Kami sampai di padang rumput yang luas di luar hutan Argamir, karna ada banyak monster di hutan mereka terus memacu kereta kuda itu sepanjang malam dan baru berhenti beberapa jam yang lalu untuk beristirahat.
"......"
Thomas dan Ninda sudah bangun dan pergi pagi-pagi sekali untuk menemui petualang yang bertugas mengawal kereta.
sebenarnya mereka berdua tidak bisa tidur nyenyak karena masih kawatir, sehingga mereka meminta saran pada petualang senior di yang menjalankan misi pengawalan.
Sedangkan Lidya yang sangat polos juga masih tertidur pulas dengan tubuhnya yang duduk bersandar di pojokan.
"Ahh selamat pagi, heh..?"
Lidya terbangun dan terkejut, karna Antonio tertidur dengan kepala di pangkuannya.
Tapi dia tidak membangunkanya dan hanya menatap Antonio yang sedang tidur dengan air liur menetes di pangkuanya.
"zzZ..zzZ..zZ"
Antonio membuka mata dan mulai sadar menoleh ke atas dan melihat wajah Lidya yang manis dan memerah di pagi hari..
"Hmm.. ternyata aku masih bermimpi"
"zzZ..zZZ.."
"Hei jangan tidur lagi, cepat bangun kamu sudah membuka mata tadi.."
"Maaf Lidya.."
"Ya ampun kamu mengotori celanaku"
"......"
____________________________________________________________________________________
"Apa?! kalian akan berburu undead di reruntuhan kota Traimar kuno.?!"
"Itu sangat berbahaya."
Para petualang dari kelompok pengawal rombongan kereta cukup terkejut saat Ninda dan Thomas memberi tahu tentang niat mereka.
"Kalian sangat berani sekali, bahkan tidak ada priest di antara kalian itu akan sangat berisiko"
"Untuk itulah kami meminta saran pada kalian."
Ninda mengatakan itu karena cukup kawatir dan seorang petualang di sana menjawabnya.
"Hanya Eredan Petualangan tingkat perak di antara kami dan dia pernah kesana."
"Ya, aku pernah kesana bersama petualang manusia dan panahku tidak terlalu bisa di andalkan di sana, hanya priest dan petualang dengan kapak, pedang dan gada yang bisa menghancurkan banyak undead seperti skeleton."
"Antonio juga bilang begitu tapi..."
"Hm.. apa dia petualang manusia itu."
"Benar, dia yang mengambil quest berburu skeleton dan kami hanya bergabung dengannya."
"Jadi apa dia akan melakukan quest itu sendiri sebelumnya."
"Ya, seperti itulah."
"Apa sendirian."
"Bahkan kelompok kami yang beranggotakan 7 orang akan berpikir dua kali untuk melakukannya"
"Aku tidak bisa memberi banyak saran, tapi sebaiknya kalian jangan pernah masuk ke pusat kota, karena di sana ada ratusan undead yang akan mengroyok kalian dan juga ada lich yang sangat kuat di tempat itu, jadi berhati-hatilah."
"Baiklah kami akan mengingatnya."
"Kami pergi dulu sepertinya Antonio sudah bangun."
>>>>>>>
Setelah sarapan Antonio dan ketiga Elf ituberpamitan dengan tuan Teanir dan Rombongan kereta yang lain, kelompok Antonio akan berangkat melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki ke arah timur menuju reruntuhan kota Traimar.
"Eredan apa menurutmu mereka akan baik-baik saja."
"Entahlah tempat itu sangat berbahaya, tapi aku sedikit penasaran dengan manusia itu."
Eredan berpikir manusia itu berani ke tempat berbahaya sendirian, jadi mungkin dia itu benar-benar kuat atau sangat bodoh, kalau mereka bisa menyelesaikan quest itu dan kembali dengan selamat, berarti aku tidak bisa lagi meremehkan manusia itu.
"Sebaiknya kita tidak terlalu berharap banyak, itu bukan tempat di mana kita bisa bersantai walaupun cuma sebentar."
"Jadi begitu mungkin mereka akan segera mati."
"Ku harap tidak, tapi kita tidak bisa berbuat apa-apa pada mereka, petualang adalah pekerjaan yang menantang bahaya dan sangat beresiko "
____________________________________________________________________________
Setelah berjalan seharian penuh kelompok Antonio bisa melihat reruntuhan bekas kota Traimar kuno yang di tinggalkan.
Antonio terlihat akan mendirikan kemah di tempat yang cukup jauh dari reruntuhan kota besar itu, karena akan sangat berbahaya jika terlalu dekat dengan tempat itu pada malam hari, undead bisa datang kapan saja saat mereka sedang beristirahat.
Saatnya untuk menguji tenda sihir yang aku beli seharga 38 koin emas.
Antonio mengeluarkan tenda itu dari dalam tas sihirnya dan merakitnya sampai akhirnya tenda itu berdiri.
Lebih mudah dari perkiraanku, tapi ukuran tenda itu sangat kecil hanya selebar 1,5 meter panjang 2 meter dan tinggi 1,6 meter.
"......."
Para Elf yang bersama Antonio melihat tenda itu dengan wajah datar, karena sebelumnya Antonio bilang akan menyiapkan tenda yang nyaman untuk mereka semua.
"Sepertinya itu terlalu kecil"
"Antonio apakah itu tenda yang kamu siapkan untuk kita"
"Ya.."
"Sepertinya itu hanya cukup untuk berbaring satu orang."
"Kalian tenang saja di dalamnya lebih luas dari yang kalian pikirkan."
Antonio mengulurkan tangannya ke depan dan mengucapkan mantra sederhana untuk tenda itu.
"Magic tent dimension..."
Tenda di depan Antonio mengeluarkan cahaya terang kemudian meredup dan kemudian cahaya itu menghilang, sepertinya sudah selesai ukuran luar tenda itu sama sekali tidak berubah..
"Apa itu tadi.?"
"Apakah tenda itu sebuah item magic.?"
Lidya dan Thomas bertanya karena baru menyadari kalau itu sebuah item sihir.
"ya.. ayo kita masuk."
mereka masuk kedalam dan bagian dalam tenda itu cukup luas sekitar 10x15 meter dan Antonio berpikir mungkin terlalu luas untuk kami berempat, tapi itu cukup nyaman dengan lantai yang seperti karpet.
Sayangnya tenda ini tidak bisa menyimpan barang terlalu lama seperti tas sihir. Barang yang disimpan di dalam tenda ini tidak akan ikut menghilang saat magic tenda dimensi di nonaktifkan.
Antonio meletakan lampu crystal sihir ukuran besar seharga 6 gold di tengah bagian atas tenda, sebagai peneranganya, Antonio memilih lampu sihir karena lebih praktis dan bisa bersinar terus tanpa minyak ataupun listrik..
"Wah.. ini sangat luar biasa."
"Apakah kita akan tidur di sini malam ini.."
Lidya dan Ninda cukup kagum dengan tenda itu sehingga berkomentar dan Antonio menjawabnya.
"Ya tentu saja kita bisa beristirahat dengan nyaman sekarang."
Antonio mengatakan itu dan Thomas kemudian bertanya.
"Tapi dari mana kamu mendapatkan tenda ini, bukankah tenda seperti ini hanya di pakai bangsawan saat berpergian jauh atau sebagai post pusat komando saat berperang, jangan bilang kamu membelinya, karena ini sangat mahal."
"Ya Thomas aku membelinya seharga 38 emas kemaren di toko sihir."
Thomas merasa kalau sebenarnya Antonio adalah orang yang cukup kaya tapi entah kenapa Antonio selalu bersikap akrab dan biasa pada petualang lain seperti Thomas.
"Sekarang bagaimana kalau kita menyiapkan makan malam."
Antonio mengusulkan hal itu dan kemudian Thomas menjawabnya.
"baiklah kami juga sudah menyiapkan beberapa bekal untuk kami sendiri.."
Para Elf kemudian duduk dan mengeluarkan roti gandum, kacang dan buah-buahan tapi Antonio terlihat mengeluarkan kompor, penggorengan dan peralatan memasak serta sayuran mentah dan bumbu-bumbu dapur.
"......"
"Antonio apa yang kamu lakukan, apa kamu akan memasak"
Lidya dengan penasaran bertanya pada Antonio dan Antonio langsung menjawabnya.
"Kenapa, aku cukup hebat dalam hal itu."
"Em.. tidak papa tapi kenapa tas mu bisa memuat semua peralatan ini, jangan bilang itu tas sihir juga."
Lidya bertanya kemudian Thomas menambahinya.
"Tapi tas sihir harganya ratusan koin emas dan petualang seperti kita hanya bisa bermimpi untuk mendapatkan tas seperti itu jadi tidak sangat tinggi muni.."
"Ya ini tas sihir."
Tapi Antonio langsung menjawabnya membuat Ninda dan Thomas kembali menatap Antonio dengan datar.
"....."
Antonio mulai memotong sayuran dengan kecepatan yang luar biasa dan para Elf melihatnya dengan kagum ternyata benar Antonio memiliki kemampuan memasak yang sangat hebat.
"Wah..?"
"Antonio darimana kamu belajar memasak seperti itu, kelihatan kamu sangat terampil menggunakan pisau itu"
"Benar, aku belum pernah melihat orang bisa memotong sayuran seperti itu"
mereka bertanya dan Antonio kemudian menjawabnya.
"Aku belajar saat aku masih di sekolah, saat itu aku melakukan pekerjaan sambilan di sebuah restoran, setelah lulus sekolah aku juga pernah memiliki sebuah restoran"
"Antonio kenapa kamu memilih menjadi petualang, bukankah kamu cukup kaya karena bisa membeli peralatan sihir dan kaum punya keahlian seperti ini serta bahkan juga pernah bersekolah."
"Saat aku sampai di tempat ini aku ingin menjalani kehidupan baru yang berbeda dan kupikir menjadi petualang sangat seru dan menantang jadi aku memilihnya"
Antonio menjawab Ninda yang bertanya membuat Ninda merasa cukup heran kenapa Antonio malah memilih menjadi petualang.
"....."
"Sebentar lagi makananya siap.."
Antonio membuat beberapa makanan dari menu-menu vegetarian di restoran yang Antonio ketahui dan para Elf melihatnya sambil menelan ludah.
"Wah.. itu terlihat sangat enak.."
Lidya menatap masakan Antonio sambil karena di bandingkan dengan roti gandum yang hambar dan beberapa makanan yang mereka bawa, itu sangat jauh berbeda dari masakan restoran yang Antonio buat dan bahkan Antonio juga menyajikan Anggur mahal yang dia dapatkan dari Tuan Teanir.
"Baiklah silahkan di nikmati."
"Apa kami boleh memakanya juga."
"Tentu saja Ninda aku membuatnya khusus untuk kita semua jadi makanlah."
"Terima kasih."
"Selamat makan."
Mereka makan dengan lahap beberapa menu buatan Antonio dan tidak menyisakanya sedikipun.
"Ini sangat enak, aku tidak percaya bisa menikmati makanan selezat ini di tempat seperti ini"
"Antonio kamu yang terbaik sekarang aku tidak menyesal datang kemari."
"Ya tidak masalah lagi pula besok kita akan bekerja keras."
_________________________________________________
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 360 Episodes
Comments
tukang nikung
lanjutkan aksimu
2024-04-18
0
John Singgih
malam itu Antonio memasak untuk teman-temannya semoga itu bukan yang terakhir kalinya
2022-02-09
0
John Singgih
dia bohong kepergiannya karena ia kecewa karena selalu ditipu
2022-02-09
0