Sang Pengantin Palsu

Sang Pengantin Palsu

Hilangnya Sang Anak Majikan

Karena dianggap telah melakukan kesalahan yang sangat fatal dalam bekerja, Tiana Putri dituntut untuk menjadi pengantin pengganti anak majikannya yang hilang.

Lalu, apakah dia akan setuju?

Atau malah akan menolaknya?

Yuk ikuti kisahnya di sini!

***

Di rumah bernuansa putih-putih, yang terlihat mewah dan megah. Tepatnya di ruang tamu, tampaklah para pelayan, supir dan tukang kebun sedang berkumpul. Dengan perasaaan bersalah kini mereka berdiri berjejer sambil menunduk ketakutan tidak berani menatap ke arah sang majikan.

Bagaikan para kawanan penjahat yang siap untuk diinterogasi oleh polisi. Semuanya orang itu hanya diam membisu tak ada yang berani mengeluarkan suaranya sepatah katapun.

Sementata sang majikan itu, saat ini berdiri di hadapan mereka dengan raut wajah yang sangat menyeramkan. Terlihat jelas kalau pria paruh baya itu sedang marah besar.

Bagaimana pria itu tak marah? Sebab, tidak ada satupun pelayan, supir, satpam, maupun tukang kebun yang bisa menjaga anak semata wayangnya itu dengan baik. Karena anak gadisnya yang akan mereka nikahan besok, kini malah telah hilang pergi melarikan diri dari rumah tersebut.

Tentu saja Harun dan Nadia merasa sangat syok dan juga marah, ketika mengetahui bahwa anak gadis mereka satu-satunya sudah tidak berada di rumah itu lagi.

"Selama ini apa saja kerjaan kalian, hah? Bagaimana bisa Kania sampai bisa melarikan diri? Sedangkan kalian menjaganya beramai-ramai?" pekik Harun, sang majikan merasa sangat geram. "Bukankah aku menyuruh kalian untuk selalu mengawasinya dengan ketat selama 24 jam?"

"Ma-maafkan sa-saya, Tuan! Ini semua adalah salah saya. Karena saya yang lalai, sehingga saya tidak bisa menjaganya dengan baik," ucap Tiana, salah satu pelayan yang ditugaskan untuk menjaga Kania. Denga terbata gadis itu berusaha memberanikan diri untuk menjelaskan.

"Oh, jadi semua ini karena kamu?" Dengan tatapan tajam, lelaki paruh baya itu berjalan mendekati Tiana.

Sehingga membuat gadis yang baru saja bekerja beberapa bulan di rumah itu merasa sangat ketakutan.

"Coba jelaskan padaku! Bagaimana, bisa Kania bisa lolos dari penjagaanmu?"

"Ja-jadi begini, Tuan. Ketika saya sedang berada di kamar mandi, Non Kania malah mengunci saya dari luar, Tuan. Dan di saat itulah mungkin si Non Kania kabur," lanjut Tiana mulai menceritakan bagaimana kronologis kejadian itu.

"Lalu waktu si Tiana sedang terkurung di kamar mandi, yang lainnya pada ke mana, huh?" cercar Harun menatap tajam ke arah semua orang-orang yang sedang berada di sana. "Dan, kamu Pak Satpam, bukannya kamu sedang berjaga di depan?"

Seketika itu wajah Pak Satpam langsung terlihat pucat, ia merasa sangat gugup dan juga ketakutan. "Maafkan saya, Tuan. Mungkin waktu Non Kania keluar dari sini, saya sedang berada di toilet, Tuan," jawabnya.

"Argh ... dasar bodoh kalian semua! Untuk menjaga Kania saja kalian tidak bisa!" Sambil mengggertakkan gigi, tangan Harun mengepal dengan sangat kuat. Ingin sekali ia menghajar semua pegawai nya itu. Namun dengan cepat sang istri langsung menghampirinya.

"Aduh ... yang sabar, Pah! Sudah-sudah jangan marah-marah lagi, ya? Ingat dengan penyakit jantung, Papah!" sergah Nadia. Sembari meraih tangan pria itu, ia pun mengusap-usap lengannya dengan lembut, berusaha untuk meredakan emosi suaminya.

"Bagaimana, Papah gak emosi sih, Mah! Kania tidak ada sekarang, terus besok kita harus bagaimana?" sahut Harun cemas.

"Iya Mamah juga gak tau. Mamah juga bingung? Kenapa si Kania malah pakai kabur segala sih?" ujar Nadia gusar. Wanita paruh baya yang sedang berdiri di sebelah suaminya itu terlihat sangat panik dan juga kebingungan.

"Ini semua gara-gara kamu yang gak becus jagain Kania. Sehingga Kania bisa sampai kabur dari sini!" bentak Nadia melotot kesal pada Tiana.

"Ma-maaf, 'kan sa-saya, Nyonya!" ucap Tiana menunduk ketakutan.

Lalu dengan penuh amarah lelaki itu menatap ke arah Tiana. "Baiklah, karena ini semua gara-gara kamu, maka kamulah harus bertanggung jawab!"

"Ba-baik, Tuan. Sa-saya akan bertanggung jawab. Saya bersedia mendapat hukuman apa saja. Asal tolong jangan pecat saya dari sini, Tuan! Karena saya sangat membutuhkan pekerjaan ini, Tuan! Saya mohon jangan pecat saya!"

Dengan sangat memelas gadis itu memohon agar tidak dipecat dari pekerjaan itu.

"Ok, kalau begitu, kamu yang akan menggantikan Kania besok!"

Degg!

"Mak-maksud, Tuan?" Dengan wajah yang terlihat sangat syok, gadis berlesung pipi itu menatap sang majikan dengan kebingungan.

"Ya kamu harus menjadi pengantin pengganti untuk Kania besok!"

JEDDERR!

"Pe-pengantin pengganti?"

Terpopuler

Comments

Wawan

Wawan

Hadir ... ✍️

2023-08-21

0

manisnya kamu 😘❤️

manisnya kamu 😘❤️

Ceritanya bagus banget ; baru pertama baca aku udah suka banget
Semangat thor

2023-07-01

1

Rina_Ibnu_Hajar

Rina_Ibnu_Hajar

jodoh oh jodoh

2023-06-30

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!