Dikunci Di Toilet

Perundungan yang aku alami tidak berhenti sampai disitu saja, entah salahku apa? sehingga banyak teman jadi banyak yang terhasud melalui omongannya Aditya dan Cici.Yang dulu pernah dekat denganku pun menjadi ikut menjauh.

Cerita selanjutnya adalah hari ini, pelajaran penjaskes bagian praktek dilapangan, biasanya jadwal praktek penjaskes atau pelajaran olahraga itu dijam ketiga atau keempat. Jadi, kita pun selalu membawa baju ganti olahraga dan ruang gantinya berada di toilet sekolah satu-persatu secara bergantian.

Karena aku ganti pakaiannya agak sedikit lelet dan terlalu santai makanya aku memilih waktu ganti pakaian itu belakangan saja setelah yang lain selesai baru nanti giliran aku.

Sikap teman yang lain sebelum aku berganti pakaian biasa saja tidak ada yang aneh.Namun, begitu aku masuk ke toilet sekolah untuk berganti pakaian, suasana pun jadi tampak hening dan sepi, bayangin deh syutingnya film horor gimana heningnya.

Seingat aku, Lina pada waktu itu tidak masuk sekolah karena izin mau keluar kota ada acara keluarga katanya.Otomatis dong aku sendirian jadi sasaran empuk para perundung.Aku harus kuat menghadapi para gempuran perundung itu sendirian.Ada sih sebagian yang tidak ikut-ikutan dan malah mendukung aku.Tapi aku tidak dekat dengan mereka, karena aku takut, jika aku bicara yang bukan-bukan mereka malah menjadi mengadu domba.Bisa ribet urusannya jadi aku cuek saja tidak menghiraukan.

Aku sudah berganti baju, tepatnya di toilet yang dekat dengan warung Bi Imas, istrinya penjaga sekolah.

Ketika aku akan keluar dari toilet itu, dan aku berusaha membuka gagang pintu kok susah banget terbuka pintunya.Sekuat tenaga pun aku tidak bisa membuka pintu itu.Akhirnya, aku teriak berusaha mencari pertolongan sambil menggedor-gedorkan pintu toilet itu.

"Tolong....buka pintunya, siapapun yang diluar tolong buka pintunya aku mohon!!" teriak aku sambil terus menggedor-gedor pintu.

Brak...brak...

Aku terus saja teriak seperti itu berulang kali hingga ada yang melewati ke arah toilet itu dan mungkin dia mendengar teriakanku yang memilukan itu.

Srak..srak..

Terdengar seperti orang sedang menyapu, suaranya perempuan sudah agak sepuh merespon teriakanku.

"Halo, apa ada orang didalam?"

Aku pun langsung menjawab pertanyaan perempuan paruh baya sudah agak sepuh itu.

"Tolong aku, aku terkunci didalam, namaku Amanda kelas X ips, yang diluar Bi Imas bukan?"

"Ya Alloh neng, kenapa bisa terkunci ditoilet? Sebentar ya bibi ambil dulu kuncinya ya."

"Iya bi."

Bi Imas pun berbalik arah menuju warungnya untuk mengambil kunci, tiga puluh detik kemudian,Bi Imas kembali lagi menuju toilet tadi untuk membuka pintu yang terkunci itu.

Ceklek

"Hmmmp...hhh, terima kasih Bi sudah bantu bukain pintu." ucapku sambil nafasnya terengah-engah mungkin terlalu lama didalam toilet dan dalam keadaan bau.

"Hoooeeekk..." aku pun lalu muntah masih sekitar situ juga lalu beberapa menit kemudian aku pingsan tak sadarkan diri.

Bi Imas yang masih disana panik sekali, secara kebetulan ada kakak kelas perempuan menuju toilet, tapi karena melihat kejadian ini, kakak kelas itu pun langsung berlari mencari bantuan ke ruang uks dan lapor ke guru bidang kesiswaan bahwa ada siswa yang pingsan di toilet.

Beberapa menit kemudian, siswa anggota pmr dari tempat ruang uks pun datang juga guru bidang kesiswaan tak lupa juga para siswa yang berjubel penasaran ingin menyaksikan yang pingsan itu dibawa ke uks.

"Buat anggota pmr, coba gotong anak ini menuju ruang uks." ucap guru bidang kesiswaan.

"Baik pak, kami sudah membawa tandu dan akan segera kami gotong ke ruang uks." jawab salah satu anggota pmr itu.

"Para siswa silahkan membubarkan diri menuju ke kelas masing-masing kembali." ucap Bapak Guru bidang kesiswaan itu.

Satu-persatu para siswa pun membubarkan diri dan kembali belajar ke kelasnya masing-masing hingga selesai jam pulang pun tiba.

Aku yang saat itu masih berada di ruang uks, merasa masih berat kepala rasanya masih kleyengan meskipun sudah dibalur minyak kayu putih dan minum air teh manis.

Tidak ada yang menemani waktu itu rasanya sedih sekali, aku tidak begitu penting dimata mereka dan merasa terabaikan dan bahkan mungkin tidak dianggap sama sekali.

Aku mencoba sabar dan aku pun mencoba beristirahat dengan tidur di ruang uks berharap pusingnya reda.Hingga pada akhirnya, datanglah seorang walikelas menuju ke ruang uks untuk memberikan pinjaman handphone biar bisa mengabari orang rumah untuk segera menjemput aku di sekolah.

Guru walikelas itu pun bertanya sedikit tentang aku yang terjebak di toilet tadi.

"Neng, ibu boleh tanya sesuatu?" tanya Ibu walikelasku itu.

"Iya bu boleh, mau bertanya apa ya?" tanyaku penasaran.

"Kalau boleh tahu, neng tadi sedang ngapain sampai terjebak ditoilet? Coba cerita ke ibu ya." Ibu Walikelas itu sepertinya telah siap mendengar ceritaku dan keluh kesahku.

"Saya cerita sedikit boleh ya bu." ucapku mendadak semangat akhirnya ada yang mau mendengarkan segala Unek-unek aku selama ini.

"Tentu boleh neng, silahkan mau bercerita apa?ibu siap mendengarkan." ucap walikelasku itu.

"Begini bu, saya kan tadi habis ganti baju olahraga kan, sudah jamnya olahraga saya pun berganti pakaian olahraga.Pas awal sih biasa ya masih terbuka sedikit pintunya, kenapa pas saya selesai ganti baju pintunya semakin menutup rapat, aku gedor-gedor tidak kunjung terbuka pintunya, gagang pintu pun sulit membuka pintu."

"Saya tidak menuduh siapa-siapa, karena saya tidak punya bukti yang kuat dan waktu ditempat kejadian sedang tidak ada orang juga untuk dijadikan saksi." lanjutku lagi sampai menitikan air mata melihat kejadian tadi.

"Ya sudah neng gak usah nangis ya, kan sebentar lagi Ibu eh neng manggilnya mamah ya? segera kesini sebentar lagi." ucap walikelasku itu menenangkan.

"Jangan lupa obatnya diminum, perbanyak minum air putih dan makan yang mengandung zat besi." ucap walikelasku lagi sampai memberikan sedikit perhatian untukku.

"Iya bu terimakasih banyak atas perhatiannya."

Beberapa menit kemudian, mamahku datang juga dan terus menghampiri aku yang sedang terbaring lemah di tempat tidur ruang uks.Mamahku pun syock begitu melihat keadaanku.

"Neng, kenapa jadi begini? Ada apa sebenarnya? Coba cerita nanti dirumah ya." tanya mamahku  seperti seorang wartawan dengan banyaknya pertanyaan yang membuatku pusing menjawabnya.

"Iya mah, nanti neng cerita di rumah, neng sekarang mau pulang tapi masih gak kuat mah, terus itu sepeda siapa yang bawa?" ucapku kepada mamah.

"Lagi sakit begini, kamu masih kepikiran sepeda, sudah gak apa-apa atuh semalaman mah nginap dulu disekolah." ucap mamahku dengan sedikit bernada tinggi.

"Iya mah kalau gitu." ucapku sambil menunduk karena aku tahu jika nada bicara mamah sudah tinggi pasti nanti akan marah-marah.

Tiba-tiba walikelas pun ikut berbicara diantara kami.

"Jangan khawatir, sepedanya biar keamanan sekolah yang membawakan menuju rumah ya, ibu minta alamat lengkapnya saja coba tulis dikertas ini." ucap walikelasku sambil menyodorkan selembar kertas beserta pulpennya.

Lalu aku segera menulis alamat rumahku dengan lengkap.

"Kalau begitu, saya izin pamit ya bu, ini anaknya mau saya bawa kerumah."

"Di rumah sedang tidak ada orang, mana jualan saya tinggal tadi saking paniknya." lanjut ibuku lagi.

"Oh iya gak apa-apa, silahkan ya bu,dan biar saya bantu antarkan sampai ke depan gerbang sampai Ibu naik angkutan." pinta walikelasku itu.

Akhirnya, aku pun dipapah dengan bantuan mamah dan juga Ibu walikelas menuju ke depan gerbang hingga aku dan mamahku naik angkot.

Episodes
1 Awal Mula Dibully
2 Dijemput Lina
3 Di Interogasi Guru Konseling
4 Dibully Lagi
5 Dikunci Di Toilet
6 Lina Kaget
7 Mamahku Kepo
8 Dapat Orderan
9 Pingsan
10 Acara Hardiknas
11 Ulangan Bulanan
12 Pembagian Hasil Ulangan
13 Kedatangan Siswa Baru
14 Deva Lupa Arah
15 Belajar Silat Di Perguruan Silat Kakek Deva
16 Amanda Pulang dari Perguruan Silat Deva
17 Curhat dengan Keluarga
18 Sudah Jarang DiBully Lagi
19 Pembagian Kelompok
20 Ketahuan Mamah Diantar Teman Cowok
21 Mulai Diskusi
22 Makan Diluar
23 Pulang
24 Pabrik Kebakaran
25 Penampilan Baru Amanda
26 Terpesona Pada Pandangan Pertama
27 Aditya dan Cici Julid Lagi
28 Curhat Dengan Deva
29 Diomelin Mamah
30 Dijenguk Teman
31 Amanda Mulai Sekolah Lagi
32 Mencari Tanaman
33 Pengumpulan Tugas
34 Tugas Membuat Artikel
35 Pengumpulan Tugas Artikel
36 Renang
37 Sampai Menuju Rumah
38 Ulangan Semester Kenaikan Kelas
39 Ayah Aditya Meninggal Dunia
40 Libur Sekolah
41 Deva ke rumah
42 Mulai Sekolah Lagi
43 Pulang Bareng Deva
44 Mantan Deva Muncul Kembali
45 Amanda Mulai Curiga
46 Salah Paham
47 Lowongan Kerja Untuk Ayahnya Lina
48 Memberitahu Lina
49 Memberitahu ayahnya Lina ada pekerjaan baru
50 Pamannya Amanda pamit pulang
51 Lina Sakit
52 Amanda Menjenguk Lina
53 Amanda Telah Sampai di rumah Lina
54 Lina Bangun Tidur
55 Lina sudah sembuh
56 Deva Nembak Amanda
57 Deva menunggu jawaban dari Amanda
Episodes

Updated 57 Episodes

1
Awal Mula Dibully
2
Dijemput Lina
3
Di Interogasi Guru Konseling
4
Dibully Lagi
5
Dikunci Di Toilet
6
Lina Kaget
7
Mamahku Kepo
8
Dapat Orderan
9
Pingsan
10
Acara Hardiknas
11
Ulangan Bulanan
12
Pembagian Hasil Ulangan
13
Kedatangan Siswa Baru
14
Deva Lupa Arah
15
Belajar Silat Di Perguruan Silat Kakek Deva
16
Amanda Pulang dari Perguruan Silat Deva
17
Curhat dengan Keluarga
18
Sudah Jarang DiBully Lagi
19
Pembagian Kelompok
20
Ketahuan Mamah Diantar Teman Cowok
21
Mulai Diskusi
22
Makan Diluar
23
Pulang
24
Pabrik Kebakaran
25
Penampilan Baru Amanda
26
Terpesona Pada Pandangan Pertama
27
Aditya dan Cici Julid Lagi
28
Curhat Dengan Deva
29
Diomelin Mamah
30
Dijenguk Teman
31
Amanda Mulai Sekolah Lagi
32
Mencari Tanaman
33
Pengumpulan Tugas
34
Tugas Membuat Artikel
35
Pengumpulan Tugas Artikel
36
Renang
37
Sampai Menuju Rumah
38
Ulangan Semester Kenaikan Kelas
39
Ayah Aditya Meninggal Dunia
40
Libur Sekolah
41
Deva ke rumah
42
Mulai Sekolah Lagi
43
Pulang Bareng Deva
44
Mantan Deva Muncul Kembali
45
Amanda Mulai Curiga
46
Salah Paham
47
Lowongan Kerja Untuk Ayahnya Lina
48
Memberitahu Lina
49
Memberitahu ayahnya Lina ada pekerjaan baru
50
Pamannya Amanda pamit pulang
51
Lina Sakit
52
Amanda Menjenguk Lina
53
Amanda Telah Sampai di rumah Lina
54
Lina Bangun Tidur
55
Lina sudah sembuh
56
Deva Nembak Amanda
57
Deva menunggu jawaban dari Amanda

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!