Perhatian Kecil

Dinar membuka matanya begitu merasa ada yang membangunkan dirinya. Ketika matanya terbuka sempurna, ia sontak bangun melihat sosok pria yang saat ia berdiri di depannya.

"Mas Kala," ucap Dinar kaget sekaligus senang lantaran pria itu ada di sana.

Tanpa mengatakan sepatah katapun, Kala memberikan kantong plastik bening pada Dinar berisi obat-obatan.

"Obat apa ini, mas?" tanya Dinar seraya mengambil kantong plastik tersebut.

"Aku tidak seburuk yang kau pikirkan. Bagaimanapun kau yang sudah menyelamatkan mama."

Dinar diam sejenak, mencoba mencerna apa yang di katakan oleh suaminya.

Jadi mas Kala tahu luka bekas operasi translasi ginjal aku ini sakit. Apa dia tidak benar-benar pergi tadi dan memperhatikan aku? Pikir Dinar dalam hati.

Dinar menunduk seraya mengulas senyum tipis, setelah pria itu mengatakan hal yang membuat hatinya pedih tersayat, pria itu kini justru malah menerbangkan nya. Tapi ia tidak boleh terlalu senang dulu, karena ia tidak tahu apakah setelah ini dia akan menjatuhkannya lagi.

Dinar melihat ada segelas air putih di depan wajahnya. Ia mendongakan kepalanya dan ternyata Kala yang memberikan itu.

"Ini minumnya," kata pria itu.

Alih-alih mengambil gelas air minumnya, Dinar justru malah menatap wajah pria yang ia cintai selama dua tahun ini tengah perhatian padanya.

"Cepat ambil, jika tidak aku akan menjatuhkannya lagi dan kau yang harus membersihkannya."

Dinar mengerjap sekali dan sadar jika ia tidak boleh mengetes kesabaran suaminya. Ia pun mengambil gelas air minum tersebut.

"Terima kasih, mas," ucap Dinar kemudian.

Dinar mengambil beberapa macam obat yang ada di dalam kantong plastik itu dan mulai meminumnya. Di dorong dengan air putih pemberian dari suaminya.

Setelah memastikan Dinar meminum obatnya, Kala memutuskan untuk pergi lagi.

"Mas .." Panggil Dinar menghentikan langkah suaminya. "Mau kemana?"

"Bukan urusanmu!" jawab pria itu kembali bersikap dingin.

"Aku pikir kamu beneran pergi untuk urusan lain, mas. Tapi ternyata kamu pergi beli obat untuk istrimu ini."

Kalimat Dinar mengurungkan niat Kala untuk melanjutkan langkahnya. Pria itu masih mematung di tengah-tengah ruangan.

"Terima kasih untuk perhatiannya, mas. Dan aku minta maaf soal sarapan tadi pagi. Aku benar-benar tidak tahu jika kamu membenci bau amis pada telur setengah matang. Aku janji tidak akan mengulanginya lagi dan akan lebih hati-hati dalam melayani kamu."

Dinar berharap suaminya membalikan badan dan tidak jadi pergi. Akan tetapi ia harus menerima kenyataan jika itu hanya sebatas harapan. Kala tetap pergi dari sana tanpa mengatakan sesuatu.

"Tak apa, aku tahu sebenarnya kamu orang baik, mas. Aku yakin suatu hari kamu akan menyadari jika aku tulus. Dan aku tidak salah pilih memilih orang yang pantas aku cintai. Aku harap kamu tidak terlambat menyadarinya, mas," ucap Dinar di akhiri dengan senyum getir.

Kala menjatuhkan dirinya di atas sofa depan televisi dengan hembusan napas berat. Ia sedikit kecewa lantaran Gyna membatalkan pertemuan hari ini. Ia berapa esok Gyna bisa di ajak ketemuan, karena jujur ia sudah terlalu rindu dengan wanita itu. Wanita yang sudah menemaninya selama hampir satu tahun sebelum kemudian ia harus menerima kenyataan dengan menikahi gadis yang sama sekali tidak ia kenal yang saat ini sudah menjadi istrinya.

_Bersambung_

Terpopuler

Comments

adiah diah

adiah diah

Sudah punya kekasih toh ternyata, jadi penasaran.

2023-04-19

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!