chapter 2

Ia meninju jalanan di dedapanya,dengan tangan terkepal,hingga tanganya berdarah,dan air mata yang berderai,berharap dengan melakukan hal itu bisa mengurangi rasa sakit dan sesak di dada

Namun nyatanya hal itu tak mampu mengurangi rasa sakit itu,ia bangkit dan berjalan menyusuri jalan hingga tiba di jembatan,Bara berhenti di sana,melihat kebawah terdengar arus sungai yang tenang

Ia ingin mengakhiri hidupnya saat itu,ia sudah menaikan kaki satunya,namun bayangan wajah ibunya dengan senyum ceria melintas di benaknya

Ia lantas mengurungkan niatnya,ia hapus air mata nya,dan ia berjalan pulang menuju rumahnya

Biarlah ia terluka,dan biarlah hidupnya hancur,namun ia akan melindungi ibunya dari penghiatan sang ayah

Ia akan menjaga senyum ceria sang ibu

Pagi hari seperti biasa mereka akan berkumpul di meja makan untuk sarapan,karena padatnya jadwal masing masing,jadi hanya ini waktunya untuk mereka berkumpul

Seperti biasa sang ibu akan melayani ayahnya dan dirinya

Dan seperti biasa pula ayahnya akan bicara lembut penuh kasih dan perhatian untuk istrinya dan dirinya

Melihat semua itu Bara rasanya ingin muntah,ia muak melihat akting ayahnya yang begitu sempurna

Namun karena tak sanggup melihat ibunya yang akan bersedih,andai ia mengetahui kelakuan sang ayah Bara memilih diam dan memendam untuk dirinya sendiri

Melihat putranya yang diam saja dan terkesan marah sang ayah menegurnya

"ada apa nak,kenapa kamu diam saja,ayo di makan sarapanya,ibu sudah menyiapkan roti strowberi kesukaanmu"ucap sang ayah panjang lebar penuh perhatian

Dan Bara rasanya muak sekali,di bawah meja tanganya terkepal erat,siap menghancurkan pria penuh kepalsuan di depanya ini,yang tak lain adalah ayahnya sendiri

Emosi yang memuncak dan siap meledak itu luluh oleh ucapan lembut sang ibu

"iya nak ayo di makan sarapanya,nanti kamu telat kesekolah lho"tutur ibu lemah lembut penuh kasih

Mendengar ucapan sang ibu dan melihat ibunya tersenyum untuknya dan ayah nya,pria brengsek yang menghiatinya,kembali mengusik ketenangan jiwanya

Ia mengambil roti selai strowberi miliknya untuk di makan langsung

Saat hendak meraih roti,sang ibu menjerit panik melihat tangan Bara yang merah seperti habis,memukuli benda keras

Seketika pagi yang tenang menjadi riuh dengan kepanikan sang ibu

Semua pelayan datang setelah sang nyonya rumah berteriak

Ibunya Bara,memerintahkan pelayan untuk mengambil kompres dan kotak p3k untuk mengobati tangan putranya yang terluka

Bara sudah meminta sang ibu untuk tenang,karena baginya ini hanya luka kecil yang tak berarti

Lebih sakit luka di hati yang di torehkan pria yang kini ikut menenangkan sang ibu

Ibunya Bara,Dina memang seperti itu jika anak dan suaminya terluka meski hanya goresan kecil saja

Bahkan ketika Bara demam dan tak mau di bawa kerumah sakit,semalaman sang ibu tidak tidur guna menjaganya,dan para pelayanpun tak ada yang di ijinkan tidur,di minta untuk menjaga dan siap sedia ketika Bara,membutuhkan sesuatu

Setelah lukanya selesai di obati,Bara kembali menyelesaikan sarapan nya dan bergegas berangkat ke sekolah

Meski harus mendengarkan sang ibu yang melarangnya melakukan ini dan itu,dan meminta sopir untuk mengantarnya karena tak ingin terjadi apa apa pada putranya itu

Bara pun hanya menurut saja,karena seperti itulah ibunya yang sangat protectiv padanya

Melihat sikap ibu nya padanya hatinya semakin sakit,bagaimana menjaga sang ibu,agar tak terluka oleh penghianatan sang ayah

Ketika ia melamun ia membuatcsang ibu semakin cemas,ibu merasa putranya itu sakit hingga dari tadi diam saja

Kini ibunya kembali memeriksa keadaan putranya,dan meastikan keadaan nya

Namun reaksi dari Bara semakin membuat nya sedih,Bara masih diam saja dan kini malah memeluknya erat

Ingin rasanya melindungi dan menjauhkan sang ibu dari ayahnya,sang penghianat

Ibu membalas pelukan putranya itu,dan lagi lagi yang di pikirkan sang ibu adalah anaknya yang masih sakit

Ia mengelus pundank putranya yang kini masih memeluknya"kenapa nak,kita kerumah sakit ya"

Tak ingin ibunya semakin salah paham dan semakin curiga padanya,Bara lantas melepaskan pelukanya

Tersenyum ceria dan mencoba bersikap biasa saja"tidak bu,aku baik baik saja,aku hanya merindukan ibu" kilahnya

Sang ibu lalu membelai wajahnya dan berencana ingin berlibur bersama"benarkah,dasar kamu ya,sudah besar dan punya kekasih masih saja manja,bagaimana kalau kita piknik bersama,kamu ajak pacarmu juga"

Bara bahagia mendengar kata kata ibu,namun mendadak murung mendengar kata kata terakhir ibu

Pacar,wanita yang selalu ia sayangi ternyata hanya wanita murahan yang rela di sentuh siapa saja,bahkan oleh ayah kekasih nya

Padahal Sandra jelas jelas tau,jika Arga adalah ayahnya Bara

Mungkin hati Bara tak kan sesakit ini andai Sandra tak menghianatinya dengan ayahnya,laki laki yang selama ini selalu ia banggakan dan idolakan,bahkan ia menyayangi wanita seperti ayahnya menyayangi ibunya

Tapi ternyata semya itu palsu,ayahnya adalah pemeran antagonis dalam kehidupan nyata,aktingnya luar biasa nyata

Bahkan jika ia tak melihat dan mendengarnya sendiri mungkin ia tak kan percaya

Andai ada orang yang menggosipkan ayahnya,pasti Bara tak kan pernah percaya

"tidak perlu bu,aku baik baik saja,Bara berangkat dulu ya bu"ucapnya kemudian dan mencium tangan ibu

"iya nak hati hati ya"

"iya"

Kemudian ia juga melakukan hal s

Yang sama pada ayahnya,meski ia sangat muak dan merasa jijik pada ayahnya,mengingat penghianatan pada nya dan sang ibu

Namun demi membuat ibunya tetap bahagia,dia akan berusaha bersikap seperti biasa

Ia berjalan menuju mobilnya,dan berbalik guna melihat ibunya seolah tak rela ibunya di peluk laki laki penghianat seperti ayahnya,namun ia bisa apa,hanya bisa memndam perasaanya sendiri,yang terpenting adalah ibunya bahagia

Ia membuka pintu mobil dan masuk kedalamnya,menutup pintu mobil dengan keras,melampiaskan amarahnya yang ia pendam sedari tadi,sang sopir yang sudah duduk di kursi kemudi pun terlonjak kaget

karena tuan muda nya ini tak pernah seperti ini sebelum nya

Belum selesai keterkejutanya,tuan muda nya sudah memerintah untuk menjalankan mobilnya dengan dingin dan mengintimidasi

Membuat tubuh sang sopir gemetar takut,namun tetap menjalankan perintah tuan muda

Dalam hati ia berpikir,ada apa dengan tuan mudanya ini,ia memastikan melalui kaca sepion depan,benar yang duduk di kursi penumpang adalah tuan muda nya

Tapi kenapa sikapnya berubah seratus delapan puluh derajat begini

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!