3

9 tahun yang lalu

Siang itu, Marsya duduk di lobi kampus. Dengan senang dan perasaan exciting dia mengeluarkan kotak bekal dari dalam tasnya. Kotak bekal yang rencananya ingin dia berikan pada Daniel. Ya, Marsya sedang menunggu Daniel untuk mengantarnya pulang.

Kuliah mereka baru menginjak semester 3. Marsya dan Daniel semakin terlihat tak terpisahkan. Di tengah kesibukannya bekerja di kantor papanya sepulang kuliah, dia tidak pernah absen mengantar jemput Marsya. Sesekali Marsya diajak mampir ke kantornya. Bahkan Marsya dan Daniel sudah saling mengenal orang tua mereka.

Kedua orang tua Daniel selalu menyambut Marsya dengan senang hati. Bagaimana tidak, berkat Marsya lah akhirnya Daniel mau kuliah. Mama Daniel sudah menganggap Marsya seperti anak kandungnya sendiri. Terlebih karena bakat memasak Marsya, mama Daniel sangat senang setiap kali Marsya datang dengan membawa makanan buatannya.

Sedangkan Marsya hanya tinggal bertiga dengan papa dan adiknya, Muthia. Hal itu yang membuatnya merasa hangat setiap kali dipeluk dan dimanjakan oleh Feni, mama Daniel. Mama kandungnya sudah meninggal sejak Marsya berumur 10tahun. tepatnya 2tahun setelah Muthia lahir. Keadaan itu yang memaksanya menjadi dewasa sebelum waktunya untuk merawat adiknya yang tidak pernah merasakan kasih sayang ibunya.

Papa Marsya, Rudianto Firdaus, menjalankan bisnis restoran ayam bakar yang cukup terkenal. Daniel adalah salah satu pelanggan VIP restorannya. Daniel seringkali melakukan rapat dengan klien di restoran tersebut. Dan membuat kedekatannya dengan pak Rudi, calon papa mertuanya, terjalin mulus.

Sedangkan Sarah hanya butuh waktu 6bulan untuk menaklukkan Fajar, ketua organisasi Mahasiswa. kecantikan dan gayanya yang sosialita, serta pacarnya yang seorang aktifis kampus, seolah mematenkan popularitas Sarah di kampus. Meskipun begitu, sebagai sahabat Sarah, Marsya kurang menyukai Fajar. Di matanya, Fajar seperti tidak tulus mencintai Sarah. Berbeda dari Sarah yang sangat mencintai laki-laki itu, hingga rela memberinya apapun.

"Sya.. " sapa seorang laki-laki., membuyarkan lamunan Marsya.

Marsya mendongkakkan kepalanya dengan enggan. Dia tahu itu bukan suara Daniel.

"Kamu belum pulang? Mau aku antar?" Laki-laki itu adalah Kevin. Anak teman papanya yang kebetulan juga kuliah di kampus yang sama.

"oh Kevin. Ga usah repot-repot.. Aku lagi nunggu Daniel kok. Kamu duluan aja." jawab Marsya.

"Marsya aku yang anter pulang." tiba-tiba Daniel datang entah dari mana, mengejutkan Marsya. Dan membuat Kevin langsung pamit menghindari mereka berdua.

"Kamu kok lama dari mana aja sih?"

"Maaf sayang.. aku tadi lagi pup." Daniel menyeringai sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Kita mampir ke kantorku dulu mau kan?"

Marsya mengangguk.

Dia mengikuti Daniel yang menggandeng tangannya menuju parkiran mobil Daniel.

"Kamu belum makan siang kan? aku cuma bawa siomay ini. Pasti ga kenyang kalau cuma makan siomay." kata Marsya setelah mereka sampai di kantor Daniel.

"siomay buatan kamu itu yang paling enak yang pernah kumakan sayang. Semuanya buat aku ya?" Daniel menatap kotak bekal yang dibawa Marsya dengan mata berbinar.

"Kamu makan siangnya aku pesenin nasi padang aja ya.. biar kusuruh OB yang belikan di depan kantor sana."

"Iya.. asal kamu juga harus makan nasi. Siomay gini doang mana kenyang."

Tak lama, Daniel segera menugaskan OB untuk membeli 2 bungkus nasi Padang.

"Sejak kenal sama kamu aku makin gendut nih.. Liat nih perutku, pipiku, " ucap Daniel dengan nada manja, sambil pura-pura cemberut. "masakan kamu selalu enak. Aku ketagihan sayang. Nanti kalau kita nikah trus perutku buncit, jangan jijik ya.. itu salah kamu."

Marsya tergelak.

"Biarin aja kamu buncit. Biar ga ada cewe lain yang naksir kamu." Marsya menangkup wajah Daniel dengan kedua tangannya.

Daniel membisu. Menatap lekat wajah Marsya, dan membuat Marsya salah tingkah. Pipinya seketika bersemu merah. Dia hendak melepaskan tangannya dari wajah Daniel, tapi dengan cepat ditahan Daniel.

Perlahan Daniel semakin mendekatkan wajahnya. Menempelkan keningnya pada kening Marsya. Tangannya membelai sebelah pipi Marsya, dan tangan yang sebelah menarik tengkuk leher Marsya perlahan sehingga membuat bibir mereka bersentuhan. Daniel mengecup bibir Marsya.

"Aku sangat mencintaimu, Sya.. " bisiknya. Sedetik kemudian dia ******* dengan lembut bibir Marsya. Lama dan dalam. Lalu menarik tubuh Marsya dan memeluknya erat.

Itulah ciuman pertama mereka. Marsya membenamkan wajahnya di dada bidang Daniel. Entah kenapa, dia begitu nyaman berada di pelukan Daniel. Lirih, tapi terdengar jelas oleh Daniel, "Aku juga sangat mencintaimu.."

Terpopuler

Comments

Alma Idah

Alma Idah

aku syuka karyamu thor, jelas dan tidak bertele2🤗

2022-03-15

0

Alma Idah

Alma Idah

aku syuka karyamu thor, jelas dan tidak bertele2🤗

2022-03-15

0

Alma Idah

Alma Idah

aku syuka karyamu thor, jelas dan tidak bertele2🤗

2022-03-15

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!