Tak Tertarik dengan Pelajaran

Altharazka agaknya mengabaikan ucapan Papanya yang mengatakan bahwa dia harus mengejar nilainya. Papanya meminta Altharazka untuk bisa kuliah. Untuk itu, nilainya harus dikejar, supaya naik. Namun, hari pertama masuk sekolah saja, Razka sudah ogah-ogahan. Dia sudah terlambat di hari pertama masuk. Selain itu, ketika duduk, Razka juga hanya menaruh kepalanya di lengannya yang berada di atas meja. Seolah tidak bersemangat sama sekali. Lehernya saja tidak bisa tegak, hanya bermalas-malasan saja.

Namun, untuk Alona yang duduk di belakangnya justru bisa leluasa mendengarkan penjelasan dari Bu Heny dan juga mencatat setiap apa yang diterangkan di papan tulis. Hingga Bu Heny melempar kapur tulis yang masih ada di kelas ke arah Altharazka.

Tak.

Kapur itu mengenai kening Altharazka, membuat pemuda itu menegakkan pungung dan lehernya perlahan. Dia mengusapi keningnya yang terkena lemparan kapur kecil itu.

"Hash," pekik Altharazka dengan nada suara rendah. Kesal ketika Bu Heny melemparkan kapur ke arahnya.

Alone yang duduk di belakang Altharazka juga kaget karena tidak menyangka Bu Heny akan melemparkan kapur ke arah Altharazka. Rasanya baru hari pertama masuk sekolah, sudah banyak drama hari ini.

"Altharazka! Kamu ke sekolah untuk belajar dan menuntut ilmu atau untuk bermalas-malasan?" tanya Bu Heny.

Sangat wajar jika Bu Heny menjadi marah. Siswanya itu sudah berangkat terlambat, ketika di dalam kelas tidak menunjukkan sikap siap belajar. Justru terlihat malas dan ogah-ogahan. Tidak hanya itu, Altharazka pun terlihat tidak fokus sama sekali.

"Datang ke sekolah terlambat, seragam kamu sangat tidak rapi, rambut acak-acakan, dan sekarang di kelas sama sekali tidak fokus! Mau kamu apa sebenarnya, Altharazka? Jika memang tidak berniat untuk sekolah, sebaiknya tidak usah ke sekolah. Buat surat pengunduran diri saja. Kamu sudah kelas 12, Ujian Nasional sudah di depan mata. Namun, malas terlihat ogah-ogahan."

Bentakan Bu Heny sudah tidak bisa dibendung lagi. Begitu kesal dengan satu muridnya yang membuatnya sakit kepala. Sementara Altharazka sendiri justru bersikap santai, dan seolah-olah masa bodoh. Bu Heny sampai geleng-geleng kepala karenanya.

"Ibu akan berikan PR, kalian kerjakan berdua-dua. Deret depan dan deret belakang. Jadi, kamu Altharazka akan mengerjakan dengan Alona. Alona, pastikan Altharazka terlihat untuk mengerjaka. Jika tidak, tidak perlu mencantumkan namanya," ucap Bu Heny.

Alona menganggukkan kepalanya. Kendati demikian, dia sebenarnya tidak suka satu kelompok dengan Altharazka. Dengan sikapnya yang ogah-ogahan seperti ini, rasanya tidak mungkin bagi Altharazka untuk mengerjakan

"Untuk kalian semua, tolong dengarkan saya. Waktu di kelas 12, tidak boleh kalian anggap main-main. Sekali gagal, ya kalian akan gagal. Bukan lantaran lulus dan tidak lulus, tapi masa di SMA amat berharga, sayang jika kalian lewatkan begitu saja," pesan dari Bu Heny untuk seluruh siswa di kelas.

Altharazka tidak bereaksi apa pun. Pemuda itu hanya diam, otaknya merespons ucapan dan nasihat dari gurunya pun tidak. Bagaimana lagi, Altharazka sama sekali tidak tertarik dengan pelajaran, nilai, bahkan ujian nasional. Jika ada yang Altharazka gemari dan membuatnya tertarik itu hanyalah dunia racing dan balap. Selain itu tidak ada lagi yang bisa membuat Altharazka tertarik. Masa bodoh dengan sekolah, nilai, dan pelajaran. Yang penting dia tidak ada di rumah saja. Sebatas mencari kesibukan.

Terpopuler

Comments

abdan syakura

abdan syakura

Nulisny pk kapur ato spidol ya kak?
🤔🤭

2023-05-03

0

sella surya amanda

sella surya amanda

lanjut

2023-04-30

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!