Di bawah cahaya rembulan da xi tengah duduk dengan santai sambil memakan kembang gula di tangan kanannya dan ubi rebus di tangan kirinya. Saat itu ia benar-benar terlihat sangat menikmati makanannya tersebut.
"Mai.., kacang" pinta da xi tanpa bergerak sedikit pun.
Mai pun memberikan apa yang da xi pinta dengan wajah di tekuk. Lalu menyuapi kacang rebus itu ke mulutnya.
"Nona, makanmu banyak sekali. Sangat rakus," celoteh mai.
"Kalau kau memang mau, makan saja mai. Tak perlu mengomentari ku" balas da xi.
"Kata siapa aku mau" sahut mai pura-pura tidak mengerti.
"Ohh.. ya sudah"
Tanpa memperdulikan mai, da xi pun memakan semua makanan yang ia punya. Tentu saja kurang seru rasanya kalau ia tidak membuat mai tergoyah. Dengan sengaja da xi memakan makanan itu tepat di depan wajahnya mai. Bahkan ia ketika makan, sampai mengeluarkan suara seperti sedang asmr. Sehingga membuat mai tergugah dan meneguk air salivanya sendiri.
"Mai.., emm.. , lihat kembang gula ini. Lembut dan juga manis, semua gadis menyukainya" ujar da xi menggoda.
Seketika mai pun menginginkan nya
"Kacang ini, di rebus dengan waktu yang sangat pas. Tidak kurang matang, ataupun tidak terlalu lembek. Keras dan lumer ketika di mulut, crunch.." ucapnya lagi.
Mendengar perkataan nonanya itu membuat mai lebih menginginkannya, namun seketika ia tersadar, ia tidak boleh tergoda.
"Iya nona.., mai tau itu enak" ucapnya berdalih mengabaikan.
Merasa mai cukup kuat juga karena tidak tergugah dan penuh pendirian akan ketahanannya. Dengan sengaja dan lebih gigih lagi da xi mencoba agar mai tergoda.
"Emm.. mai dimana kue bakpau ku?" tanya da xi mencari-cari.
"Kue bakpau?" ujar mai bingung.
"Iya.."
"Seingat mai, nona tidak beli kue bakpau" ucapnya bingung.
"Aku beli, tadi di mana yah aku taruh" da xi mencari-cari. "Ini dia" senang karena menemukanya. "Lihat mai, ini kue bakpau yang ku beli. Ada rasa coklat, kacang merah, dan juga rasa berry" cecarnya lalu menunjukannya tepat di wajah mai.
Melihat bakpau ada di hadapannya membuat mai goyah, apalagi saat itu tercium bau yang sangat enak yang berasal dari bakpau. Matanya terbelak saking tergugah dan menegukan salivanya lagi karena menginginkan bakpau itu.
Da xi merasa puas karena melihat mai yang terus-menerus menegukan air salivanya. Hal itu berarti menandakan mai sangat ingin memakan kue bakpau nya itu.
"Mai apakah kau mau satu. Nona mu ini sangat baikloh, jadi aku berikan untuk mu dengan cuma-cuma"
Mai pun menginginkannya, namun ia tersadar ia harus bertahan dan menggelengkan kepalanya menolak.
"Mai.. mau tidak?" tawar da xi.
Mai menggeleng tidak mau
"Ini enak loh.." godanya kembali.
Menelan salivanya sambil terpejam karena tergoda
"Aaaaa.. am" ujar daxi memasukan bakpau itu ke dalam mulutnya.
Melihat itu mai jadi sangat ingin memakan bakpau itu.
"Akh.. enak" ujar da xi dengan mata terpejam ke enakan.
Mai pun ternganga-nganga melihatnya, membayangkan betapa enaknya juga kalau ia memakan itu. Melihat mai yang sampai nganga-nganga karena tergoda. Dengan cepat da xi pun memasukan bakpau yang lain pada mulut mai. Sehingga mulut mai saat itu terlihat lucu dengan bakpau yang ada pada mulutnya.
"Haha.. enak kan mai?" tanya da xi dengan tertawa.
"em.. na-na, nawa naw masoan papaw ne nalam mulut ku? (em.. nona, kenapa nona memasukan bakpau kedalam mulutku?)" tanyanya dengan tidak jelas karena makanana di mulutnya itu.
"Aku hanya ingin berbagi" ujar da xi tak perduli. Namun ia tak bisa menahan tawanya lagi, karena mai sangat lucu baginya.
"Nona!" bentak mai tak suka nonanya itu menertawakannya.
Da xi merasa bosan karena terus menunggu kakaknya yang tak kunjung datang. Ia pun bahkan sudah sangat kenyang gara-gara makan sambil menunggu kakanya itu. Rasa bosan menerpanya, sedangkan mai sibuk makan dengan sisa makanan yang tidak ia habiskan.
Kakakku yang seksi nan tampan itu kapan datang. Aku kan sudah sangat bosan menunggunya. Coba saja ia tak menyuruhku untuk menunggunya di sini, mungkin aku sudah pergi untuk melihat-lihat. Andaikan saja aku tadi menolaknya. Namun apadayalah aku ketika melihat wajah tampannya itu, aku jadi diam membisu tak bisa menolaknya sama sekali. Batin da xi
Karena bosan, da xi tiba-tiba teringat dengan cincin giok yang ia barusan beli. Ia tersenyum senang menatap cincin giok itu di jari tengahnya.
Cantik !
Melepaskan cincin itu, lalu mengarahkannya ke cahaya bulan.
Benar-benar cantik. Cincin ini percis yang aku lihat di drama-drama. Kalau di jual di masa depan pasti akan mahal. Waahh.. bakalan kaya mendadak nih. gumamnya senang
Da xi pun berdiri dan mengarahkan cincin gioknya lebih tinggi agar bisa jelas terlihat oleh cahaya bulan. Ketika ia menikmati keindahan cincin itu. Tiba-tiba sesorang lewat menyenggolnya, sehingga membuat cincin yang ia pegang terlepas menggelinding.
"Harta karunku.." teriak da xi syok dan berusaha mengejarnya.
Xio mai yang tengah sibuk makan terkejut melihat nonanya berlari-lari menunduk, lalu mengejarnya agar tidak kehilangan jejak sang nona.
"Nona, anda mau pergi kemana" ucap mai kaget, nonanya itu pergi.
Cincin giok milik da xi terus menggelinding kemana-mana dan terlempar - lempar terkena sandungan orang yang tengah berjalan.
"Harta karunku, jangan tinggalkan mama mu ini nak" rengek da xi terus mengejarnya.
Cincin itu terus menggelinding dan terlempar- lempar sampai jebatan dan berhenti di bawah kaki seseorang. Da xi senang karena cincin gioknya tak menggelinding lebih jauh lagi. Lalu ketika ia akan mengambil cincinnya itu, tiba - tiba kaki seseorang menginjak tangannya. Otomatis da xi kesakitan dan mulai memarahi orang tersebut.
"Hei, kalau jalan lihat - lihat dong. Lihat Kakiku kau injak, sakit tahu!" omel da xi kesakitan.
"Huhuhu.. sakit" ujarnya sembari mengusap punggung tangannya itu.
Ketika ia akan memarahi orang yang menginjak kakinya. Namun yang terjadi adalah ketika ia menoleh ke atas, ia malah di buat terpesona dengan orang tersebut.
Tampan.., gumam da xi.
"Itu salah mu sendiri nona, bagaimana bisa kau jalan merunduk seperti itu" ucapnya dingin.
"Apa?!" teriak da xi tak percaya.
Apa - apaan maksudnya, sudah tahu salah tapi tidak mau mengaku salah. Dasar yah, memang rupa itu tidak mencerminkan perilaku. Bisa - bisanya aku terbuai pada ketampanannya itu. Sudah cukup! mulai sekarang kau harus belajar dari masa lalu gracia.
"Hei tuan kau ini yah, sudah tahu kau yang salah tapi tidak mau mengakuinya. Dimana letak sopan santun mu itu?" ujarnya marah.
Namun orang yang da xi marahi hanya diam saja acuh tak acuh. Bahkan pria itu tak melihatnya sekalipun, dia hanya melihat ke arah lain. Tentu saja da xi kesal karena dia di abaikan.
+++
Terima kasih sudah mampir guys, jangan lupa tinggalkan jejak. Dengan like , komen dan rate okay ^_^
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 34 Episodes
Comments
Mia Poei
Lanjut lagi kak
2020-09-11
0
Dik Mala
hahaha...lucu..
2020-08-27
1
Lynn💚
Cemunguutt teruss thor❤❤
Kutunggu kedatangan dan dukungannya di novel baru Tasha😊:
"I'M Not Perfect"
❤❤❤❤
2020-07-06
0