Kejutan

Pandangan Hanna masih terhalang oleh tubuh di hadapannya ini.

"Li" ucapnya pada orang itu

Sungguh Hanna terkejut melihat seseorang di depannya, seseorang yang tidak dilihatnya selama 2 tahun ini, terakhir setelah orang ini berpamitan padanya 2 tahun yang lalu.

Tunggu, berarti orang yang dilihat Hanna dijalan tadi benar dia. Ada rasa bahagia dirasakannya, tapi bahagia dalam arti hal apa?

"Lama kita gak berjumpa, berarti benar ya dunia ini sekecil daun kelor" ucapnya yang berusaha mencairkan keadaan saat ini.

Tiba-tiba terdengar suara tertawa seseorang di sekitar sini.

"Hahahhhaaaa...hhhaaaahhaa" tawa Silvy yang mendengar ucapan Li. " Ternyata kau bisa juga bercanda ya" ucapnya sambil memukul pelan lengan Li.

Li dan Hanna pun melihat tingkah laku Silvy yang sungguh aneh, yang Hanna tahu Li itu orang yang kaku bahkan untuk berbicara memakai beberapa kalimat pun terbilang jarang. Oh salah, Hanna memang tidak terlalu dekat dengan Li mungkin itu salah satu alasan Hanna mendeskripsikan Li seperti itu.

"Kalian sudah saling mengenal?" tanya Silvy kembali kepada mereka dan mereka pun saling tatap mendengar pertanyaan Silvy.

"Oh iya, ini Li" ucap Hanna pada Silvy sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal tetapi terasa merinding karena mengenalkan Li secara langsung pada Silvy, Hanna pun bingung menjelaskan Li itu sebagai apa.

Teman?

Oh tidak, jarak usia saja sudah terpaut jauh

Pacar?

Apalagi pacar, kenal pun secara kebetulan waktu dia magang di sekolahnya, bahkan Hanna mengenalnya sebagai penguntit.

Hanna melihat raut wajah Silvy yang diacuhkan oleh Li begitu saja.

"Aku duluan ya" ucap Li seketika yang mebuyarkan lamunan Hanna melihat sikapnya pada Silvy.

"Baiklah" balas Hanna padanya.

Hanna pun berusaha untuk mengobati rasa kecewa Silvy dengan cara menghiburnya tapi dengan apa, Hanna saja termasuk orang yang kaku dalam berbasa basi karena dia saja terlalu pendiam.

Akhirnya Hanna memutuskan untuk segera kembali ke kelas sambil menarik tangan Silvy.

"Ayolah Sil, sebentar lagi kan kita ada kelas, sudah lah masih banyak waktu" bujukku padanya

"Kenapa kamu tidak bilang kalau kenal padanya, kalau tahu kamu kenal kan aku tidak terlalu susah-susah untuk berkenalan dengannya, cukup bawa kamu saja" pinta Silvy pada Hanna sambil mengkerlingkan sebelah matanya.

Hanna pun sebenarnya berat untuk mengiyakan permintaan Silvy makanya dia lebih baik untuk tidak menjawabnya dan segera berlalu menuju kelasnya.

Akhirnya setelah sekian lama berada di kampus ini, semua mata pelajaran pun sudah selesai dan mereka pun bergegas untuk kembali. Tapi saat di tengah perjalanan dering ponsel Hanna berbunyi dan tertera nama Brian di layarnya.

"Hallo ka" jawab Hanna

" Han, nanti langsung ke rumah sakit ya, sudah berapa kali kamu melewatkannya " ucap Brian dari seberang sana.

" Aku baik-baik saja ka, untuk apa ke sana?" jawab Hanna lagi.

Tanpa ada balasan suara lagi, tiba-tiba panggilan itu terputus begitu saja dan Hanna pun menghembuskan kasar napasnya karena dia tahu apa yang akan dilakukan Brian.

"Siapa" tanya Silvy padanya

"Siapa lagi kalau bukan kakakku" jawab Hanna malas

Sebenarnya bukan karena Hanna kesal dengan Brian tetapi dia merasa sudah terlalu menyusahkan kakaknya selama ini. Sebenarnya kekhawatiran Brian sudah berlalu hanya saja dia tahu kakaknya itu takut kejadian dulu terulang kembali. Oleh karena itu, Brian sangat menjaga adiknya walaupun sebenarnya Hanna sudah baik-baik saja.

Akhirnya Silvy dan Hanna tiba di area parkir kampusnya dan lagi-lagi Silvy memukul bahu Hanna dengan kencang.

"Apa sih Sil, bisa ga sih ga pakai pukul-pukul?" ketus Hanna pada Silvy karena temannya yang satu ini sudah keterlaluan tapi yang ditanya malah mengkodekan matanya ke arah depan.

" Astaga " batin Hanna

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!