Pilihan Yang Sulit

"A-apaa?! Pe-pengantin pengganti?" pekik Tiana terbata. Ia sangat syok mendengarnya.

"Iya, pengantin pengganti. Kamu harus bertanggung jawab karena sudah membiarkan Kania pergi dari sini. Sehingga sebagai gantinya kamu harus bersedia menjadi pengantin palsu bagi calon suaminya nanti!" tandas Nadia. Sembari melipat tangan, wanita itu menatapnya sinis.

"Duh ... bagaimana ini? Apa Nyonya Nadia sudah gila? Bagaimana bisa aku menjadi pengantin palsu yang akan menggantikan Non Kania besok?" batin Tiana resah.

"Ta-tapi, Nyonya--"

Belum sempat Tiana bersuara, Nadia kembali menyelanya. "Begini saja Tiana. Mari kita membuat sebuah kesepakatan dan bekerjasama untuk melakukan semua ini," tawar Nadia. Wanita paruh baya itu mulai berjalan mendekat ke arah dirinya.

Dengan raut wajah yang tampak bimbang dan kebingungan gadis itu masih belum bisa mencerna apa maksud dari perkataan wanita itu.

"Sebentar, Nyonya! Sungguh saya tidak mengerti apa maksud Nyonya."

"Ok, biar aku jelaskan. Jadi begini, Tiana. Akan aku beri kamu dua pilihan." Nadia mulai berjalan mengitari Tiana yang masih tampak kebingungan diam mematung di tempatnya.

"Pilihan pertama kamu harus mau menjadi pengantin pengganti untuk anakku Kania, dengan imbalan aku akan memberimu uang 10 juta. Bukankah kamu sedang sangat membutuhkan uang itu?" Nadia menghentikan langkahnya, ia kini berdiri tepat di hadapan gadis itu. Sembari tersenyum miring ia menatap wajah gadis itu dalam.

Degg!

Raut wajah Tiana tampak terkejut ketika mendengar ucapan dari wanita tersebut. Dalam hatinya pun berkata, "Dari mana Nyonya Nadia bisa tahu soal uang 10 juta itu?"

"Dan pilihan kedua, jika kamu tidak bersedia menggantikan Kania duduk di pelaminan besok. Maka dengan terpaksa kamu akan langsung dipecat dari sini tanpa uang pesangon se-pe-ser pun. Dengan begitu kamu tidak bisa membawa ibumu untuk pergi ke dokter, bukan?" lanjut Nadia sembari tersenyum smirk. Wanita itu seolah kini sedang memberikan ancaman padanya.

Tiana langsung mendongak, menatap wanita paruh baya itu dengan keheranan. Bagaiman bisa majikannya ini bisa tau soal semua itu?

"Hahaha ... dia pasti kaget. Bagaimana aku bisa mengetahui semua itu," batin Nadia. "Dia tidak tau aja, kalau dulu aku sempat menguping pembicaraannya di dapur dulu."

"Kenapa kamu kaget, kan? Bagaimana aku bisa tau soal semua permasalahanmu itu? Sudahlah itu tidak penting. Yang terpenting sekarang semua keputusan ada di tangan kamu."

"Ya Allah ... bagaiman ini? Masa aku harus menerima tawaran Nyonya Nadia menjadi pengantin palsu untuk menggantikan Nona Kania sih? Tapi ... jika aku menolaknya aku akan langsung dipecat dari sini. Terus bagaimana cara aku mendapatkan uang untuk membiayai pengobatan ibu nanti?" ujar Tiana membatin. Terlihat jelas kalau gadis itu kini sedang merasa kebingungan dan bimbang untuk mengambil keputusan.

"Kamu itu seharusnya bersyukur karena kami masih mau berbaik hati kepadamu. Sehingga kami menawarkan kerjasama ini kepadamu," sahut Harun yang tiba-tiba ikut bersuara.

Sungguh kali ini gadis itu merasa dilema. Ia bagai memakan buah simalakama saja. Di mana di dalam dua pilihan itu semua mengandung resiko yang sangat besar bagi hidupnya nanti.

Jika dia bersedia menjadi pengantin pengganti, apakah dia tidak akan ketahuan oleh sang calon pengantin prianya nanti? Kalau sampai dia ketahuan bagaimana?

Dan apabila ia menolak tawaran dari majikannya ini, ia akan mencari uang 10 juta itu dari mana?

"Ya Allah ... bagaimana ini? Tolonglah beri hamba petunjuk-Mu!" Doa Tiana membatin.

"Sudahlah, jangan lama-lama mikirnya! Jika kamu tidak mau, juga tidak apa-apa sih. Kami masih bisa mencari orang lain untuk dijadikan pengantin palsu itu," ucap Nadia lagi.

Dengan wajah yang terlihat tegang, keringat dingin mulai bercucuran membasahi dahinya. Tiana kini merasa semakin tertekan. Ia harus segera mengambil keputusan sekarang juga. jika tidak kedua majikannya itu akan menawarkan kerjasama ini dengan orang lain. Setelah itu dirinya juga harus segara angkat kaki dari rumah besar tersebut. Lalu hilangkan sudah harapannya untuk bisa mendapatkan uang 10 juta itu.

Tiba-tiba Harun bangkit dari tempat duduknya. Lalu ia berjalan mendekati istrinya. Kemudian sembari menepuk bahu Nadia dari belakang ia pun berkata, "Sudahlah, Mah! Kita jangan memaksanya lagi. Mungkin dia tidak mau. Sebaiknya kita cari orang lain saja sekarang!"

Sembari merangkul pundak istrinya, kedua orang itu mulai bergerak membalikkan badan dan ingin pergi meninggalkan gadis itu. Sehingga membuat Tiana yang melihatnya menjadi semakin panik dan juga gugup saja.

Lalu dengan segera pada akhirnya ia pun berkata, "Baiklah, Nyonya, Tuan. Saya bersedia."

Terpopuler

Comments

Vincar

Vincar

dia pasti indigo

2023-05-06

1

Vincar

Vincar

waduh pilihan kedua gak adil...

2023-05-06

1

lil'sky

lil'sky

halo kak! Semangat terus nulis novelnya~

2023-04-29

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!