~Three

Da xi tengah mengendap-ngendap di balik semak-semak, di ikuti oleh mai di belakangnya. Sebagai pelayan pribadi dan juga orang yang selalu bersamanya hampir 24 jam. Mai heran sekaligus bingung dengan tingkah nonanya itu yang makin lama semakin anehnya menjadi-jadi.

"Nona, apa yang akan kau lakukan lagi?" tanya mai berjongkok di belakang da xi yang tengah serius mengendap-ngendap.

"Ssttt.., tidak bisakah kau diam saja mai" jawab da xi menoleh, menyuruhnya untuk tidak bicara keras-keras. "Aku kan sudah bilang, kalau kau tidak bisa diam, jangan mengikutiku" ujarnya memberitahu.

"Aish.. nona, bagaimana bisa aku tidak mengikutimu. Kalau saja tuan tidak menyuruhku untuk selalu ada di sampingmu, mai juga tidak mau nona" ucapnya mengeluh.

Da xi pun mengerti, lalu berbalik kembali menghadap mai "Kalau begitu, kenapa mengikutiku? kembali saja sana. Ribet sekali.." sahut da xi kesal, sedangkan mai hanya cemberut mendengar nonanya kesal padanya.

Ketika da xi tengah memarahi mai yang mengeluh tentang dirinya yang menjadi aneh. Tiba-tiba suara seseorang yang mereka kenal, membuatnya terkejut. Merasa ketahuan da xi pun berbalik dan tersenyum canggung.

"Xi xi.., apa yang sedang kau lakukan di situ?" tanya dan yi tiba-tiba mengagetkan mereka.

Da xi berbalik dan menyunggingkan senyumnya.

"Ah.. kakak" balasnya tersenyum. Buru-buru da xi berdiri di ikuti pula dengan mai. Lalu tanpa aba-aba da xi langsung menggenggam tangan kakanya itu.

"Kakak, apa kau ada waktu hari ini?" tanyanya dengan tersenyum merekah.

....

Da xi berjalan sambil berlari-lari kecil, ia benar-benar tidak bisa berhenti tersenyum. Saking senangnya ia bahkan tersandung karena tidak memperhatikan jalan.

Brukk!!

"Xi xi, nona" teriak mereka bersamaan. Lalu dengan cepat membantunya bangun.

"Apa sakit?" tanya dan yi khawatir.

"Sakit.., tapi tida apa-apa" sahut da xi tersenyum.

"Nona, seharusnya kau jalan dengan hati-hati. Nona ini ada-ada saja deh" ujar mai menggerutu.

Da xi pun menjitak kepala mai kesal, karena mai bilang seperti itu padanya.

"Aw.. nona, sakit tau" ucapnya sambil mengelus-elus kepalanya yang kena pukul.

"Rasakan.." balas da xi lalu menggandeng dan yi agar cepat jalan.

Sedangkan mai mengikutiku mereka berdua di belakang dengan kesal, bagaimana ia tidak kesal coba. Karena ia hanya sendiri dan tidak bisa menggandeng lengan siapapun.

Mereka bertiga akhirnya sampai di sebuah tempat seperti pasar. Karena mereka datangnya malam, jadi pasar terlihat sangat indah. Tentu saja da xi sangat senang melihat itu, karena selama ia tinggal di sini. Ia belum pernah keluar kediaman sekalipun dan hanya terus-terusan berada di dalam rumah.

Wah.., tempat ini percis seperti di drama-drama, keren. Lihat! ada lampion yang menggantung itu terlihat cantik. Benar-benar menakjubkan, ga papa deh kalau harus tinggal di sini selamanya, ujar da xi dalam batinya.

Disini aku bebas, tidak terkena ocehan ibu pula. Di tambah.., aku tidak akan melakukan perjodohan dengan si devano sialan itu, ujarnya senang.

Apalagi di sini aku hidup enak, di manjakan pula. Apalagi disini ada yang membuatku betah, melirik ke arah dan yi tersenyum malu.

Nikmat mana lagi yang akan kau dustakan gracia, tertawa senang.

"Da xi apa yang membuatmu sesenang itu?" tanya dan yi tiba-tiba, membuyarkan hayalan da xi.

"Kakak" tersenyum ketika mengatakannya.

"Aku!?" dan yi bingung.

Da xi menganggukan kepalanya mengiyakan, lalu cepat-cepat mengajaknya untuk segera pergi melihat-lihat.

"Wah.. yang ini cantik" ujar da xi berlari kecil meninggalkan dua orang itu untuk melihat sebuah perhiasan dari penjual.

Wow.. ini benar-benar mirip yang ku lihat dari drama. Ternyata cincin giok berwana hijau ini terlihat keren, walaupun kuno. Tungkas da xi dalam batinya.

Si penjual yang melihat pembelinya itu terlihat sangat tertarik dengan salah satu perhiasan yang ia jual, ia pun tak menyia-nyiakannya untuk membujuk da xi agar membeli barangnya itu.

"Nona.., anda ternyata mempunya pengelihatan yang sangat baik. Cincin giok berwana hijau yang anda pegang itu memang salah satu produk terbaik dari toko kami" ujar sang penjual dengan antusias.

Da xi hanya memperhatikannya saat itu.

"Coba anda lihat baik-baik dalam cincinya" menyuruh dan da xi pun mengikuti suruhan sang penjual.

"Tidak ada apa-apa" ujar da xi mengamati cincin itu baik-baik.

"Memang apabila anda lihat seperti itu tidak akan terlihat keistimewaannya"

"Lalu bagaimana caranya?" tanyanya penasaran.

"Coba nona arahkan cincin itu ke cahaya bulan yang berada di atas sana"

Dengan senang hati da xi mengikuti setiap arahan si penjual. Lantas ketika ia melakukan seperti apa yang di katakan si penjual, da xi pun terkejut sekaligus takjub di buatnya.

Wooahh...

"Anda lihat kan, seperti yang nona lihat. Dalam cincin itu terlihat bulan sabit dengan warna emerald yang membuatnya terlihat unik" ujar si penjual menjelaskan.

"Berapa harganya?" tanya da xi.

"Karena nona memiliki pengelihatan yang bagus, jadi saya akan memberikannya dengan harga rendah. Khusus untuk nona saya berikan 500 tael saja"

"500 tael itu berapa ya?"

Kalau misalkan 1 tael \= 1 yuan, berarti 500 tael \= 500 yuan. Kalau di konverensikan ke rupiah berarti 100 yuan \= 200 rb, berarti totalnya 1 jt an. Mahal.., ujar da xi heboh sendiri.

"Ini terlalu mahal, tidak bisakah tuan menguranginya lagi" ucap da xi menawar.

"Tidak bisa nona, ini pun sudah saya kurangi dari harga sebenarnya. Sangat sulit untuk mendapatkan batu giok emerald ini. Karena untuk mendapatkannya saja saya harus melalui medan yang sulit dan menghabiskan waktu selama 7 hari 7 malam" ujar si penjual menjelaskan.

"Ayolah tuan, anda sangat terlihat tampan kalau berbaik hati pada seorang wanita muda seperti saya. Boleh yah, boleh.." tutur da xi mencoba membujuknya sembari mengedipkan mata.

"Aduh nona.., jangan berkedip seperti itu. Tanpa nona berkedip pun saya memang sudah terlihat tampan. Kalau saya tidak tampan, mana mungkin istri saya akan menikah saya" sahutnya tak terbujuk.

"Aaahhh.. paman ini!" ucap da xi kesal.

Da xi sangat kecewa karena tawarannya gagal dan tak mendapatkan barang yang ia inginkan. Namun tiba-tiba kakanya mengulurkan sekantong uang ke si penjual.

"Kau bilang harganya 500 tael kan? kalau begitu aku beli" tutur dan yi memberikan uangnya lalu mendapatkan barang yang adiknya itu inginkan.

"Kakak.. apa yang kau lakukan, xixi tidak menginginkannya kok"

"Tidak apa, tidak perlu khawatir. Uang segitu tidak akan mengurangi kekayaan yang kita miliki saat ini" ujarnya, lalu memberikan cincin itu pada da xi.

Apa-apaan ini, dia bilang tidak akan mengurangi kekayaannya saat ini. Ternyata begini rasanya terlahir jadi anak orang kaya. Kalau begitu aku harus menghabiskannya lebih banyak lagi. Tentu saja kesempatan langka ini mungkin saja tidak akan pernah terjadi lagi, jadi aku harus melakukannya sepuas-puasnya, batin da xi merasa senang.

"Terima kasih" ucap da xi tersenyum lalu memeluk kakanya karena sangat senang.

+++

Terima kasih sudah mampir, jangan lupa tinggalkan jejak guys. Dengan komen, like and rate okay ^_^

Terpopuler

Comments

Cellestria

Cellestria

lanjut🤭

2023-02-02

0

Mia Poei

Mia Poei

Semangat ya kak

2020-09-11

1

Ola😘140

Ola😘140

hahha kakak lucu

2020-09-11

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!