill, lalu mengangkat barbel dan dumbel.
2 jam lamanya Chris berolahraga di pusat kebugaran itu. Kaos olahraga yang dipakainya kini telah basah dipenuhi dengan keringat yang mengucur deras.
Untuk penutupan dari aktivitas olahraganya, Christ mengajak beberapa tukang pukul sekaligus pelatih beladiri setempat untuk melakukan sparing.
Dan dengan mudahnya Christ dapat mengalahkan beberapa tukang pukul, sekaligus pelatih boxing itu.
Bagas melatih Christ berbagai macam beladiri, serta menggunakan senjata api, dan bahkan beberapa kali menjalankan misi demi kepentingan bisnisnya.
Hal itu membuat Christ lebih unggul daripada tukang pukul atau para karyawan yang baru bergabung di dunia hitam milik Bagas.
“Astaga. Rupanya kau masih sama hebatnya seperti dulu.” Seorang pria paruh baya menghampiri Christ yang sedang duduk beristirahat. Duduk di sampingnya.
Dia adalah Parman, seorang pria yang bertugas menjaga dan menunggu pusat kebugaran milik Bagas.
20 tahun lamanya Parman bekerja dengan Bagas dan menunggu pusat kebugaran itu. Dia juga salah satu saksi mata, bahwa Bagas lah yang telah mengadopsi Christ setelah kepergian ibunya.
“Tidak juga, Om.” Christ menyeringai lebar. “Om, apa kabar?”
“Baik. Aku baik-baik saja. Mungkin aku hanya sedikit bosan karena terus menunggu tempat ini. Akan tetapi, itu tidak masalah. Bagas sudah mempercayakan bisnis ini padaku setelah sekian lamanya.
Akulah yang seharusnya berterima kasih padanya. Dia memberikan pekerjaan ini padaku. Terlepas dari sifatnya yang keras dan garang, dia selalu membantu orang lain.”
“Ya, kau benar, memang seperti itulah Paman. Dia dengan sukarela membiayai semua uang sekolahku hingga aku mendapatkan pekerjaanku yang sekarang ini.
Dia juga sama sekali tak melarang atau mengekang saat aku berkata, bahwa aku tak ingin menempuh jalan hidup sepertinya, dan memilih menjadi pengacara.
Aku masih ingat perkataannya saat aku masih kuliah di jurusan hukum. Dia berkata kau harus menjadi pengacara yang hebat dan menghukum para tikus-tikus berdasi yang memakan uang rakyat.
Sejak saat itu aku berpikir, benar memang bahwa Paman memiliki banyak bisnis gelap dan ilegal lainnya, tapi, setidaknya dia tidak mengambil uang rakyat kecil yang kesusahan.
Paman hanya akan berbisnis dan melawan orang di bidang yang sama sepertinya.”
Parman tersenyum kecil mendengar cerita Christ. “Mungkin kerajaan yang selama ini dibangun olehnya akan runtuh, saat Bagas telah meninggal. Dia tak memiliki anak untuk melanjutkan bisnisnya itu.
Dia juga tak mungkin menyerahkan kerajaannya, meski kepada orang kepercayaannya sekalipun.”
Parman berdiri dan mengambil sesuatu untuk Christ. “Ini untukmu, Christ. Aku mendapati itu di atas lokermu. Kurasa, itu adalah paket untukmu.”
“Baiklah. Terima kasih, Om.” Christ menerima dan segera membuka isi paket itu. Penasaran.
“Sama-sama, Christ.” Parman pergi meninggalkan Christ.
Sebuah buku catatan kecil berada di dalam kardus paket. Tercengang Christ saat membaca isi buku itu.
Tertulis sebuah petunjuk di dalam buku itu tentang kematian dan pembunuhan yang terjadi pada ibu kandung Christ.
Saat mencari nama pengirim di kardus, Christ tak dapat menemukan apapun. Si Pengirim hanya menuliskan nama samaran untuknya. Buntu.
Christ segera mengelap semua keringat, menggunakan jaket, lalu pergi dari pusat kebugaran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 114 Episodes
Comments