Kamu Sebagai Penggantinya

Seketika itu semua orang yang sedang berada di ruang itu langsung tercengang dan juga kebingungan saat mendengar ucapan pria itu. Namun, mereka semua masih tetap terdiam seribu bahasa tidak berani bersuara.

Sedangkan Tiana masih berdiri mematung. Ia merasa sangat syok dan tidak pernah mengira kalau sang majikannya ini akan berkata seperti itu.

Suasana di dalam ruangan itu terasa sangat mencekam dan menegangkan. Baik para pekerja ataupun sang majikan sama-sama merasa cemas, panik dan juga kebingungan.

Lalu di tengah-tengah semua ketegangan itu, tiba-tiba saja ponsel yang ada di saku celana laki-laki paruh baya itu bergetar. Sehingga membuat laki-laki itu terlonjak kaget dan juga ketakutan.

Drrttt ... drrttt!

Begitu juga dengan Nadia dan semua orang yang ada di sana langsung tertegun menatapnya.

Lalu dengan sangat gugup, pria berkacamata itu segera mengambil ponselnya dan membaca nama siapa yang tertera di sana.

Wajah laki-laki itu terlihat sangat panik, kedua matanya langsung terbelalak lebar saat ia melihat ada nama seorang pria di sana. Dan nama pria tersebut adalah Jonny Abraham calon besan, yang tidak lain ayah dari David Abraham sang calon pengantin pria yang akan menikah dengan putrinya besok.

"Siapa, Pah?" tanya Nadia penasaran.

"Pak Abraham, Mah," jawabnya.

"Apa?! Pa-pak Abraham?" pekik Diana kaget. "Aduh ... sekarang kita harus bagaimana, Pah?"

"Sudah, Mamah sekarang tenang dulu, jangan ribut! Papah mau menjawab teleponnya dulu. Jadi Mamah diem!" bentaknya kesal.

Wanita yang terlihat sangat panik itu langsung terdiam.

Deg-deg!

Deg-deg!

Dengan jantung yang berdetak sangat kencang, Harun segera mengangkat telepon tersebut.

"Ha-hallo Assalamu'alaikum."

"Wa'alaikumsalam. Hallo Pak Harun. Apakah semua persiapan untuk acara ijab kobulnya besok sudah siap?"

"Mampus! Sekarang aku harus jawab bagaimana?" batin Harun merasa gelisah.

"Hallo, Pak Harun! Apakah Anda masih berada di sana?" Lelaki yang berada di sambungan telepon itu kembali bertanya.

"E-eh iya, Pak. Sudah, semua sudah siap, kok," jawabnya gugup.

"Oh, baguslah. Saya hanya ingin memastikan saja. Kalau begitu sampai ketemu besok. Dan saya tutup dulu ya, Pak. Assalamu'alaikum."

"Wa-waalaikum sa-lam."

"Huff ... hampir saja jantung ini terasa seperti mau copot, Mah," ucap Harun merasa sedikit lega.

"Gimana, Pah? Apakah semua baik-baik saja?" Wanita paruh baya itu menatap khawatir padanya.

"Iya, Mah. Sekarang masih aman. Tapi kalau besok, entahlah Papah juga tidak tau," sahut Harun merasa sedikit frustasi.

"Sekarang kita harus bagaimana, Pah? Kalau keluarga Pak Abraham sampai tau Kania telah melarikan diri, yang ada mereka pasti akan marah besar sama keluarga kita, Pah."

"Iya, bukan cuma kemarah dari keluarga Abraham saja yang harus kita hadapi, Mah! Namun, kita semua pasti akan merasa sangat malu apabila pernikahan anak kita itu sampai dibatalkan."

"Di samping itu juga, jika pernikan itu dibatalkan, kita tidak akan dapat investasi modal dari keluarga Pak Abraham lagi. Dan jika sampai itu terjadi, yang ada perusahaan Papah akan diambang kebangkrutan, Mah," lanjut Harun.

"Aduh, Pah. Jika sampai perusahaan Papah bangkrut terus kita jadi miskin dong?"

Sembari menghela nafas lekaki paruh baya itu mengangguk pelan.

Seketika itu Nadia yang merasa semakin panik, langsung menggelengkan kepalanya. "Engak-enggak-enggak! Mamah gak mau miskin, Pah."

"Iya, Papah juga, Mah. Pokoknya sekarang kita harus cepat bisa menemukan Kania. Kalau tidak ... ah, entahlah, Mah. Papah pusing!" Dengan sangat kesal dan frustasi lelaki itu mengusap wajahnya kasar.

Lelaki paruh baya itu sungguh merasa sangat khawatir dan juga sekaligus takut jika pernikahan putrinya dengan anak sahabatnya itu akan batal. Ya, memang ini adalah kesalahan dirinya, karena dengan tanpa meminta persetujuan dari putri semata wayangnya itu, dia malah menjodohkannya dengan anak sahabat sekaligus relasi kerjanya yang sudah lama ia kenal sebagai keluarga yang sangat kaya raya dengan segala perusahaan yang dimiliki oleh keluar tersebut.

Sehingga dengan tanpa berpikir panjang lagi, lelaki berumur 49 tahunan itu langsung menerima usulan perjodohan dari adik kandungnya yang sekaligus istri dari sahabatnya tersebut.

Namun, diluar dugaan, ternyata anak gadisnya itu sudah mempunyai seorang kekasih. Sehingga tentu saja gadis tersebut menolak perjodohan itu. Akan tetapi kedua orang tuanya itu tetap saja memaksanya untuk menerima perjodohan ini. Hingga pada akhirnya terjadilah peristiwa ini. Di mana sehari menjelang hari pernikahan, anak gadisnya itu malah berhasil kabur dan melarikan diri entah ke mana.

Kini ia benar-benar merasa pusing tujuh keliling memikirkan semuanya. Bagaimana tidak? Apa bila sampai perjodohan ini gagal, yang ada pasti hubungan dua keluarga itu akan menjadi renggang dan bahkan keluarga Abraham itu bisa saja malah memusihinya.

Lalu sekarang ia bingung apa yang harus ia lakukan agar bisa menyelamatkan perjodohan itu. Dengan wajah yang pucat pasi, rahangnya juga mengeras, lelaki itu terlihat sangat tegang.

Sang istri yang melihat kegelisahan itu langsung mengusap punggungnya berusaha untuk menenangkan pria tersebut. "Tenang dulu, Pah! Sekarang kita harus bisa berpikiran dingin agar bisa menemukan solusi untuk masalah ini!" ucapnya.

"Ah, ya benar Mah? Sambil menunggu anak buah kita bisa menemukan Kania. Sesui apa yang aku katakan tadi sementara ini kita harus cari pengantin pengganti. Jadi Mama setuju, 'kan dengan usulan Papah tadi?" ujar Harun dengan gusar memikirkan rencananya yang sempat terlintas di benaknya tadi.

Wanita paruh baya itu mengangguk mantap sangat setuju dengan ide suaminya itu. Karena hanya inilah satu-satunya solusi agar mereka bisa menyelamatkan pernikahan putrinya besok.

Kemudian sambil menghela nafas Harun mengusir semua pelayan itu. "Sudah-sudah sebaiknya kalian semua bubar sekarang!" bentaknya.

"Ya, baik, Tuan. Permisi!" Dengan satu per satu semua para pekerja itu pun pergi meninggalkan ruang tersebut.

Namun, ketika melihat Tiana yang sedang bergerak ingin meninggalkan tempat itu juga. Lelaki paruh baya itu langsung berseru.

"Tunggu Tiana. Kamu tetap di sini!"

Degg!

Seketika itu jantung Tiana langsung berdetak kencang. Badanya kini seakan membeku dan sangat kaku untuk digerakan. Sungguh ia merasa deg-degan dan takut jika kedua majikannya itu masih ingin tetap menyuruhnya menjadi pengantin pengganti putrinya besok.

Sembari menelan ludahnya kasar, dengan sangat pelan gadis itu membalikkan badan menghadap ke arah sang majikan yang masih berdiri berjejer di tempatnya.

Lalu dengan wajah yang terlihat sangat tegang dan sangar, kedua paruh baya itu menatap tajam ke arah gadis tersebut.

"Jadi begini Tiana. Karena kamu tidak bisa bekerja dengan benar, sehingga membuat Kania bisa kabur dari sini. Maka sebagai hukumannya adalah ... kamu harus bersedia untuk menjadi penggantinya," ujar Nadia.

"Ja-jadi mak-maksud, Nyonya?" Dengan mengerutkan kedua alisnya, Tiana sungguh merasa sangat syok.

"Ya, kamu harus menjadi pengantin pengganti Kania!"

JEDDERR!

Bagai tersambar petir di siang bolong. Tiana benar-benar tidak percaya dengan semua kejadian ini.

"A-apaa?! Pe-pengantin pengganti?" pekik Tiana.

Terpopuler

Comments

sweet❤️

sweet❤️

Menjadi pengganti

2023-07-01

1

Nurasiah Marpaung

Nurasiah Marpaung

kasihan Tiana kabur aja

2023-06-03

2

Vincar

Vincar

pasti tangannya gemetaran...

2023-05-05

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!