Selama menunggu para prajurit kembali, selama itu pula raja Luis setia mendampingi sang permaisuri di kamarnya. Melihat permaisuri kesakitan seperti itu benar-benar membuatnya tak bisa menjauh dari sisi permaisuri bahkan ia tak bisa menelan makanannya dengan baik.
"Maaf yang mulia raja, tapi para prajurit telah kembali". Lapur salah satu pengawal yang masuk tanpa meminta ijin tersebut.
"Benarkah? Kalau begitu apa yang kau tunggu. Cepat suruh mereka masuk". Perintah raja Luis dengan raut wajah sumringah.
"Sedikit lagi permaisuriku, kau akan bisa melahirkan bayi kita dengan selamat". Ucapnya sambil mencium kening permaisuri lembut.
"Yang mulia maaf jika kami terlambat, ini bunga kelabu yang anda inginkan".Ucap kapten prajurit sambil berlutut memberi hormat dan memberikan bunga kelabu itu pada raja.
Raja menerima bunga itu dan melihatnya dengan saksama. Beberapa kali ia nampak mengganggukan kepalanya.
"Bunga yang indah sekali. Cepat panggilkan para tabib untuk memberikan madu bunga ini pada permaisuri secepatnya". Perintah raja Luis dengan tegas.
"Maaf yang mulia, selain bunga itu kami juga membawa sesuatu yang lain untuk yang mulia".
"Apa itu?". Tanya raja Luis penasaran.
Beberapa saat kemudian muncullah seorang peri penyihir. Jika dilihat dari tubuhnya sepertinya peri penyihir itu masih anak-anak. Lantas apa yang membuat para prajurit membawa pulang peri penyihir. Bukankan itu sesuatu yang berbahaya bagi mereka?
"Untuk apa kalian membawa makluk ini kemari? Apa kalian ingin membuat permaisuriku mati haah?". Sergah raja dengan penuh amarah.
"Maafkan kami yang mulia tapi penyihir kecil inilah yang memohon untuk ikut bersama kami. Katanya dia akan membantu permaisuri melahirkan". Jelas kapten sedikit takut.
"Benarkah kau ingin membantu permaisuriku melahirkan? Atau kau menginginkan bunga kelabu ini untuk membuatmu menjadi penyihir abadi?". Ucap raja Luis ketus menatap sosok peri penyihir kecil yang terbang di hadapannya itu.
"Apa kau pikir kau bisa membantu istrimu melahirkan hanya dengan memberinya madu dari bunga kelabu ini? Lantas apa kau tau bagaimana caranya mengambil madu dari bunga kelabu ini?". Tanya peri penyihir kecil itu dengan nada sedikit mengejek.
"Apa kau bisa jaga ucapanmu. Kau pikir dengan siapa sekarang kau berhadapan?". Tegur salah satu pengawal memperingatkan peri penyihir kecil itu yang sangat tidak sopan kepada raja.
"Hahaha kalian ini lucu sekali. Memangnya kalian mau aku harus berbuat seperti apa? Ah sudahlah kalian hanya peri lemah". Ejek peri penyihir kecil itu lalu hendak terbang keluar tapi raja Luis memanggilnya kembali.
"Tunggu tadi kau mengatakan bahwa kau ingin membantu permaisuriku. Jadi kumohon tolong permaisuriku. Sudah tiga hari dia kesakitan tapi bayi dalam perutnya belum juga keluar". Ucap raja Luis dengan tulus sedikit memohon.
"Tentu saja, karena memang hanya para peri penyihirlah yang mampu mengambil madu dari bunga kelabu ini jadi berikan aku bunga kelabu itu agar aku cepat mengambilkn madunya untuk istrimu". Ujarnya sambil menjulurkan tangannya meminta bunga kelabu dari tangan raja.
Sang raja nampak ragu memberikan bunga kelabu itu, ia sedikit menoleh pada permaisuri yang hanya tersenyum kecut dihadapannya sambil mengangguk pelan.
"Berikan saja bunga itu. Aku percaya padanya, hati anak-anak tetaplah hati seorang malaikat. Ia tidak mungkin membohongi kita. Bukan begitu....."
"Alexa. Panggil aku Alexa". Jawab peri penyihir itu tersenyum menatap permaisuri.
"Ini bunga kelabu. Kumohon selamatkan anak dan permaisuriku Alexa". Raja Luis memberikan bunga kelabu itu pada Alexa.
Alexa menerima bunga itu lalu mengucapkan beberapa mantra hingga madu dari bunga itu nampak keluar seperti bulir-bulir embun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 72 Episodes
Comments
Cassiopeia
keren ceritanya
2021-09-04
0
Triiyyaazz Ajuach
kerennnn
2020-08-16
3